webnovel

Terima Kasih, Chuchu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pesta ulang tahun keluarga Qin berlangsung dalam waktu tiga hari.

Setelah kembali ke Tongcheng, Luo Nanchu pergi ke perusahaan Yin Mobei dan menyerahkan obat yang diberikan Qin Luohuan ke petugas resepsionis. Apakah Yin Mobei menginginkannya atau tidak, ia tidak peduli lagi.

Berita tentang kembalinya keluarga Qin ke Tongcheng perlahan mulai ramai dibicarakan dan sesekali disiarkan dalam berita yang ada di TV. Dan Luo Nanchu hanya merasa tidak berdaya atas semua yang terjadi ini.

Ia tahu bahwa Qin Luohuan bertekad untuk membawa pergi Qin Su. Ia tidak tahan jika anak dari kakaknya harus menjadi tahanan di rumah musuh.

Tapi Luo Nanchu juga khawatir, Yin Mobei bukan orang biasa yang akan membiarkan Qin Su pergi begitu saja sejak Yin Mobei naik takhta. Mengingat Yin Mobei berhasil mencapai tempat tertinggi di keluarganya hanya dalam waktu setengah tahun dan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Keluarga Qin berhasil dikalahkan dan akan sangat sulit untuk merebut satu orang darinya.

Luo Nanchu tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya khawatir.

Satu bulan setelah pesta ulang tahun itu, Luo Nanchu beberapa kali menerima telepon dari Qin Luohuan.

"Bibi Qin, ada apa?"

Matahari terasa hangat di siang hari, tetapi suara Qin Luohuan yang terdengar dari ponselnya, masih membuat Luo Nanchu merasa kedinginan.

"Chuchu, bisakah kamu membantu Bibi?"

"Iya, Bibi katakan saja."

"Besok, orang-orang ku akan membawa Susu keluar." Kata Qin Luohuan dengar suara lirih, "Bisakah kamu membantuku menahan Fu Tingyuan untuk satu malam? Jangan biarkan dia menjawab panggilan Yin Mobei."

"Bibi…" Kata Luo Nanchu terkejut.

"Kumohon Chuchu," Suara Qin Luohuan menjadi serak karena menahan tangis, "Hanya ada satu kesempatan ini saja. Chuchu, tolong bantulah kami. Susu sudah menderita terlalu banyak hal ketika berada di tangan mereka, aku benar-benar tidak bisa menahan diri lagi."

Qin Luohuan belum pernah menikah seumur hidupnya. Ia sudah merawat Qin Su seperti anaknya sendiri sejak ia masih kecil. Qin Su pasti tidak tahu bagaimana perasaan Qin Luohuan enam bulan ini yang seperti sedang diiris-iris.

Luo Nanchu menghela napas pelan, "Bibi, aku akan berusaha sebaik mungkin. Tapi Bibi harus tahu bahwa hubunganku dengan Fu Tingyuan dan hubungan Susu dengan Yin Mobei, tidak adanya bedanya. Dan aku tidak bisa menjamin bisa menahannya."

"Terima kasih Chuchu," Kata Qin Luohuan dengan suara parau, "Terima kasih banyak."

Luo Nanchu menghela napas panjang, ia tidak bisa membujuk apapun. Ia hanya bisa melakukan yang terbaik untuk memenuhi keinginan Qin Luohuan.

Terlebih lagi, ia juga berharap Qin Su bisa melepaskan diri dari Yin Mobei.

Ada banyak kemalangan di sekitarnya, jika ada yang bisa membuatnya sedikit lebih bahagia, ia juga akan bahagia.

  *

Malam pada keesokan harinya, ketika Fu Tingyuan sudah pulang kerja. Luo Nanchu kemudian menemaninya makan malam.  Setelah selesai makan, Fu Tingyuan pergi ke ruang kerja sendirian.

Luo Nanchu duduk di sofa sebentar, lalu pergi ke dapur untuk menghangatkan segelas susu, kemudian pergi ke kamar tidur.

Ia mengeluarkan kotak obat dari meja rias, mengambil obat, lalu mengaitkan ke mulutnya. Ia mengambil satu potong untuk dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian meletakkan sepotong lagi di gelas susu.

Setelah semua pil meleleh, ia menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu ruang kerja Fu Tingyuan sambil membawa susu di tangannya.

Lampu ruang kerja bersinar terang, saat itu Fu Tingyuan duduk di balik meja langsung mendongakkan kepala.

"Tuan Fu." Luo Nanchu menghampirinya dan meletakkan susu itu di atas meja, "Apakah kamu ingin minum susu?"

Luo Nanchu malam ini mengenakan baju tidur berwarna kuning dengan bermotif angsa, rambutnya terurai begitu saja, dan wajahnya dengan ramah melihat ke arah Fu Tingyuan. 

Akhir-akhir ini, entah itu hanya ilusinya saja atau tidak. Tapi Fu Tingyuan merasa bahwa Luo Nanchu menjadi semakin cantik. Sehingga ia menjadi ingin lebih sering melihat Luo Nanchu. Atau mungkin, bukan karena Luo Nanchu yang berubah. Tapi ada sesuatu di dalam hatinya yang berubah.

Luo Nanchu merasakan tatapannya, dan merasa gugup di dalam hatinya. Ia mengangkat kepalanya untuk menatapnya dan bertanya dengan lembut, "Apakah kamu tidak mau minum susu?"