webnovel

Jalan Sempit Penjahat

Editor: Wave Literature

Walaupun Qiao Mu tidak hidup kekurangan, tapi dia sama sekali tidak memiliki uang jajan berlebih, sedikit uang yang dia tabung, semuanya dia dapatkan saat bekerja paruh waktu ketika liburan.

Dia berpikir sejenak lalu menelepon seseorang, "Kak Han Su, aku ingin memohon bantuanmu."

Suara orang di seberang telepon itu terdengar bercanda, "Mumu, jarang sekali kamu meneleponku, apa kamu rindu padaku?"

"Aku dengar, 'Night Color' adalah usaha milik keluargamu, aku ingin melamar sebagai pekerja paruh waktu di sana, apa bisa?"

Night Color adalah sebuah klub malam kelas atas.

Han Su pun tersenyum, "Paruh waktu? Bercanda, apa yang bisa kamu lakukan? Menjadi nona yang menemani saat tamu minum? Penari? Atau …"

Qiao Mu menarik napas dalam, "Asalkan tidak merugikanku, aku akan melakukan pekerjaan apapun yang bisa mendapat uang dengan cepat!"

***

Di luar Night Color, Qiao Mu sudah berdandan tebal dengan gaya riasan mata smokey, bibir merah, lengkap dengan perona pipi dengan warna yang tidak natural, wajahnya yang awalnya sudah cantik, sekarang malah berubah menjadi tidak semenarik sebelumnya, padahal sudah memakai make up. Dia terlihat tidak mencolok dan biasa-biasa saja.

Hanya dengan riasan wajah seperti itulah, dia baru bisa masuk ke Night Color tanpa ketahuan.

Setelah dia menjelaskan kondisinya pada Han Su, Han Su pun memberinya jabatan promotor minuman.

Chi Xia ikut di belakangnya dengan wajah khawatir, "Mumu, pikirkan baik-baik, Night Color bukanlah tempat yang seharusnya kamu kunjungi, di dalam sana sangat berantakan, kalau sampai terjadi sesuatu kamu bisa dilecehkan!"

"Tidak apa-apa Xiaxia, semua orang yang ada di dalam sana adalah bos besar, tidak mungkin tertarik dengan wajahku yang seperti ini. Kalau aku bisa menjual sebotol minuman, pendapatannya akan lebih menguntungkan daripada upahku bekerja paruh waktu selama sebulan di tempat lain, siapa suruh aku sekarang membutuhkan banyak uang dalam waktu cepat."

"Lebih baik kita pulang saja ya? Aku akan membantumu memikirkan cara mendapatkan uang itu."

"Tiga ratus ribu yuan, waktu itu kamu sudah meminjamkan semua uang pribadimu, apa kamu masih punya cara lain lagi?"

Chi Xia menghela napas, dia tahu masalah ibu kandung Qiao Mu, dan juga tahu kalau ibu kandung Qiao Mu itu sangat menyebalkan, serta menganggap anaknya sebagai pohon uang, sama sekali tidak peduli kalau Qiao Mu sangat tidak bahagia tinggal di Keluarga Qiao.

Tapi bagaimanapun juga Qiao Mu tidak tega pada ibu kandungnya, dia memberikan semua upah hasil kerja paruh waktunya pada sang ibu, tapi ternyata masih tidak bisa memenuhi permintaan wanita itu.

Qiao Mu melemparkan tatapan menenangkan untuk Chi Xia, "Tenang saja, aku akan baik-baik saja, sudah ya, aku masuk dulu."

Kalau bisa memilih, Qiao Mu juga tidak ingin mencari uang di klub malam seperti ini, dia memberitahu dirinya sendiri dalam hati kalau ini terakhir kalinya, terakhir kalinya menggantikan Zhou Jieru membayar hutang.

Karena Han Su sudah berpesan pada manajer klub itu, saat Qiao Mu bertemu dengan manajer klub, sang manajer klub langsung mengantarnya. Terakhir kali dia berpesan agar Qiao Mu tidak mencari ribut dengan tamu di sana, karena semua orang yang datang ke sana adalah yang berkedudukan, kalau sampai ribut dengan mereka, akan gawat jadinya.

Qiao Mu menganggukkan kepala, kemudian manajer berpesan lagi, "Nona promotor minuman sering sekali dilecehkan oleh tamu, jangan terkejut, tapi dengan wajahmu ini mungkin tamu-tamu tidak akan berselera."

Qiao Mu pun terdiam, "…"

Baiklah, yang dia mau memang seperti itu.

Qiao Mu membawa anggur dan membuka pintu sebuah ruang VIP, di dalamnya ada tiga sampai lima orang sedang berbincang, dia menatap sekeliling dan tatapannya terpaku pada seseorang.

Pria yang duduk di posisi yang paling mencolok, wajahnya terlihat dingin dan menatap senyuman dari lawan bicaranya yang terlihat sedang mendekatinya, dia sedang disanjung oleh semua orang.

Bukankah pria dengan ketampanan yang bisa membuat orang di sekitarnya terpesona itu adalah Li Yan?

Seketika, Qiao Mu langsung teringat akan sebuah pepatah yang mengatakan bahwa, jalan orang jahat pasti sempit, yang artinya, setiap kali seseorang memiliki niat jahat, pasti niatnya itu akan terlihat pada akhirnya.