webnovel

Mimisan

Sudah sebulan Andrew selalu duduk di coffee shop mengamati Chloe untuk mengobati kerinduannya pada gadis itu. Tapi dia hanya duduk sambil minum kopi dan diam-diam pergi tidak berani menyapa. Dia tidak pernah duduk di tempat yang sama untuk menghindari di kenal oleh pegawai yang lain, terlebih lagi dia tau bos dan barista bule adalah teman dekat Chloe, karna kedekatan mereka dulu dia sering merasa cemburu.

Namun semakin dia mengamati gadis itu semakin serakah dia rasa. Keinginanya untuk menyapa dan memeluknya makin kuat dia rasakan.

Siang ini dia bertekad untuk menyapa gadis itu, rasa rindunya mengalahkan akal sehatnya.

Andrew sengaja duduk di dekat meja barista, dia sudah mengamati jadwal kerja Chloe, dan hari ini dia giliran kerja siang.

Dan benar, baru saja dia duduk Chloe sudah memasuki toko dengan rambut ekor kudanya. Seakan waktu selama beberapa tahun tidak pernah berganti, gadis itu masih tampak seperti tiga tahun yang lalu.

Setelah memasuki toko Chloe langsung naik ke lantai dua, beberapa saat kemudian dia turun dengan memakai seragam kerjanya dan berjalan ke meja barista. Gadis itu melintasi mejanya, dia tidak menyadari ke hadirannya.

Dani salah satu teman Chloe yang baru kerja beberapa bulan yang lalu memperhatikan Andrew yang terus menatap Chloe. Dia mengantar pesanan ke meja barista dan berbisik

"Chloe ada pengagum rahasia yang memperhatikanmu"

Chloe mengangkat kepalanya mengikuti petunjuk Dani dan ketika melihat pengagum itu matanya terpaku.

Tiba-tiba Chloe merasa di liputi kemarahan, kekecewaan dan sakit hati. Refleks dia langsung melompati meja barista dalam sekali lompatan dan berjalan menghampiri meja tempat pria penggemar itu duduk. Chloe mengepalkan tangannya dan tanpa peringatan dia mengirimkan sebuah pukulan ke wajah tampan pria itu.

Bibir pria itu pecah, dia menatap gadis mungil itu dengan mata penuh penyesalan

"maaf" ujarnya pelan

"kamu pikir maaf saja cukup ? aku butuh penjelasan" geram Chloe

"sweetty tenang" Willy menahan tangan Chloe yang siap melayang

"kamu keluar dari toko kami dan jangan pernah datang lagi" tiba-tiba Stefan sudah berdiri di samping Chloe dan mengambil tangannya yang lain.

Andrew melihat kedua tangan Chloe yang di genggam oleh dua pria tampan dan merasa tidak senang mereka terlalu protektif tapi sekilas dia melihat kilatan cincin di jari manis Chloe "C...kamu sudah menikah ?"

"ya" jawab Stefan tegas "sekarang kamu pergi dan jangan ganggu Chloe kami lagi" suara Stefan dingin penuh kepemilikan.

"kamu menikahi salah satu dari mereka ?" tanya Andrew kecewa "jadi kecurigaanku benar, kamu pasti memiliki hubungan spesial dengan salah satu dari mereka" lanjut Andrew dengan getir, lalu dia melangkah pergi

"tunggu jangan pergi, aku butuh penjelasan" Chloe meronta dari genggaman kedua pria itu "Stefan, Willy lepaskan aku" tapi kedua pria itu tidak melepaskan tangan Chloe

Dengan langkah pelan dan wajah jatuh Andre melangkah keluar dari toko

"tunggu...Andrew jangan pergi.....aku butuh penjelasan" Chloe berteriak menahan kepergian Andrew "kalian lepaskan aku"

Mendengar teriakan Chloe hati Andrew terasa sakit tapi dia tetap melangkah keluar dari toko.

"jelaskan apa yang kalian sembunyikan dariku ?" Chloe tau ada sesuatu yang salah, itulah alasan mereka mengusir Andrew.

"ayo kita ke atas" Stefan menarik Chloe ke lantai dua.

