webnovel

PPL Story

Pertemuan Visya dan Adit ketika PPL ternyata membuat keduanya terjebak dalam hubungan rumit yang berkepanjangan. Mereka bertemu dan mulai mengenal satu sama lain ketika harus menjadi satu tim PPL di SMP Nusa Bakthi. Bahkan hubungan mereka tampak sangat dekat. Intensitas pertemuan setiap hari di sekolah itulah yang menjadikan mereka sangat dekat. Hal tersebut tentu saja disadari oleh teman-teman setim mereka. Awalnya Visya merasa biasa saja dan menganggap Adit sebagai rekan setimnya, namun perlahan seiring berjalannnya waktu Visya pun sedikit baper pada Adit. Tentu saja karena Adit yang kelewat perhatian pada Visya. Wajar kalau Visya jadi baper. Disatu sisi, awalnya Reynan hanya ingin bermain-main dengan Visya. Tetapi dia justru yang jatuh cinta pada Visya. Adit akhirnya ingin mengakhiri acara main-mainnya dan ingin serius pada Visya. Waktu itu, ketika PPL hampir berakhir, Visya izin selama seminggu karena harus mengikuti pekan ilmah mahasiswa nasional. Kebetulan Visya dan timnya menjadi salah satu perwakilan kampus. Oleh karena itu Visya izin. Selama Visya izin, banyak hal yang terjadi. Akankah Visya dan Adit bersatu? Visya yakin jika Adit memang takdirnya maka entah bagaimapun ia pasti akan kembali, begitu pula sebaliknya.

Indah_Sari_2781 · Teen
Not enough ratings
3 Chs

Berjalan Begitu Cepat

Tak terasa sudah di penghujung semester enam dan hari ini nilai kami sudah bisa diakses di web kampus. Alhamdulillah, nilaiku tidak mengecewakan. Ternyata memang benar kata pepatah jika usaha tak akan menghianati hasil. Karena hari ini nilainya sudah keluar maka libur panjang sudah di depan mata. Tetapi bagi kami yang sekarang semester tujuh tak ada lagi yang namanya liburan panjang. Kami hanya memiliki waktu dua minggu untuk liburan karena di semester tujuh kami akan melaksanakan PPL tepat di tengah liburan. Meski begitu, masih untung ada waktu untuk liburan di mana liburan itu banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk pulang kampung. Begitu pula denganku, sore nanti rencananya aku mau pulang ke rumah. Jarak kampus ke rumahku cukup jauh dan memakan waktu dua jam perjalanan.

Pagi sampai siang ini aku memang sudah ada janji jadi baru sempat pulang sore harinya. Nini juga bilang dia akan pulang siang nanti, jadi memang hampir semua orang pulang kampung. Aku segera menyelesaikan urusanku dan setelahnya bersiap-siap pulang. Kebetulan teman satu indekosku juga akan pulang semuanya jadi kemungkinan indekosku akan sepi karena hanya ada bapak dan ibu kos saja. Sekitar pukul 14.00 aku baru kembali ke indekos. Aku segera packing dan mandi setelahnya kemudian salat ashar sekalian. Rencananya aku nanti akan naik bus jadi setelah siap aku memesan ojek online untuk mengantarku ke terminal. Jarak terminalnya memang agak jauh jadi akan lebih efesien jika naik ojek online. Tak lama ojek pesananku menghubungiku.

"Halo dengan Mbak Visya?"

"Iya Mas,"

"Saya sudah di depan masjid Mbak, Mbak Visya bisa ke sini sekarang?"

"Oh iya Mas, saya jalan ke sana. Ditunggu ya!"

Telepon di tutup, aku pun bergegas ke masjid. Ternyata mas drivernya sudah menunggu. Aku pun menyapa Masnya dan segera naik ke motor karena memang harus buru-buru mengejar bus. Mas driver memberikan helm kepadaku dan aku langsung memakainya.

Sepanjang perjalanan, mas driver mengajakku ngobrol. Masnya sangat ramah dan baik jadi aku cukup merasa nyaman sepanjang perjalanan ke terminal.

"Oh Mas dari jurusan teknik. Wah, hebat ya bisa sambil kerja."

"Ah enggak Mbak, ya itung-itung buat tambahan biaya hidup Mbak. Kalau Mbak jurusan apa?"

