webnovel

Promotor Minuman

Editor: Wave Literature

Qiao Mu tidak memikirkan apapun lagi, dia segera pergi dari sana dan berkata, "Mohon maaf, sudah mengganggu."

"Berhenti." Ketika Qiao Mu akan meninggalkan tempat itu, terdengar suara nyaring menghentikannya, "Apa yang kamu lakukan?"

Qiao Mu menunduk dan menjawab lirih, "Aku datang untuk bertanya apa para bos membutuhkan anggur, tapi melihat kalian sedang minum, pasti tidak membutuhkan anggur, sehingga …"

"Kalau kamu tidak tanya, bagaimana kamu bisa tahu kalau kami tidak minum?" Lu Yan melirik datar anggur di tangan Qiao Mu, "Lafite tahun 82? Berapa harganya?"

"120 ribu Yuan!"

Li Yan mengangkat alisnya, tatapannya masih tertuju pada Qiao Mu, tatapannya itu membuat Qiao Mu ketakutan.

Qiao Mu tidak mengerti, tapi pria ini jauh lebih misterius dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu.

Pria paruh baya di sebelahnya tertawa, "Tuan muda Li, Anda tertarik dengan Felite? Aku menyimpan dua botol di rumah, besok aku akan mengantarkannya untuk Anda."

Sudut bibir Li Yan terangkat, "Aku menerima maksud baik Direktur Chen, tapi aku ingin meminumnya sekarang."

Direktur Chen tercengang, jelas-jelas tadi dia bilang kalau malam ini hanya akan membicarakan pekerjaan dan tidak akan menyentuh alkohol.

Direktur Chen menatap Qiao Mu di ambang pintu, suaranya terdengar meninggi, "Untuk apa berdiri diam di sana? Cepat bawa anggur itu kemari!"

Apakah menjual satu botol anggur memang semudah ini? Qiao Mu merasa tidak percaya, tadi demi lepas dari Li Yan, saat menyebutkan harga, dia menambahkan dua puluh ribu, dan Li Yan ternyata tetap mau meminumnya!

Kalau dia tahu Li Yan tetap akan membelinya, dia akan langsung menyebut dua ratus ribu Yuan!

Qiao Mu membawa anggur itu ke sana, dia menunduk dan menghindari tatapan dingin Li Yan, lalu membuka anggur dengan serius, namun tiba-tiba tangannya dihalangi.

Qiao Mu menunduk dan melihat pria paruh baya di sebelahnya mencengkram pergelangan tangannya, dia menatapnya dengan tatapan menyipit, "Gadis kecil, apa kamu tidak bisa membuka anggur? Mau aku bantu?"

Qiao Mu seketika merasa jijik, dia ingin menampik tangan pria itu, tapi begitu mengingat nasihat manajer yang melarangnya berkelahi dengan tamu, akhirnya dia menahan diri. Kemudian dia mengulurkan tangan untuk mengambil gelas anggur dan melepaskan diri dari tangan menjijikan itu.

Qiao Mu berusaha tersenyum dan berkata, "Bos, ini adalah pekerjaanku, Anda tidak boleh merebut pekerjaanku."

Direktur Chen mengusap kedua tangannya, wajah gadis itu terlihat biasa saja, tapi tubuhnya cukup bagus, kulitnya putih dan terasa enak dipegang.

Direktur Chen sekali lagi mengulurkan tangan, tapi reaksi Qiao Mu lebih cepat, dia sudah bergeser selangkah ke samping untuk menjauhi Direktur Chen.

Wajah Direktur Chen seketika berubah, "Kenapa menghindar? Sini temani aku minum satu gelas!"

"Bos, setiap hari kita harus memenuhi target penjualan, tidak masalah jika aku harus menemani Anda minum, tapi minumanku tidak akan terjual."

"Mau pergi, boleh saja, cepat habiskan satu botol whiskey ini."

Direktur Chen meletakkan sebotol whiskey yang masih tersisa lebih dari separuh ke hadapan Qiao Mu yang tampak tercengang melihatnya, dia memaki di dalam hati. Setelah dia menghabiskan whiskey itu, dia sendiri tidak tahu apa bisa keluar dari ruangan ini. Sekarang tidak peduli minum atau tidak, keduanya tidak akan membuatnya bisa keluar dengan selamat dari sini.

Direktur Chen tersenyum melihat Li Yan, "Tuan muda Li, Anda tidak keberatan menyaksikan tontonan ini kan?"

Qiao Mu tanpa sadar menatap Li Yan, hatinya penuh dengan pengharapan.

Pria yang bersandar malas di sofa itu sedang mengetukkan jari-jari panjangnya di pegangan tangan sofa, sudut bibirnya sedikit terangkat, "Direktur Chen, kegemaranmu benar-benar unik."

Direktur Chen sama sekali tidak memahami Li Yan, dia hanya mendengar kalau Li Yan sangat kejam, cara kerjanya di pasar selalu tidak berperasaan dan tegas, tapi malam ini di pertemuan pertamanya, Direktur Chen merasa walaupun Li Yan sulit didekati, tapi dia tidak begitu menakutkan.

Sehingga setelah Li Yan berbicara dengan nada santai, dia mengira kalau Li Yan menyetujuinya.