🍒🍒🍒🍒🍒

Andrew duduk tak bergeming di balik kemudi 'Chloe sudah menikah, dia sudah menjadi milik orang lain' hati Andrew terasa sakit seperti di iris dengan pisau, dia merasa sedih kecewa dan ada rasa cemburu. Chloe, gadis mungil itu sudah menikah dan yang dia nikahi adalah pria yang selalu dia bilang sahabat. Jadi apkah Chloe sudah memupuk perasaan ini ketika mereka masih bertunangan ?

Bayangan Stefan dan Willy yang menggenggam erat tangan Chloe kembali terlintas di benaknya. Hatinya terasa sakit siapa sebenarnya yang berkhianat lebih dulu ?

Andrew mencibir sepertinya dia yang harus meminta penjelasan dari gadis itu. Tentang pernikahannya dengan Felicia apa lagi yang perlu di jelaskan, Chloe sudah tau kebenarannya tiga tahun lalu.

Chloe duduk dengan cemberut

"sekarang jelaskan !"

Stefan menghela napas, dia tidak tau dari mana harus memulai dan takut dengan reaksi ekstrim Chloe.

"Stefan kamu punya waktu lima menit untuk bicara kalau tidak aku akan pergi mencari Andrew"

Stefan meringis "apa bagusnya bajingan itu, untuk apa lagi kamu mencarinya ?"

"aku hanya ingin tau apa yang terjadi tiga tahun terakhir, kenapa bukan dia yang menikah denganku ? apa alasannya memutuskan pertunangan" Chloe berkata dengan suram

"C.....apa kamu masih mencintainya ?" Stefan menatap mata Chloe dan melihat ada keterkejutan.

"aku..." Chloe ragu-ragu, pertanyaan Stefan menganggunya

Selama beberapa waktu setelah dia kehilangan ingatannya dia berusaha mencari kebenaran tentang hubungannya dengan Andrew, dia pikir itu dia lakukan karna dia masih mencintai Andrew, tapi tadi ketika dia melihat Andrew berdiri di depannya yang dia rasakan adalan kemarahan, kekecewaan dan sakit hati yang dalam, bahkan dia tidak segan-segan meninju wajah tampan Andrew. Jadi apakah dia masih mencintai Andrew ?

"itu tidak penting, aku hanya butuh penjelasan apa yang terjadi dalam hubungan kami" Chloe kembali menatap Stefan

"tentu saja perasaanmu penting, karna itu akan mempengaruhi sikapmu saat aku menjelaskan kebenarannya" Stefan tidak mau menyerah

Chloe mendengus "oke...oke....aku harus jujur, aku tidak tau apa aku masih mencintainya, tapi yang jelas.....tadi ketika melihat wajahnya aku merasa marah dan ingin menghajarnya"

Mendengar jawaban Chloe, Stefan tersenyum puas "baik...aku akan memberitahumu kebenarannya" Stefan duduk di depan Chloe dan menarik napas "tiba-tiba kamu memutuskan pertunangan dan sebulan setelah itu mantan tunanganmu menikah dengan perempuan lain" jelas Stefan dengan singkat dan padat

"apa ?.....aku yang memutuskan pertunangan ? tidak mungkin" Chloe meragukan penjelasan Stefan "apa alasanku melakukan itu ? hubungan kami baik-baik saja" Chloe ingat betul bahwa selama pertunangan dia tidak pernah berselisih dengan Andrew yang mengarah pada batalnya pertunangan, pasti ada yang salah "apa kamu yakin dengan penjelasanmu ?" Chloe kembali menatap Stefan dengan ragu-ragu. Stefan mengangkat bahunya

"kamu tidak pernah mengatakan kepada kami alasanmu, tapi melihat dari sikap mantanmu yang tiba-tiba menikah dengan perempuan lain dan sikapmu yang bodoh karna tidak bisa menerimanya, kami menarik kesimpulan bahwa mantan tunangan brengsekmu pasti mengkhianatimu"

Chloe memicingkan matanya "apa maksudmu dengan sikapku yang bodoh ? apa yang aku lakukan ? tidak mungkin kalau aku mencoba bunuh diri kan ?..."

Stefan mendesah "yah....itu yang kamu lakukan"

"booo....ho....ho.....tidak mungkin aku sebodoh itu" Chloe tersenyum mengejek, hello dia orang yang optimis dan selalu menganggap kepahitan dalam hidup itu seperti kopi ekspreso, pahit di lidah tapi setelahnya akan meninggalkan aroma yang menyenangkan, dan barusah Stefan mengatakan dia bunuh diri karna patah hati, mustahil.

