webnovel

Dalam Mimpimu

APA ?????

Chloe menundukkan kepalanya dan melihat punggung tangannya yang merah, dia mengangkat kepalanya lagi dan mimisannya bukannya berhenti tapi makin banyak yang keluar, karna kini penyebab mimisannya ada tepat di depan matanya.

"brengsek...pergi pakai sesuatu untuk menutup badanmu" Chloe berusaha mendorong suaminya, tapi pria itu tidak bergeming bahkan dengan panik dia memegang erat dagu Chloe.

"biarkan aku membantumu" katanya.

Chloe berteriak dengan gusar "kalau mau membantuku kenakan bajumu"

Marco tertegun dia sepertinya baru sadar kalau dia telanjang lalu senyum jahat muncul di bibirnya

"jadi aku yang membuatmu mimisan ?"

Chloe memutar bola matanya sambil terus mengelap hidungnya yang terus meneteskan darah.

"pergi pakai bajumu sebelum aku mati kehabisan darah" usir Chloe sekali lagi

Tapi tampaknya pria jahat itu tidak mendengarkannya dia malah tersenyum dan memeluknya.

"kamu sangat menggemaskan" katanya

"menggemaskan kakimu" Chloe merasa makin sebal "tuan tampan tolong kenakan bajumu" Nada Chloe memelas, hampir menangis

Marco terbahak "ha.....ha...ha....oke...oke, tapi beri aku ciuman dulu"

Chloe terpana "kamu betul betul kapitalis najis, selalu mengambil keuntungan dalam kesengsaraan orang lain"

"kesengsaraanmu tepatnya, dan hanya mengambil keuntungan darimu" seringai jahat muncul di bibirnya.

"apa kamu tidak merasa jijik dengan darah yang menetes di hidungku ?" Chloe benar-benar tidak habis pikir apa isi kepala manusia ini.

"tidak, itu justru membuatmu makin seksi" Chloe makin terpana dengan jawaban suaminya, dan dia mulai berhalusinasi ada taring panjang yang muncul di antara giginya.

"dasar orang gila"

Chloe mendorongnya dan mengabaikannya, kali ini Marco melepaskan pelukannya dan mengambil handuk di lemari. Dia melilitkan handuk di pinggangnya dan berjalan kembali ke kamar mandi mengambil pengering rambut.

Chloe duduk di sofa sambil menyumbat hidungnya dengan tisu. Marco berjalan di depannya, mencolokkan pengering rambut pada terminal di samping tempat tidur dan mulai mengeringkan rambutnya. Chloe menatap badan setengah telanjang suaminya dan hidungnya kembali mimisan.

"Marco brengsek apa maksudmu melakukan ini ?"

Marco memasang tampang tak bersalah "apa ? bukankah kamu bilang untuk menutup badanku ? atau kamu lebih suka aku membukanya saja ?" tangannya sudah mencengkeram handuk, bersiap untuk menariknya. Chloe segera melompat dari sofa tempatnya duduk

"tidak....tidak....jangan lakukan itu, sudah ! aku mau tidur"

Chloe naik ke tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut, tisu masih menyumbat hidungnya.

Beberapa menit kemudian Marco mengganti handuknya dengan boxer lalu menyusul istrinya naik ke tempat tidur, dia membuka selimut dan berbaring di belakang istrinya sambil memeluk pinggangnya.

Chloe memejamkan matanya dan merasa detak jantungnya yang semula sudah stabil mulai menjadi gila saat dia merasakan tangan suaminya di pinggangnya, tapi dia tidak berani membuat gerakan sekecil apa pun. Chloe bisa merasakan napas panas Marco menyembur lehernya, hal itu bukannya membantu malah membuat detak jantungnya makin berulah dan tubuhnya menjadi kaku. Tak lama kemudian secara perlahan dia mulai merasa ada benda keras yang menusuk pantatnya, wajah Chloe memerah dan dia merasa suhu kamar meningkat.

Tanpa berbalik dia berkata "Marco apa kamu tetap tidak memakai bajumu ?"

"ah..bagaimana kamu tau aku telanjang ?"

