Mata kuliah pun selesai, Intan berjalan mau menuju cafe, tanpa Intan sadari Andi yang sudah lama memendam rasa cinta pada Intan, mengikutinya dari belakang,
"Sebenarnya mau kemana sih dia..." risau Andi dalam hati, terus mengikuti langkah Intan.
Sesampainya di cafe, Intan lalu masuk dan menyapa teman-teman nya dan bergegas mengganti pakaian nya.
"Oh, ternyata selama ini dia bekerja di cafe ini..." gumam Andi yang mulai masuk ke dalam cafe.
Lalu Andi duduk di bangku paling pojok dan memesan es rasa cappucino,
" Tan, lu bawain pesanan ini kemeja yang paling pojok..." ucap temannya, karena dirinya juga masih sibuk.
Akhirnya Intan bersedia untuk membawa pesanan itu. "ini pesanan anda, selamat menikmati.." lalu Intan menaruh es tersebut.
Karena Intan hanya menunduk tanpa melihat orang itu, ketika mau balik badan tangan Intanpun ditarik paksa oleh Andi.
"Kamu duduk dulu disini !" ucap Andi sambil menarik tangan Intan, seketika raut wajah Intanpun masam dan cemberut.
"Aku lagi kerja, jadi jangan ganggu aku...." sahut Intan sambil melepaskan tangannya dengan kuat dan matanya melotot marah, lalu Intan berjalan meninggalkan nya,
"Kamu gak boleh pergi...!!!" cerocos Andi dengan lantang dan menarik tangan Intan lagi, Andi mulai esmosi.
"Lepasin tanganku !!!" marah Intan yang matanya melotot kearah Andi dan berusaha supaya tangannya terlepas, namun cekalan Andi terlalu kuat membuat tangan Intan sakit dan tergores oleh kuku Andi.
Jaka yang melihat kejadian itu lalu berjalan menuju ke Intan, "lepasin tangan kamu...!!!" suara Jaka yang keras membuat Andi melepaskan tangan Intan, andi pun tambah esmosi.
"Lo siapa beraninya bentak gue? jangan ikut campur lo ..." balas Andi dengan tangan yang sudah mengepal siap untuk meninju.
Tanpa Andi duga, Jaka langsung menyeret Andi keluar dari cafe dan melemparnya ke jalan.
"Pergi kamu ! jangan buat keributan disini, dan ingat...!!! jangan ganggu Intan lagi...!!!" Bentak Jaka kepada Andi yang sudah terlempar ke jalan.
Andi bangkit dan ingin memukul Jaka, sebelum tangan Andi menyentuh Jaka,. sebuah tendangan sudah mendarat diperut Andi, secepat kilat tubuh Andi terlempar dua meter.
"Bughh....auwhhh....sreeet....bughh..."
Semua karyawan dan pengunjung sedari tadi hanya menonton saja, tanpa ada yang berani melerai mereka.
"Ingat..!! urusan kita belum selesai....!!!" bentak Andi yang masih esmosi dan menahan sakit di perut nya, lalu Andi meninggalkan tempat itu.