webnovel

Dimandiin Suami

Hilman telah mengangkat Laila agar terbangun dari duduknya. Ia memeluk Laila dengan perasaan sendu. Dipeluk seperti itu, Laila hanya diam tanpa mengelak atau membalas. Ia masih memejamkan mata dan menutupnya dengan kedua tangan. Memang Hilman yang bersalah karena mengerjai Laila. Tetapi ia juga tidak menyangka, Laila bisa seperti itu.

"Aku bingung harus berbuat apa, agar kamu tidak menangis lagi. Tapi ya sudahlah ... bagaimana kalau aku bawa untuk jalan-jalan?" tawar Hilman.

Laila mengangguk setuju. Tetapi ia tidak mengatakan apapun. Membuat Hilman serba salah. Bukan niatnya untuk mengerjai Laila sampai seperti itu. Tapi nasi sudah jadi bubur. Tidak mungkin bubur menjadi nasi. Mereka harus menikmati bubur itu. Tetapi perut mereka sudah kenyang. Jadi buburnya nggak jadi.

Hilman membopong Laila. "Kamu harus ganti pakaian dulu. Kamu mau mandi atau cuci muka? Aku bawa ke kamar mandi, yah!"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter