Mas Ubay masuk ke kamar ibu dangan mengendap-endap. Sebisa mungkin jangan sampai menimbulkan suara. Aku yang melihatnya ikut merasa tegang. Rencana awal harus sukses tanpa ada hambatan.
Kini mas Ubay sudah tak terlihat olehku. Dia sudah masuk dan mungkin mulai mencari kunci yang disimpan. Aku celingukan memastikan keadaan tetap aman. Dari arah kamar mandi belum terdengar ada suara guyuran air. Sepertinya ibu masih sibuk dengan pakaian sehingga belum memulai untuk membasahi badannya dengan air.
“Semoga saja mas Ubay berhasil menemukan kunci itu sebelum ibu selesai mandi. Beliau saja sepertinya belum memulainya. Ya, pasti rencana ini berhasil.”
Aku bergumam dan sangat berharap semua terjadi sesuai harapan.
Byur! Byur! Byur!
Ibu sudah mulai sibuk mengguyur air. Artinya waktu semakin singkat. Jantungku semakin berdegegup kencang. Aku pun mengintip mas Ubay di dalam kamar. Dia masih sibuk mencari kesana-kemari.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com