webnovel

Perjalanan Cinta KIRA

Shakira Chairunisa yang ingin menyelamatkan ayahnya dari kesalahan masa lalu, akhirnya setuju untuk menikah dengan seorang pemuda kaya usia 30 tahun bernama Ryan Adiantara, pemilik kerajaan bisnis Rich Tech Company. Pernikahan tanpa cinta yang dilandasi oleh dendam Ryan kepada ayah istrinya membuat kehidupan wanita berusia sembilan belas tahun itu hidup bagaikan dalam neraka. Ditambah dengan penyakit mental yang di derita Ryan, membuat semua menjadi semakin berat dari hari ke hari untuk Kira. Akankah keberuntungan berpihak pada Kira? Bisakah Kira bertahan dengan semua kesulitan yang dialaminya? Akankah Kira mampu memperjuangkan masa depan dan kebebasannya dari belenggu kekejaman Ryan? Mimpi untuk menjadi seorang scientist.. Akankah itu terwujud? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam novel bergenre romantic - Perjalanan Cinta KIRA

Ri_Chi_Rich · Urban
Not enough ratings
102 Chs

Gold Digger

"Makasih, Gus!" Kira mulai mencatat. "Catetan Kamu rapih banget! keren!" Kira memuji Agus, tapi matanya masih tetap melihat ke catatan Agus.

"Mana ada rapih, Ra! Acak-acakan.. Ngerjainnya juga buru-buru!" Jawab Agus sambil memperhatikan Kira yang masih menulis.

"Sudah lama Aku memendam rasa di hatiku sama Kamu, Ra.. Aku menyesal telat untuk melindungimu.. Sehingga Kamu harus jatuh ke tangan b*j*ng*n itu! Andai Aku berani dari dulu.. Arghhhh.. Aku akan cari cara membebaskanmu darinya!" Hati Agus sangat geram melihat pujaan hatinya diperlakukan semena-mena. Sudah sejak lama, Agus yang baru saja dari toilet, berpapasan dengan Kira. Dia mengenali Kira karena baju yang dipakainya masih sama dengan yang tadi pagi dipakainya ke kampus. Agus memperhatikan Kira mengikuti Ryan dan Tania. Dia melihat Kira yang berdiri diam memandang jauh kedepan tapi masih seperti orang bodoh mengikuti suaminya dengan wanita lain. Dan untungnya, jalur yang dilewati tepat didepan restoran tempatnya bekerja. Sehingga Agus bisa memanggil Kira sekalian mengajak Kira mampir ke restoran. Agus tahu, dari tadi Kira memang menangis. Dia hanya akan mencoba menghibur dan menguatkan Kira. Untuk kali ini, ga banyak yang bisa Agus lakukan karena Dia tak punya banyak kemampuan dengan status sosialnya sekarang. Dia berharap apa yang dilakukannya sekarang bisa sedikit menghibur hati Kira.

"Haaaah.. Alhamdulillah sudah selesai. Makasih, ya Gus! Untung ketemu disini, jadi Aku bisa kerjain laporan praktikum nanti ma.." Kira menghentikan kata-katanya.

"Astaghfirulloh.. Aku ga punya laptop.. Bagaimana Aku bisa mengerjakan laporan praktikum?" Kira tersadar dengan masalah yang hampir dilupakannya.

"Kenapa, Ra? Ada masalah?" Agus memperhatikan Kira yang matanya terlihat panik.

"Haisssshhhhh...." Kira menutup matanya dengan dengan kedua tangannya.

"Ra, Kamu gapapa?"

"Gus, Aku pinjem laptop Kamu! Aku mau kerjakan laporan sekarang juga! Tolong Aku.. Cepetan.." Kira mulai panik memikirkan dirinya yang ga mungkin bisa mengerjakan laporan praktikumnya dirumah tanpa laptop.

Agus mengangguk

"Tunggu ya!" Agus langsung berlari mengambil laptopnya.

"Ada apa dengan Kira? Kenapa Dia sepanik itu?" Agus bingung, tapi Dia tetap cepat-cepat menyiapkan laptop yang ingin dipinjam Kira.

