webnovel

Terlalu Dianiaya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Luo Nanchu benar-benar tidak mengerti. Banyak hal yang tidak bisa ia pahami.

Qin Su yang seolah-olah diperlakukan dengan baik oleh Yin Mobei, ia yang seolah bisa menarik hati Fu Tingyuan. Namun, ternyata pria itu justru menghancurkan keluarga Luo.

Banyak hal di dunia ini yang bisa sangat mengecewakan tanpa bisa diduga. 

Ia menangis dengan sedih, seperti anak kecil yang sedang dianiaya.

Fu Tingyuan melangkah maju, lalu mengangkat Luo Nanchu dari tempatnya duduk. Luo Nanchu beberapa kali memberontak di dalam pelukan Fu Tingyuan, kemudian Fu Tingyuan meletakkannya di atas tempat tidur.

Luo Nanchu mengerutkan dahinya dan menggigit bibirnya, wajahnya tampak sangat pucat. Ia benar-benar sangat sedih, bahkan apa yang ia rasakan jauh lebih menyedihkan dari apa yang terlihat.

Fu Tingyuan menghela napas ringan dan berkata, "Kali ini aku yang salah."

Luo Nanchu hanya membenamkan wajahnya di atas lutut dan tidak mengatakan apa-apa.

Fu Tingyuan meletakkan tangannya di rambut Luo Nanchu dan berkata, "Aku akan mengambilkanmu obat."

"Obat pencegah kehamilan." Kata Luo Nanchu dengan suara serak, "Kali ini kamu tidak perlu memakai kondom."

"..." Fu Tingyuan terdiam sejenak dan melihat Luo Nanchu, "Oke." Setelah itu Fu Tingyuan berbalik dan berjalan pergi.

10 menit kemudian, ia kembali dengan membawa kotak obat.

Luo Nanchu telah menenangkan dirinya ketika Fu Tingyuan pergi, ia juga sudah membasuh wajahnya dengan air, namun matanya masih terlihat merah. Kemudian ia mengambil obat pencegah kehamilan, lalu meminum air untuk menelannya. Setelah itu ia membawa kotak obat itu ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian, ia keluar dari kamar mandi dan memberikan kotak obat itu pada Fu Tingyuan, "Sudah."

Fu Tingyuan menatapnya, kemudian Luo Nanchu berbalik dan berkata, "Tuan Fu."

"..."

"Kamu pasti sudah lupa dengan perkataanku tadi."

Fu Tingyuan mengangkat kepalanya dan menatap punggung Luo Nanchu. Wanita itu menegakkan punggungnya dan kembali menjadi Luo Nanchu yang keras kepala. Bahkan, suaranya juga sudah kembali normal. Seolah-olah orang yang baru saja menangis tersedu-sedu itu bukan Luo Nanchu.

"Pria itu memang mantan pacarku, tapi kami sudah putus tiga tahun lalu dan kami sudah tidak berhubungan sama sekali. Pada waktu itu… demi bisa bersamamu, aku putus dengannya." Luo Nanchu menghela napas sebentar, lalu melanjutkan kata-katanya, "Aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi, aku berharap Tuan Fu tidak marah-marah lagi."

Luo Nanchu berbalik, menatap Fu Tingyuan dan berkata, "Keluarga Qin sudah hancur, aku berharap Tuan Fu tidak membuat masalah dengan dengan mereka. Yang seharusnya meminta maaf adalah aku, kalau Tuan Fu masih marah, silakan datang padaku."

Mata Luo Nanchu masih merah dan wajah pucatnya terlihat mengerikan. Ia sudah melampiaskan amarahnya, dan kini kesadarannya berangsur-angsur kembali. Tiba-tiba rasa takut kembali muncul di dalam diri Luo Nanchu.

Apa barusan ada perkataanku yang melukai hati pria itu? Apa ada perkataannya yang menyinggung Fu Tingyuan? Bagaimana jika dia ingin berurusan dengan Qin Lie? Bagaimana jika ada orang lain yang terluka karenaku? batin Luo Nanchu.

Di sekelilingnya seolah ada burung-burung ketakutan yang berterbangan mengelilinya. Sebab, ketakutan akan masalah sekecil apapun bisa saja muncul.

Tatapan mata Fu Tingyuan tertuju pada Luo Nanchu, ia seolah melihat seorang gadis kecil yang keras kepala dan juga menyedihkan sedang berdiri di sana.

"Tidurlah." Kata Fu Tingyuan, "Aku tidak ada urusan dengan keluarga Qin, kamu tidak usah terlalu khawatir."

Luo Nanchu menghela napas dengan lega, kemudian ia mengangguk dan dengan cerdik berkata, "Tuan Fu bisa bersenang-senang sendiri dulu, Nanchu ingin istirahat malam ini."

Fu Tingyuan memperhatikan Luo Nanchu yang hendak tidur, kemudian ia menarik kembali pandangannya, mematikan lampu, lalu keluar dari kamar. Ia bersandar di dinding, mengangkat tangannya lalu mengelus-elus alisnya dengan lembut. Ia menjadi cemas tanpa alasan yang jelas.

Biasanya ia adalah orang yang tenang dan bisa mengendalikan diri, tapi kali ini entah kenapa ia bisa lepas kendali karena Luo Nanchu. Seperti ada sesuatu yang mengganggu hatinya, sehingga ia tidak bisa menahan diri.

Kepulan asap tiba-tiba datang tidak jatuh dari tempat Fu Tingyuan bersandar.

Fu Tingyuan mengangkat kepalanya dan melihat Qin Lie perlahan berjalan dari suatu tempat dengan rokok di tangannya. Ketika melihatnya, Qin Lie langsung menghentikan langkahnya dan tersenyum.