webnovel

Ia merasa Hidupnya Telah Berakhir

Ze Ai Zima memilih diam saja, membisu. Toh ia tidak bisa melawan keputusan Malaikat Gozel yang lebih kuat dan berkuasa darinya.

Lagian Ze Ai Zima kan bukan manusia setengah dewa yang hebat yang lahir dengan misi tertentu dan dikaruniai kekuatan istimewa. Ia hanyalah manusia setengah dewa tak diinginkan yang sama sekali tidak berguna dan tidak memiliki kekuatan seperti para manusia setengah dewa lainnya.

Satu-satunya kekuatannya selama ini adalah terlahir sebagai Puteri Pertama Kaisar.

Malaikat Gozel tersenyum manis kepada Ze Ai Zima, ia tahu apa yang Ze Ai Zima pikirkan.

"Begitulah yang terjadi kepada 7 orang yang akan kamu temui nanti, mereka adalah nenek moyangmu.

Misi mereka adalah membentuk pelangi yang mirip dengan pelangi King Lordest, atau bahkan lebih bagus jika mereka bisa. Namun sudah 499 tahun berlalu, pelangi mereka selalu saja kacau dan lebih buruk dari pelangi King Lordest. Mereka benar-benar tidak tau seperti apa King Lordest membuat pelanginya"

"Lalu apa misiku?"

Malaikat Gozel kembali tersenyum manis, membuat hati Ze Ai Zima berdesir curiga kalau ada udang dibalik batu.

"Misi mu adalah misi yang paling mudah" katanya dengan lembut "Berhentilah berpaling dari King Lordest, pulanglah, kamu adalah kepunyaannya"

Ze Ai Zima memalingkan wajahnya, itu adalah misi yang tak akan pernah bisa ia selesaikan. Kedengarannya memang mudah semudah membalikkan telapak tangan, tapi faktanya hal itu sulit sesulit memasukkan unta kedalam lubang jarum.

Ini sama halnya dengan menjebak!

"Apakah kamu sudah siap?" tanya Malaikat Gozel

"Jika aku mengatakan tidak, apakah kamu akan melepaskanku?" sahut Ze Ai Zima dengan ketus.

Malaikat Gozel tetap tersenyum, seakan tidak sayang membuang-buang senyuman indah itu untuk Ze Ai Zima.

"Tutup matamu!"

Ze Ai Zima menggeleng tegas.

"Baiklah kalau begitu, ini pilihanmu!" Malaikat Gozel menjawab dengan tenang, membuat Ze Ai Zima jadi khawatir, apa yang akan Malaikat Gozel lakukan padanya.

Ternyata Malaikat Gozel hanya memandang dinding disebelah kanan Ze Ai Zima.

Ze Ai Zima mengikuti pandangannya.

Ternyata dinding kabut putih itu berubah menjadi tornado dengan putaran yang sangat laju hingga membuat kepala Ze Ai Zima tiba-tiba pusing.

Penglihatannya ikut kabur dan berputar bersama tornado itu, semakin lama semakin laju putarannya hingga kepalanya ingin meledak.

Ze Ai Zima merasa dirinya disedot oleh tornado itu. Secara tiba-tiba, kulitnya terasa terlepas dari ujung kaki hingga ujung rambut. Seluruh organ dan rangka tubuhnya terasa terpelanting kemana-mana.

Ia merasa dirinya berputar dalam kecepatan yang sangat tinggi, tubuhnya terasa diblender, tercabik-cabik terlepas kesana kemari hingga lenyap menjadi debu yang bertebaran diudara. Ia merasa dirinya sudah menyebar menjadi awan-awan yang akan menjatuhkan hujan, terpisah-pisah jauh menjadi atom yang melayang-layang dan tak terlihat.

Ia merasa hidupnya telah berakhir.

Next chapter