"Ini Ra."

"Makasih, Gus! Hmm... Aku bolehkan duduk disini ngerjain tugas?" Tanya Kira yang masih fokus melihat layar laptop. memang dari tadi Kira juga tak memandang Agus. Dia menjaga untuk tak memandang laki-laki lain. Selain itu, Kira juga sangat fokus dengan tugas-tugasnya.

Kira mulai mengerjakan tugasnya. Tangannya sangat cepat mengetik. Dan semua bahan untuk mengerjakan laporan sudah ada dikepalanya. Tadi, Kira sudah mempelajarinya di gramedia. Buku-buku yang sudah setengah jam dibacannya, menjadi bekal untuk membuat laporan sekarang. Kira mengetik tanpa ada kendala.

Agus yang pamit untuk melayani kostumer, masih mencuri pandang diam-diam melihat ke arah Kira. Agus mengamati Kira yang sangat serius mengerjakan tugasnya. Tangan Kira tak berhenti mengetik. Sepertinya Kira memang sudah hapal betul semua yang ingin ditulisnya. Kira tak mengalami kesulitan sama sekali.

"Kamu luar biasa, Ra! Walaupun hidupmu penuh dengan kesulitan, Kamu enggak pernah ngeluh. Tadi Kamu juga berusaha menutup aib lelaki itu! Kamu tetap berjuang untuk kesuksesanmu sendiri walau banyak tekanan disekelilingmu! Aku.. Makin kagum sama Kamu.. Aku akan berusaha memantaskan diriku.. Aku ingin membebaskanmu dari kesulitan hidup secepatnya. Maaf, Kamu masih harus menunggu Aku sukses.. Semoga Aku belum terlambat saat itu!" Harapan Agus jauh didalam hatinya.

Setelah satu jam

Kira akhirnya bisa bernapas lega! Laporan praktikum yang terdiri dari 6 Bab,

Pendahuluan - Tinjauan pustaka - metode kerja - hasil - pembahasan - kesimpulan dan saran.

Telah selesai dikerjakannya.

Hanya sisa laporan praktikum untuk hasil endoterm. Karena besok baru akan dikerjakan oleh Kira prakteknya. Pembahasan, kesimpulan dan saran, semua baru ditulis Kira berdasarkan teori bukan praktek. Untuk tinjauan pustaka, Kira belum membuatnya. Dia harus mencari di internet nama penulis buku yang tadi dibacanya di gramedia.

"Fuih .. Alhamdulillah Ya Rob... Sudah selesai!!" Kira menaruh kedua tangannya diatas meja dan menyenderkan kepalanya di kedua tangannya. Posisi kepala Kira terlungkup di atas meja.

"Kira, Kamu gapapa?" Tanya Agus yang panik melihat Kira memasang posisi kelelahan.

"gapapa!" Kira mengangkat kepalanya. Menatap layar monitor. "Gus, bisa minta internet, ga? Tolong kirimin laporan praktikum ini ke emailku." Kira membalikkan layar monitor laptop ke Agus.

"Bisa.. Sini Aku kerjain. Email kamu apa?"

"Shakira dot chairunisa, pakai c sama h ya. Shakiranya juga s sama h."

"Oke!"

"Udah, Shakira dot chairunisa, terus?

"at gmail dot com." Kira membacakannya.

"Udah, Ra!"

"Alhamdulillah Ya Rob.. Makasiiiih, ya Gus udah bantuin Aku!" Kira bertepuk tangan. Hatinya sangat senang laporan praktikumnya telah selesai.

Dan.. Apa yang terjadi dengan Ryan selama berbelanja?

Flash back satu jam yang lalu

"Ryan.. Coba Kamu liat diamondnya.. Bagus banget kaaan!" Tania merangkul pinggang Ryan dan mengecup leher Ryan.

"Ambilkan yang ini!" Pinta Ryan ke pramuniaga toko perhiasan.