"aku bisa merasakannya, barangmu menusukku dan itu mengangguku"

"oh.....itu bukan salahku, dia lapar dan minta makan" jawab Marco acuh "abaikan saja dia"

"tidak bisakah kamu mengatasinya ?" Chloe merasa makin frustasi

"kamu mau membantuku ?" Chloe bisa merasakan jebakan dalam pertanyaan itu

"dalam mimpimu" jawabnya kasar aku tidak akan tertipu lagi

Marco medesah kecewa "yah....kalau begitu biarkan saja dia terus berdiri di situ"

"sudah diam aku mau tidur" Chloe berusaha mengabaikannya, tapi tetap tidak berhasil, benda itu benar-benar membuatnya tidak bisa tidur "Marco tolong atasi barangmu"

"aku tidak bisa melakukannya sendiri, aku butuh bantuanmu"

"tidak bisa, aku sedang haid" Chloe membuat alasan yang tidak bisa di bantah

"tidak mungkin, aku tau jadwal haidmu" Chloe membuka matanya kaget

"bagaimana kamu bisa tau ?"

"aku melihat kalender haidmu di ponsel"

"apa ?" Chloe refleks membalikkan kepalanya dan mendapati wajah Marco tersenyum penuh kemenangan. Sial dia kena tipu lagi. Sebelum Chloe menyadari dan bereaksi bibir Marco sudah merampas bibirnya, tangannya memeluk pinggangnya semakin erat, dan membalik badannya.

Chloe mengutuk dirinya dalam hati, kenapa dia mudah sekali tertipu oleh jebakan pria mesum ini.

Ciuman Marco makin panas dan memabukkan membuat pikiran Chloe kosong. Akhirnya dengan pikiran kosong Chloe malah merespon ciuman itu, membuat Marco makin bersemangat.

Tangannya sudah menyusup ke dalam piyama istrinya dan membelai kulitnya dengan tangannya yang kasar, hal itu memberikan sensasi yang berbeda di kulit Chloe, mengirimkan getaran yang membuat tubuhnya merespon.

Ciuman Marco berpindah ke leher, gigitan-gigitan kecil yang di berikan Marco membuat Chloe mengerang pelan dan itu seakan menjadi lampu hijau baginya untuk melanjutkan sampai ke tahap akhir.

Setelah penantian yang panjang malam ini tubuh Chloe adalah miliknya dan dia yakin pelan-pelan hatinya juga akan menjadi miliknya. Marco merasa puas.

🍒🍒🍒🍒🍒

Andrew duduk di kamar hotel dengan wajah suram, tangannya masih memegang botol bir. Dia mengingat cincin yang melingkar di jari manis Chloe. 'Dia sudah menikah'.

Sudah setahun Andrew ingin menceraikan Felicia, dia tau pernikahan ini adalah kesalaham sejak awal, hatinya sudah menjadi milik Chloe, perjalanan cintanya dengan Chloe sangat sempurna dan mereka akan menikah setelah satu tahun bertunangan, tapi satu minggu sebelum pernikahan mereka Felicia memainkan trik untuk menjebaknya dalam perselingkuhan dan Chloe memergokinya. Dan kelanjutannya sudah bisa di tebak, Chloe membatalkan pertunangan orangtua Felicia meminta pertangung jawabannya dan menikahinya.

Felicia adalah teman sekolahnya hubungan mereka cukup akrab sebagai teman. Andrew tau Ibu Felicia adalah seorang janda dan menikah dengan orang kaya setelah Felicia berumur 12 tahun. Felicia gadis yang cantik dan memiliki pembawaan yang menarik, dia mudah bergaul tapi setelah pernikahan orang tuanya status sosialnya naik dan dia mulai pilih-pilih teman. Tapi bukankah itu hal yang umum bagi anak perempuan.

Andrew tidak pernah menyadari kalau Felicia menaruh hati padanya, karena Andrew adalah tipe anak laki-laki yang memperlakukan anak perempuan dengan baik dia tidak membedakan siapa perempuan itu, ibunya selalu mengajarnya untuk tidak menggertak anak perempuan dan melindungi mereka, tak terkecuali Felicia.

