22 Seperti Kepergok

Kejadian rapat dengan DPM tempo hari menyebar hingga terdengar ke telinga Ardilo. Ardilo dengan tegas menemui DPM dan meminta mereka tidak mencampuri urusan pribadi dengan kegiatan organisasi fakultas mereka. Ardilo juga berterima kasih kepada Belinda yang sudah membela Taera. Ardilo merasa bersyukur bahwa dia nggak salah pilih ketua departemen. Belinda memang tegas dan tahu bagaimana harus bersikap.

Hari ini adalah rapat final tingkat departemen untuk membahas program kerja di periode kepengurusan tahun ini. Departemen Seni Budaya hanya membuat dua buah program kerja yaitu lomba Seni Budaya tingkat Fakultas dan mengikuti lomba Seni Budaya tingkat kampus.

Lomba Seni Budaya tingkat fakultas ada bermacam-macam. Mulai dari lomba menggambar, melukis, membuat ilustrasi, kaligrafi, kerajinan tangan, menyanyi, dance, tari daerah, dan masih banyak lagi. Lomba tingkat fakultas ini dimaksudkan untuk mencari kandidat-kandidat dari Fakultas Ekonomi untuk maju di lomba Seni Budaya tahunan yang diadakan oleh BEM Keluarga Mahasiswa (BEM KM). BEM KM adalah BEM tingkat kampus yang menaungi kegiatan pada lingkup kampus dan lebih luas daripada BEM Fakultas.

"Taera bagian lomba seni rupa ya. Bareng Koko. Tapi kita semua tetap saling bantuin. Cuma penanggung jawab (PJ) itu Koko dan lo jadi sekretarisnya," kata Belinda.

"Oke kak," kata Koko dan Taera berbarengan.

"Wohooo kompak bener nih tim satu ini," kata Erlita.

"Kita harus kompak ya, Tae, biar projectnya sukses," kata Koko mengajak Taera tos.

Taera pun tos dengan Koko, "Iya dong. Harus. Tapi inget kata kak Belinda tadi kak, kita juga harus dukung yang lain."

"Iya iya. Tenang aja. Gue udah berpengalaman kerja bareng Belinda," kata Koko pede.

Tahun sebelumnya, Koko dan Belinda adalah anak BEM Fakultas Seni Budaya. Mereka satu departemen di Departemen Seni Budaya. Karena kinerjanya yang baik, beberapa orang merekomendasikan Belinda untuk menjadi Ketua Departemen.

"Ya udah sekarang kita udahan dulu rapatnya. Jangan lupa jam setengah delapan malam nanti kita ada rapat bareng BPH untuk laporan program kerja kita. Jangan ada yang ngaret ya. Di sekret BEM," kata Belinda mengingatkan.

"Ya kak, asyik Taera ketemu kak Ardilo," kata Gaga yang mulai memancing mau meledek Taera.

"Jangan dibahas ah, ntar kak Ardilo marah," kata Danisa.

"Enggak kok. Kalau kalian sih, kak Ardilo paham karena aku deket sama kalian. Cuma kaliam harus tahu situasi, biar nggak kejadian yang kayak kemarin," kata Taera mengingatkan.

"Iya bener. Btw kak Belinda keren banget lho kemarin. Anak DPM disikat wkwk," kata Anna kemudian cekikikan.

"Habisnya gangguin anak gue sih. Enak aja mau jelek-jelekin. Taera cocok kok sama Ardilo. Ardilo ganteng, Taera cantik. Dua-duanya sama-sama baik," kata Belinda sambil mencubit pipi Taera yang membuat momen ini menjadi uWu.

"Cieee... anak nih? Kalau lo Ibunya, Bapaknya siapa nih Bel?" tanya Koko mulai menggoda Belinda. Walaupun Belinda galak, tegas, dan sedikit jutek, bagi anak-anak Departemen Seni Budaya tetep aja suka godain Belinda karena mereka suka melihat Belinda yang tersenyum malu-malu.

"Bapak siapa? Nggak ada lah. Gue single," kata Belinda menanggapi.

"Bukan sama Putra ya?" celetuk Erlita, yang lain tampak kaget dan siap-siap mau cie-ciein Belinda.

"Cie... beneran nih kak Belinda sama Kak Putra? Cocok kok," kata Taera.

"Apaan sih? Enggak. Gue tuh single ya. Apaan coba sama Putra segala?" kata Belinda malu-malu.