"dan..." Stefan melanjutkan "setelah gagal bunuh diri kamu berubah, kamu kehilangan jiwamu, kamu hidup kayak zombie"

"jadi itu alasan kalian menyembunyikan kebenaran ini setelah aku amnesia ? takut kalau aku akan menjadi zombie ?"

Stefan mengangguk tanda setuju, Chloe mencibir.

"kalian konyol, sudah lupakan apa gunanya mengungkit batalnya pertunangan toh kami masing-masing sekarang sudah menikah, meski pernikahanku dengan sepupu mesummu cuma pura-pura" lalu Chloe berdiri dan berjalan keluar dari kantor Stefan.

Stefan tertegun dengan reaksi santai Chloe, andai merekamtau kalau reaksinya akan sesantai ini tentu mereka tidak akan susah-susah menyembunyikan kebenaran, tapi kalau dia tidak merasa kepahitan kenapa dia mengalami amnesia, di tambah lagi dia cuma melupakan memori di tahun yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Hah.....biarkan saja, kami tinggal melihat bagaimana kelanjutannya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Selama sebulan terakhir Chloe sudah mulai terbiasa tidur dengan Marco dan Marco menepati janjinya untuk tidak lagi mencuri ciuman darinya saat tidur, lalu bagaimana dengan saat tidak tidur ? tentu saja Marco kadangkala menipunya untuk memaksa meminta ciuman darinya, tapi entah mengapa Chloe mulai tidak lagi merasa keberatan tiap kali Marco menipunya.

Malam ini setelah sampai di rumah Chloe langsung naik ke kamarnya dan mandi. Setelah semua drama tadi siang dia merasa capek. Selesai mandi Chloe duduk di sofa berniat untuk bermain dengan ponselnya tapi setelah mengobrak abrik kamar dia tidak menemukannya, dia melanjutkan dengan mencari di lantai bawah dan benda sialan itu tetap tidak di temukan. Jadi Chloe memutuskan ponsel Marco untuk menelpon nomornya guna mencari keberadaan ponselnya.

Marco baru mematikan shower dan meraba-raba tempat handuk tapi tidak menemukannya. Marco menghela napas, dia baru ingat tadi pagi dia memasukkan handuknya di mesin cuci dan lupa mengambil handuk baru di lemari. Dengan badan basah dan rambut yang masih meneteskan air meski dia sudah mengibaskannya, dia keluar dari kamar mandi, berjalan dengan hati-hati agar tidak terpeleset karna air masih menetes dari badannya menuju ke lemari di seberang kamar mandi. Tapi saat dia baru setengah jalan menuju lemari tiba-tiba pintu kamarnya terbuka bersamaan dengan suara Chloe memanggil namanya

"Marco....." Suara itu langsung teputus. Marco berhenti di tempatnya terkejut.

Mungkin karna sudah mulai menjadi kebiasaan Chloe masuk ke kamar suaminya tanpa mengetuk pintu. Tapi sekarang dia benar-benar syok dengan apa yang di lihat oleh mata bulatnya. Suaranya saat memanggil suaminya terhenti di gantikan oleh tatapan kagetnya. Saat dia membuka pintu dia melihat Marco yang telanjang bulat dengan badan basah berdiri di depannya memamerkan tubuh gagahnya yang tepahat sempurna, kotak-kotakmdi perutnya membuatnya meneteskan air liur, dan beberapa cm dari perutnya membuatnya kehabisan kata-kata. Matanya terpaku di tubuh telanjang mengiurkan di depannya, seperti terhipnotis dia tidak bisa mengalihkan pandangannya, sampai dia merasakan ada cairan keluar dari hidungnya dan saat dia mengelapnya dengan sembarangan suaminya melangkah maju dan bertanya dengan panik

"sayang kamu mimisan"

Note dari penulis : Maaf kalau sering terlambat update. Mohon sabar ya untuk para pembaca yang budiman karna untuk menjaga cerita agar tetap menarik, jadi biasa agak lama mencari inspirasi dan menuangkannya dalam tulisan. ☺☺

jadi mohon kesabarannya ya. Salam dari penulis 😘