Suatu hari saat Andrew sudah duduk di bangku SMU ayahnya mengajaknya untuk menghadiri acara ulang tahun ayah dari temannya, ayahnya berharap Andrew bisa belajar untuk memulai melanjutkan bisnis keluarga dan mulai mengenalkannya pada pergaulan bisnis. Saat sampai di sana Andrew baru tau kalau itu adalah kakek tiri Felicia. Sepanjang Pesta Felicia yang berpenampilan layaknya barbie terus mendampinginya sambil mengenalkannya pada beberapa keluarga dan teman-teman bisnis ayahnya.

Di tengah suasana pesta yang ramai dan meriah Andrew melihat seorang gadis duduk sendirian di sofa dekat jendela, di sebelahnya ada piring penuh dengan kue di pangkuannya ada sebuah buku dan dia tengah asyik dengan bukunya sambil sesekali memasukkan kue ke dalam mulutnya, sesekali dia mendongak, tersenyum, menunduk lagi dan asyik berkutat dengan bukunya.

Andrew memperhatikan gadis itu dengan penuh minat, dia bukan gadis yang memiliki kecantikan yang memukau tapi wajah manisnya adalah jenis yang sulit untuk di lupakan. Di tengah hingar bingarnya pesta gadis ini tenggelam dalam dunianya sendiri seakan-akan dia hanyalah penonton sebuah pertunjukan. Seakan-akan sadar tengah di perhatikan gadis itu mengangkat kepala dan matanya bertemu dengan mata Andrew.

Saat mata mereka terkunci Andrew terpesona pada mata bulatnya yang jernih, hidungnya kecil dan mancung, wajahnya bulat dan pipinya mengembung saat mengunyah, dia terlihat sangat menggemaskan.

Mungkin itu yang di katakan cinta pada pandangan pertama. Sejak itu Andrew mencari informasi tentang gadis itu, ternyata dia adalah cucu kesayangan si kakek yang berulang tahun, jadi dia adalah sepupu tiri Felicia, namanya Chloe, dua tahun pebih muda darinya.

Chloe gadis yang di besarkan denga penuh cinta, itulah sebabnya dia menjadi orang yang hangat, ceria, optimis dan melakukan segala sesuatu karna cinta. Hubungannya cintanya dengan Chloe ibarat dongeng indah dan menyenangkan. Tapi dalam sebuah hubungan selalu ada faktor perusak, dan itu yang terjadi pada hubungan mereka yang hampir berlabuh di pelaminan.

Satu minggu sebelum pernikahan mereka Andrew berjanji menemani calon istrinya mencoba baju pengantin untuk yang terakhir, setengah jam sebelum dia keluar dari apartemen Felicia muncul di depan pintunya dengan wajah pucat. Andrew mempersilakan dia masuk, tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benaknya bahwa Felicia akan menjebaknya. Dia memasukkan obat perangsang dalam minumannya dan memaksanya minum bersama sebagai alasan menghibur teman dekat. Dan dalam pengaruh obat itu mereka bergulat bersama di tempat tidur, dan Chloe muncul di saat badan mereka saling melilit.

Setiap kali mengingat kejadian ini Andrew tidak pernah bisa tidak menyalahkan diri sendiri, terlebih melihat sikap Chloe. Gadis itu tidak pernah menjelaskan alasan sebenarnya dia membatalkan pertunangan mereka untuk menjaga nama baik keluarga Andrew. Dengan senyum dia menghadiri pernikahan mereka dan memberikan ucapan selamat dengan tulus. Hal itu justru membuat Andrew makin penuh dengan penyesalan. Sejak saat itu sepanjang pernikahannya dia tidak pernah menyentuh Felicia, dan semakin hari dia semakin acuh terhadapnya.

Tapi beberapa bulan terakhir dia sudah memutuskan untuk menceraikan Felicia, dan akan meminta maaf pada Chloe dan kembali mendapatkan cintanya, tapi dia tidak pernah berpikir saat dia bertemu kembali dengannya Chloe sudah menikah.