"Ini Tuan, Nyonya!" Pramuniaga menaruh di atas etalase kaca.

"aaaaah... Cantik bangeeeet!" Tania segera memakainya di jari tangannya. "Ryan Aku suka bangeeeeet.. Ini cantik banget, limited edition baru keluar lho.." Tania memasang wajah memelas mencium bibir Ryan.

"An-di!"

Dengan segera Asisten Andi tahu harus membayarnya! Andi sudah berada di kasih membayar belanjaan.

"Aaah.. Makasih, sayang.. Aku seneeeeng banget Kamu beliin ini buat Aku!" Sayup -sayup terdengar ditelinga Asisten Andi.

"Hueeeeek.. Cewek murahan macam itu.. Tuhan.. Selamatkanlah Tuan Muda! Menjijikkan sekali, Aku harus membayar empat ratus lima puluh juta hanya untuk menyenangi b*tch macam Tania!" Andi sangat kesal.

"Ryan sayang.. Ada butik baru disana.. Yuk kesana dulu.." Tania membelai rambut Ryan.

"An-di!"

"Hueeek.. Aku harus mengeluarkan uang seratus lima puluh juta hanya untuk baju nenek sihir seperti Tania! Arghhhhh.. Aku benci pekerjaanku! Sadarlah Tuan Muda!" Andi sudah berasap.

"Sayangku.. Honey.. Kakiku sakit banget, pakai sepatu yang sudah tiga bulan belum diganti.. Sepertinya sudah kekecilan deh.." Tania memeluk dan masuk kedalam dada Ryan.

"An-di!"

"Hueeeek.. Hueeeeek... Apa lagi ini.. Beli sepatu sampai seratus tujuh puluh juta? Mau buka toko apa? Tuan Muda.. Tolonglah.. Cepat sadaaaar!" Andi mengacak-acak rambut belakangnya. Hatinya sudah benar-benar terbakar.

"Aaaah... Beb.. Coba liat tuh, tas nya.. Senada sama bajuku yang tadi!" Tania mencium leher di bawah telinga Ryan. Sambil tangannya mengelus-elus dada Ryan.

"An-di!"

"Hwawawawa.. Tuan Muda... Ini sudah keterlaluan, Tuan Muda!! Sadarlah. Dua ratus lima puluh juta untuk tas.. Hueeeeeek!" mungkin kalau setiap kekesalan bisa diluapkan dengan muntah, Asisten Andi sudah muntah darah sangking kesalnya.

Terus aja seperti itu. Tania seperti sudah tahu apa kelemahan Ryan. Dia mulai meminta segala macam, hingga Mobil BMW 1.3M dan Apartemen 3.5M

Ryan terus memberikan apa yang diminta Tania tanpa banyak berpikir. Semua permintaan Tania sangat mulus tercapai. Ryan sangat bermurah hati.

Asisten Andi melihat ke arah Tuan Muda nya dengan perasaan sedih. Hanya Asisten Andi dan orang-orang pilihan dibawah Andi yang selalu tulus dengan Tuan Muda Ryan. Tapi Tuan muda yang kesepian dari cinta, berhasil di manfaatkan oleh wanita-wanita seperti Tania. Ada sedikit harapan di mata Asisten Andi, mengingat Kira! Dia wanita yang tulus terhadap Tuan Muda. Kira! Dia bisa menjadi pelabuhan cinta untuk Tuan Muda! Asisten Andi mulai berpikir berbagai cara untuk membuat Tuannya dan Kira memiliki satu sama lain. Saling mencintai dan Kira bisa menjadi wanita terakhir untuk Tuan Muda. Dia juga berpikir untuk menyingkirkan semua benalu-benalu sok kecantikan ini!

"Selamat Malam, Tuan dan Nyonya, saya Fitri sales executive Apartemen Bunga Indah."

Ryan menatap Fitri. Memakai penutup kepala, yang Ryan tahu bernama jilbab. Walau kerudungnya dililitkan ke leher, tapi Dia memakai sama seperti yang dipakai Kira.

"ShaKira Chairunisa!"