webnovel

Perjalanan Cinta KIRA

Shakira Chairunisa yang ingin menyelamatkan ayahnya dari kesalahan masa lalu, akhirnya setuju untuk menikah dengan seorang pemuda kaya usia 30 tahun bernama Ryan Adiantara, pemilik kerajaan bisnis Rich Tech Company. Pernikahan tanpa cinta yang dilandasi oleh dendam Ryan kepada ayah istrinya membuat kehidupan wanita berusia sembilan belas tahun itu hidup bagaikan dalam neraka. Ditambah dengan penyakit mental yang di derita Ryan, membuat semua menjadi semakin berat dari hari ke hari untuk Kira. Akankah keberuntungan berpihak pada Kira? Bisakah Kira bertahan dengan semua kesulitan yang dialaminya? Akankah Kira mampu memperjuangkan masa depan dan kebebasannya dari belenggu kekejaman Ryan? Mimpi untuk menjadi seorang scientist.. Akankah itu terwujud? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam novel bergenre romantic - Perjalanan Cinta KIRA

Ri_Chi_Rich · Urban
Not enough ratings
102 Chs

Mencarimu

"Hah? Apa Ryan?" Tania menengok tak paham maksud Ryan.

"Sh*t! Aku tadi ke sini bersama Kira! Kira.. Dimana Kira?" Ryan celingak celinguk. Dia berdiri dari duduknya. Melepas pegangan tangan Tania.

"Ryan! Kamu harus tanda tangan pembelian apartemen ini dulu!" Tania memegang tangan Ryan memaksa.

"Lepaskan!"

"Haaah? Apaaaa?"

"Lepaskan tanganmu!" Ryan membentak Tania, yang otomatis membuat Tania terlonjak kaget.

"Andi!" Ryan menengok menatap Andi.

"ShaKira Chairunisa!"

"Nyonya Muda ditemani Pak Man supir Kita, Tuan! Nyonya tadi meminta menjaga jarak dari Tuan dan Tania. Karena tak ingin mengganggu."

"Aaapa?" Ryan tak percaya apa yang dikatakan oleh Andi.

"Antar Aku ke sana! Cepaaaat!" Ryan berteriak ke Andi.

"Ryan, apartemennya?" Tania masih ga mau menyerah kembali memegang tangan Ryan.

Plaaaaak

Ryan menamparnya.

"Lepaskan tanganmu dariku! Dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi!" Ryan menatap Andi "Ambil semua barang yang tadi Aku beli untuknya! Kembalikan ke toko, kalau tak bisa, jual kemana saja! Aku ingin uangku kembali!"

"Baik, Tuan Muda!"

"Iiiiiyyeeeeeessss.. Akhirnya, habis Kau, Tania!" Asisten Andi tersenyum mengerikan sekali. Menatap Tania bagai malaikat maut siap mencabut nyawa! Hahahaha...

"Ada apa dengan Ryan? Siapa tadi yang di carinya? Dia tidak biasanya seperti ini! Oooh... Tau begitu tadi Aku langsung kabur, sudah untung dapet berlian, baju, tas, sepatu dan mobil.. Sekarang, karena apartemen.. aku harus kehilangan semua! arhggghhh. Dan orang ini.. Asistennya.. Oh, habislah Aku!" Tania sangat ketakutan melihat Asisten Andi.

Ryan pergi mencari Kira. Dia lupa pesan dari Asisten Andi bahwa Pak Man mengikuti Kira. Selain itu, Asisten Andi juga lupa untuk mengikuti Ryan. Dia sudah keasyikan membuat susah Tania sekarang. Mulai dari mengambil cincin berliannya. Membatalkan mobil, tas, baju, sepatu, produk kecantikan, dan berbagai barang lainnya yang dibeli oleh Tania.

Sedangkan Ryan, Dia naik turun seperti orang gila mencari Kira. Delapan lantai Mall super megah, super besar. ujung ke ujungnya melingkar panjang satu kilometer, ditelusuri oleh Ryan. Banyak toko sudah tutup karena sudah hampir jam sepuluh malam. Ryan sangat panik.

"Bodohnya Aku.. Kenapa Aku harus mengikuti permainan Tania? Wanita itu.. Kenapa Aku ini... Apa yang membuatku menjadi bodoh dan mempercayai wanita seperti itu? Wanita yang hanya mengincar hartaku, wanita tak punya harga diri! Shakira Chairunisa Dimana Kamu?"