"Oh saya dari jurusan bahasa dan sastra Indonesia Mas,"

"Wah, saya juga punya teman Mbak mungkin Mbak Kenal, namanya Amril."

"Oh iya saya tahu mas, Cuma kami beda rombel."

Banyak hal yang kami bicarakan, sampai-sampai tak terasa kami sudah sampai di terminal. Mas driver bahkan mengantarku sampai ke depan bus yang akan membawaku pulang.

"Makasih ya Mas, sudah mengantar saya."

"Iya Mbak sama-sama, hati-hati!"

"Iya Mas, hati-hati juga di jalan. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Aku pun masuk ke dalam bus dan duduk di dekat jendela. Aku masih melihat mas driver melambaikan tangan ke arahku. Aku pun menganggukkan kepala untuk membalasnya. Tak lama bus pun melaju meninggalkan terminal dan aku pun melihat mas driver yang masih menatap bus yang membawaku sampai aku tak bisa melihatnya lagi. Menemukan kenalan baru yang langsung klop, ibarat mencari halaman buku yang halamannya telah hilang. Susah-susah gampang.

Sepanjang perjalanan, ada beberapa pengamen yang menghibur kami semua. Sudah lama rasanya aku tak merasakan hal ini, ya semenjak aku memilih pulang dan pergi mengendarai sepeda motor. Karena beberapa waktu itu sedang banyak kegiatan jadi lebih efesien jika mengendarai motor. Tiba-tiba ada pesan masuk yang ternyata dari Nini. Dia bilang sudah sampai rumah dan menanyakan padaku apa aku sudah sampai rumah. Kami berbalas pesan beberapa saat, kemudian aku lebih memilih membaca novel online di ponselku. Aku menikmati bacaanku dan bahkan terlarut dalam cerita. Aku tersadar ketika ponselku bergetar, di layar tertulis "Ayah Calling". Aku segera menggeser tombol berwarna hijau kemudian menjawabnya. Ayah menanyakan lokasiku karena nanti ayah yang akan menjemputku.

"Oh ya sudah, nanti kalau sudah dekat kabari ayah ya!"

���Iya Yah, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tiga puluh menit kemudian, aku sampai di terminal kotaku. Aku pun memberikan kabar kepda ayah kalau aku sudah di terminal. Aku menunggu ayah di ruang tunggu sembari membalas beberapa pesan. Salah satunya dari Adit teman satu tim PPLku. Tetapi kenapa dia mengirimiku pesan, padahal kami sudah memiliki grup jadi kalau ada informasi pasti akan dibagikan di grup. Aku membaca pesan Adit, aku sempat ragu untuk membalasnya karena aneh saja tiba-tiba dia menanyakan keberadaanku. Lalu akhirnya aku membalas dan memberitahu dia kalau aku sedang pulang. Lalu aku menanyakan padanya ada apa tapi dia hanya bilang tidak ada apa-apa. Jawaban yang ambigu, jadi setelahnya aku tak membalas pesannya begitu pula dengannya.

Ternyata ayah sudah sampai, aku menghampiri beliau dan menyalaminya. Ayah langsung mengajakku pulang ke rumah karena sebentar lagi adzan magrib. Kami tiba di rumah tepat saat adzan magrib, jadi aku dan keluargaku segera menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim. Setelahnya salat kami pun berkumpul di meja makan untuk makan malam. Suasana seperti ini jujur sangat kurindukan. Kehangatan keluarga, kepedulian, bahkan kerinduan kami dapat tersalurkan. Aku sangat merindukan mereka yang saat ini ada di dekatku. Setelah makan malam, aku pun beranjak ke kamar untuk beristirahat. Lalu mandi sebelum melaksanakan salat isya. Selepas isya aku bergabung dengan keluargaku dan menghabiskan waktu bersama sampai pukul 22.00. Baru setelah itu aku kembali ke kamar untuk tidur, namun sebelum tidur aku mengecek ponsel dan mendapati pesan dari Adit yang mengucapkan selamat malam. Tetapi aku hanya membacanya karena menurutku kami belum sedekat itu. Mungkin belum dekat, jadi sementara waktu hanya sebatas ini saja pikirku. Lalu aku pun bersiap untuk tidur, semoga diwaktu yang terbatas ini dapat mengisi daya sampai penuh sebelum kembali ke kampus.