"Terus yang kemarin habis pulang bareng itu siapa?" tanya Erlita nggak mau berhenti meledek.

"Wah... kak Belinda diam-diam sama kak Putra jalan berdua," kata Danisa yang kemudian tertawa kecil.

"Habis anaknya taken, beres ini emaknya taken juga," kata Anna.

"Ah udah udah ayo pulang. Makan dulu, mandi dulu terus kita rapat. Udah bubar bubar," kata Belinda yang wajahnya memerah.

"Cieeee kak Belinda..... "

***

Taera buru-buru pulang setelah rapat bareng departemennya. Sesampainya di kostan, Taera melihat Sella, Sonia, dan Hyona sedang makan bersama di depan ruang tengah sambil menonton TV.

"Weh... baru pulang. Sini sini makan. Gue habis masak seblak nih," kata Hyona mengajak Taera yang baru saja pulang untuk bergabung bareng mereka.

"Asyik... bentar cuci tangan dulu," kata Taera.

Setelah dia menaruh tasnya dan cuci tangan, Taers ikut bergabung makan seblak dengan yang lain.

"Habis darimana jam segini baru pulang? Udah hampir setengah 7 nih," tanya Sella.

"Habis rapat BEM, Sel," kata Taera kemudian melahap sesendok seblak.

"Beda ya sekarang Taera. Jadwalnya makin padat kayak jadwal KRL," celetuk Hyona bercanda.

"Iya nih. Beda ya sekarang yang jadi anak BEM," kata Sonia.

"Apalagi jadi pacarnya ketua BEM. Ah rasanya mantap," kata Hyona kemudian cengegesan.

"Apaan sih?" kata Taera malu-malu.

"Dia... dia... " Hyona mulai tersedak seblak yang pedas dan matanya mulai berair.

"Makanya jangan ngomong mulu kak," kata Sella.

Yang lain pada cekikikan sementara Hyona kini minum air mineral yang cukup banyak.

"Btw, jadi pacarnya ketua BEM enak nggak sih? Pasti susah-susah gampang," tanya Sonia.

"Ya gitu kak. Emang susah-susah gampang. Tapi gue seneng aja sih," kata Taera cengengesan.

"Iya, kak Ardilo kan baik. Orangnya juga sayang banget sama lo. Kelihatan lho," kata Sella.

Taera manggut-manggut. Dia keasyikan ngobrol sampai jam 7 malam. Dia kemudian teringat kalau habis ini ada rapat lagi.

"Mau mandi dulu. Duh lupa habis ini rapat. Ntar telat. Thanks kak seblaknya," kata Taera kemudian masuk ke kamarnya dan segera mandi.

***

Taera hampir saja telat. Untung aja jalanan nggak lagi macet sehingga dia sampai tepat waktu di sekret BEM. Disana sudah ada anak-anak BPH dan anak-anak Departemen Seni Budaya. Saat Taera masuk, Ardilo menatapnya. Entah kenapa Taera merasa seperti ada jutaan kupu-kupu di perutnya. Ardilo selalu bisa membuatnya jatuh cinta.

Rapat pun dimulai. Setelah pengesahan program kerja yang diajukan, mereka semua menutup rapat bersama dengan makan camilan dan saling mengobrol. Taera mulai tak canggung lagi dengan yang lain.

Setelah rapat selesai, mereks segera pulang karena jam buka sekret sampai jam 10 malam saja. Ardilo yang tak membaws mobil akhirnya nebeng dengan Taera. Otomatis anak-anak yang di sekret BEM men-cie-ciein mereka berdua karena Ardilo sangat mesra dengan Taera.

"Kita mau langsung pulang?" tanya Taera pada Ardilo.

Saat mau menjawab, perut Ardilo berbunyi. Taera otomatis tertawa kecil.

"Kakak lapar? Ya udah kita makan dulu yuk," ajak Taera.

"Kamu nggak kemaleman nanti?" tanya Ardilo.

"Enggak kok. Aku juga laper. Yuk kak," jawab Taera kemudian mengajak Ardilo mampir ke sebuah warung nasi goreng.

Setelah memesan makanan, mereka duduk dan saling ngobrol. Tanpa mereka tahu ada Kaino yang memperhatikan mereka.

"Seandainya yang jadi kak Ardilo itu gue, Tae," gumam Kaino.

avataravatar
Next chapter