Ryan sudah berlari keliling Mall. Tubuhnya penuh peluh, kakinya sudah mulai sakit. Karena Dia berlari bukan pakai sepatu olahraga. Tujuh lantai diatas telah ditelusuri. Ryan di lantai dua sekarang. Hanya satu lantai lagi. Lantai dasar tempat pameran rumah tadi. Matanya tak sengaja menatap ke food court. Pak Man duduk dikursi disana.

"Nyonya Muda ditemani Pak Man supir Kira, Tuan! Nyonya tadi meminta menjaga jarak dari Tuan dan Tania. Karena tak ingin mengganggu."

Kata-kata Asisten Andi terngiang lagi di telinga Ryan. Tadi ada distraction, tangan Ryan dipegang oleh Tania, sehingga Ryan lupa kalau Asisten Andi sudah mengatakan bahwa Pak Man mengikuti Kira.

Dengan sisa tenaganya, Ryan berlari ke lantai bawah. Menuju tempat Pak Man duduk tadi.

"Man, dimana Nyonya?"

Pak Man berdiri agak ketakutan. "Tu.. Tuan.." Pak Man tadinya berpikir, kalau Asisten Andi akan menghubunginya dan menyuruhnya memberi tahu Nyonya Muda kalau Ryan sudah menunggu. Dia tidak menyangka Tuan Mudanya yang akan datang sendiri mencari Nyonya Muda. Dan saat ini, hatinya begitu ciut. Dia ingin melindungi Nyonya Muda tapi Dia tak akan mampu.. Dia sadar, kalau Tuan muda pasti akan marah pada Nyonya Muda, apabila tahu dengan siapa Nyonya Muda sekarang. Walaupun pak Man sudah melihat tak ada hal lain yang dilakukan Nyonya Muda selain mengerjakan sesuatu dengan laptop.

"Hey, Aku bertanya padamu dimana Nyonya? Berapa kali Kau mau Aku mengulangi perkataanku?" Ryan semakin tak sabar.

"Nyonya Muda" Pak Man hanya menunjuk sebuah restoran siap saji. Satu-satunya restoran yang masih buka dan masih nyala lampunya di food court.

"Hah? Dia makan lagi?" Ryan setengah berteriak karena kaget.

"Apa-apaan Dia! Tadi makannya sudah banyak, kenapa sekarang malahan makan lagi? Apa Dia kelaparan karena menunggu Aku melakukan kebodohanku tadi? Huff.. Bagaimana ini, Aku harus minta maafkah ke Dia? Aku berbuat kelewatan padanya tadi. Tapi bagaimana caraku meminta maaf? Apa aku suruh Man saja yang masuk yah? Aku tunggu disini? Ah.. Apa Dia marah ya? Hufff.." Ryan kebingungan sendiri sekarang. Harus apa yang dilakukannya karena kebodohannya.

"Tuan Muda, Saya sudah membereskan Tania." Asisten Andi datang dengan senyum merekah, Dia datang setengah berlari.

kata-kata Asisten Andi menyadarkan lamunan Ryan.

"Ah, Bagus! Kalian tunggu disini, Aku jemput istriku di dalam sana."

"Sudah Aku putuskan, Aku akan minta maaf padanya.. Tapi biarlah Andi dan Man tunggu disini. Bisa malu Aku kalau mereka melihatku meminta maaf! Eh, apa tadi Aku bilang ke Man dan Andi? Istriku? Aduuuh... Kenapa Aku merendahkan diriku dihadapan mereka dengan bilang wanita itu istriku?" Ryan mencoba menguatkan langkahnya. Ini pertama kalinya Dia ingin meminta maaf pada seseorang karena kebodohannya.

Ryan semakin dekat dengan franchise siap saji itu dan langkahnya terhenti di depan pintu kaca. Melihat pemandangan didalam. Istrinya duduk satu meja dengan seorang laki-laki. Mereka melihat laptop yang sama, istrinya menyerahkan laptop pada lelaki itu. Sepertinya istrinya membacakan sesuatu dan lekaki itu mengetiknya, lalu lelaki itu tersenyum disambut tepuk tangan istrinya.

Ryan mendorong pintu,

"Mereka berdua bahkan tak menyadari kehadiranku" Keluh Ryan

"Aku tahu Kau mengintip dari tadi. Tapi Aku sengaja tak memberi tahu Kira. Aku ingin Kau tahu, kalau sekarang Aku siap merebut Kira!" Agus menguatkan tekad dihatinya.

