webnovel

Chuchunya Sudah Dihancurkan Oleh Pria Ini

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Tuan Fu, apa Nanchu ada di dalam?"

"Dia sudah tidur." Jawab Fu Tingyuan dengan ringan.

Qin Lie mendekat dan berdiri di hadapan Fu Tingyuan, lalu berkata, "Tuan Fu, bagaimana kalau kita mengobrol sebentar?"

"..."

"Keluarga kami sudah saling mengenal sejak kami masih kecil, sejak kami masih polos, hingga sampai kami sama-sama dewasa sekarang. Jika kamu tidak mencintainya, tolong kembalikan dia padaku."

Pria ini sangat tampan. Tapi ia seperti monster yang berwajah tampan. Orang-orang dari keluarga Qin, terlepas dari wajah mereka yang memang cantik dan juga tampan, namun mereka juga memiliki aura yang genit.

Saat ini Qin Lie mengenakan setelah hitam, membuat tubuhnya semakin terlihat ramping, dan sama menawannya dengan vampir.

Fu Tingyuan meliriknya dengan samar, nada bicaranya seperti biasa, acuh tak acuh, "Tuan Qin, apa menurutmu saat ini kamu memiliki sesuatu yang bisa digunakan untuk melawanku?"

Qin Lie menyipitkan matanya, ia mengangkat sepasang mata sipit dan melihat Fu Tingyuan dari atas hingga ke bawah beberapa kali. Hingga akhirnya, pandangannya tertuju pada kotak obat yang ada di tangannya.

Mata Qin Lie tiba-tiba menjadi terpaku sejenak.

Setelah terdiam beberapa saat, kemudian Qin Lie berbisik, "Tuan Fu, Chuchu kami sangat baik dalam segala hal. Termasuk dalam hal membalas dendam." Qin Lie mengambil satu langkah ke depan, lalu berbisik, "Kalau tidak percaya, silakan dicoba sendiri."

Sejauh mana seseorang dapat mempengaruhi orang lain?

Melihat Qin Lie di hadapannya saat ini, ia jadi mengerti sesuatu. Cara Luo Nanchu tersenyum terasa sama persis dengan pria di hadapannya ini. Fu Tingyuan tidak bisa mengatakan betapa bosannya ia dengan pria ini.

Ia bukan tipe pria yang mudah mengekspresikan emosinya, namun ini adalah pertama kalinya ia merasa jijik pada seseorang. Membuat Fu Tingyuan mengerutkan keningnya karena merasa jijik.

"Tuan Fu, sepertinya kamu membenciku. Dan kebetulan..." Qin Lie menatapnya sambil tersenyum, lalu melanjutkan kalimatnya dengan suara rendah, "Aku juga tidak begitu menyukaimu."

Fu Tingyuan sedikit mendengus, tatapan matanya tampak dingin, dan ia mencibir dengan suara rendah, "Tuan Qin, kamu benar-benar berisik."

Fu Tingyuan melangkah maju, mengalihkan pandangannya, dan pergi dengan membawa kotak obat. Postur tubuhnya terlihat sangat arogan.

Senyuman di bibir Qin Lie seketika langsung menghilang, ia melihat kotak obat yang dipegang Fu Tingyuan, lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke pintu yang ada di depannya. Untuk waktu yang lama, ia masih tidak mengulurkan tangan untuk menekan bel pintu.

Bibir tipisnya mengerut ringan, wajah tampannya perlahan menjadi suram. Chuchunya, sudah dihancurkan oleh pria ini, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa.

  *

Ketika Fu Tingyuan kembali, acara perjamuannya sudah hampir selesai, dan para tamu yang ada di aula sudah pada bubar. Ia membuka pintu dan masuk ke kamar, dan melihat sosok Luo Nanchu sedang tidur di tempat tidur. Kemudian ia berjalan untuk mengangkat selimut dan pergi tidur.

Udara dingin mengalir ke tempat tidur, Luo Nanchu meringkukkan tubuhnya, membuat Fu Tingyuan mengulurkan tangannya untuk memeluk Luo Nanchu. Karena melihat tubuh Luo Nanchu kedinginan, Fu Tingyuan lalu segera merendahkan suhu AC yang ada di ruangan kamarnya.

"A Lie, aku sangat kedinginan." Luo Nanchu meringkuk di dalam pelukannya dan bergumam, "Aku sangat kedinginan…"

Wajah tenang Fu Tingyuan tiba-tiba menjadi dingin.

"Aku sangat kedinginan." Ia meraih pakaiannya, menekan tubuhnya ke dalam pelukannya, dan menenggelamkan wajahnya ke pelukannya dengan suara yang sangat sedih, "A Lie, aku sangat kedinginan…" 

Dalam kondisi setengah tertidur, Luo Nanchu merasa seperti ia kembali di tahun ketika ia masih bersama Qin Lie. Ia tidak tahu kenapa malam ini terasa sangat dingin, namun Qin Lie berhasil menghangatkannya. Hanya pria itu yang selalu bisa memanjakannya tanpa syarat, Luo Nanchu sangat yakin tentang hal itu.

Luo Nanchu perlahan-lahan bangun, membuka matanya, dan kembali ke dunia nyata karena kedinginan. Ia menemukan seorang pria di sampingnya, setelah kesadarannya benar-benar pulih ia pun berkata, "Tuan Fu?"

"Hmmm..."

"Kamu sudah kembali ternyata."

Luo Nanchu tersenyum dan berkata dengan lembut, kemudian tubuhnya kembali meringkuk dan bergeser sedikit lebih jauh dari Fu Tingyuan dan melanjutkan tidurnya.

Fu Tingyuan mulai merasa amarah di dalam dirinya lain lagi, amarah itu secara bertahap menyelimuti dirinya seperti kabut di malam yang dingin.

Fu Tingyuan mengulurkan tangannya dan meraih punggung Luo Nanchu, lalu memeluknya dengan keras. Ia tampak mengerutkan kening, dan dalam hatinya sangat marah. Tetapi ia tidak tahu siapa yang membuatnya marah.