"Akan terjadi perang di dalam, karena Nyonya Kira bersama teman kuliah laki-lakinya!" Pak Man berkata jujur pada Asisten Andi dengan wajah pucat pasi.

"Apaaa? Kenapa Kau tak memberi tahu Nyonya Muda?"

"Aku menunggumu mengirim pesan!"

Pak Man dan Asisten Andi hanya diam saling bertatapan lalu memandang ke arah restoran, dan asisten Andi langsung mengambil handphonenya setelah Ryan membuka pintu restoran.

"HALO! MATIKAN SEMUA CCTV MALL SEKARANG JUGA! KLIK" asisten Andi tahu, Dia harus membereskan masalah ini segera.

"HALO! KELUARKAN SEMUA ORANG DARI MALL DALAM DUA MENIT, TANPA TERKECUALI! KOSONGKAN LOBBY UTAMA DARI ORANG-ORANG! MATIKAN LAMPUNYA! KLIK"

"HALO! PANGGIL AMBULANCE, JEMPUT ORANG YANG TERLUKA DI RESTO FRANCHISE AYAM DENGAN LAMPU MENYALA SEKARANG JUGA! KLIK"

Asisten Andi memasukkan kembali handphonenya.

BUG BUG BUG

Teriakan kemarahan Ryan sudah terdengar dari luar yang didengarkan dengan khidmat oleh Pak Man dan asisten Andi.

"Pak Man, bawa mobil ke lobby utama sekarang!"

"Baik!" Pak Man berlari melakukan apa yang disuruh asisten Andi.

Didalam

Ryan seperti kesetanan sudah memukuli Agus tanpa ampun. Dia bahkan tak bicara apa-apa pada Kira langsung memukul Agus.

"Ss.s.ssuamiku.. Kira coba memegang Ryan. Tapi, ditepis dengan kencang oleh Ryan sampai Kira terjatuh membentur meja sangat kencang

"Aaaaah" Kira terjungkil sampai ada luka dipelipis matanya. Kepalanya menjadi pusing. Kira mencoba untuk bangkit, tapi kepalanya masih pusing, dan matanya belum fokus.

"Kira, Kamu gapapa?"

BUG

Ryan memukul lagi. Dan memegang kerah baju Agus.

"Jangan coba-coba Kau dekati istriku!" Ryan mengancam Agus.

"Apa? Istri? Kau bermesraan dengan wanita lain. Aku tahu Kira menangis sendiri sambil terus mengikutimu! Aku bahkan sering melihatmu di Mall ini dengan wanita yang berbeda! Kau.. Pemilik gedung perbelanjaan ini! Bukan rumor lagi tentang dirimu yang suka bergonta ganti pasangan. Aku awalnya tak percaya kalau Kaulah suami Kira! Aku pikir hanya sama nama. Tapi.. Hari ini Aku percaya Kau orangnya. Dan mulai hari ini.. Bersiaplah! Aku akan melindungi Kira! Aku akan merebutnya darimu yang telah menyia-nyiakannya!" Suara Agus lirih, yang hanya bisa didengar oleh Agus dan Ryan.

BUG

Pukulan terakhir Ryan, membuat Agus pingsan.

Ryan beralih ke Kira

"Bangun Kau, J*l*ng! Ryan memegang kerudung belakang Kira dan menjambak rambut Kira didalam kerudung.

"Sshhhh... Aaaah" Kira terpaksa berlari mengikuti Ryan, karena rambut dalam kerudungnya ditarik. Ya, Ryan menarik Kira tanpa memperdulikan apapun disekelilingnya. Ryan menarik Kira, sampai ke lobby utama.

"Man, buka bagasi!"

"Baik Tuan!"

Ryan memanggul Kira seperti memanggul beras lalu membuang tubuh Kira kedalam bagasi mobil.

"Kau, naik di dalam sini! Jangan pernah berharap Aku mau memberimu tempat didalam mobilku."

 

(sementara itu di rumah sakit)

TOK TOK TOK

"Masuk" Suara wanita dari dalam mempersilahkan masuk.

"Selamat malam, Dokter senior Lusi!"

"Selamat malam, Dokter. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa masalah ShaKira, sampai Anda memberikan resep ini?"

Dokter Lusi melihat resep yang dikeluarkannya, lalu memandang Dokter Muda didepannya.

"Dokter muda, Siapa namamu? dan Siapa wanita ini bagimu?" Tanya Dokter Lusi.

"Aku Willy. Wanita itu kekasihku. Aku mencarinya dari tiga bulan lalu. Dia hilang tanpa jejak.