webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Teen
Not enough ratings
47 Chs

CHAPTER 25 RAHASIA TERBESAR

Suasana pemotretan menjadi canggung, karena aku dan Hyun Soo yang saling bersikap dingin seperti anak kecil. Ekspresi Hyun Soo terlihat tidak bagus sesuai suasana hatinya, membuat fotografer terus mengomentarinya kecewa. Aku meliriknya dari jauh 'rasakan itu' hinaku dalam hati, melihat Do Hwan -ssi tampak menegurnya. Seo Rin yang datang dengan kopi ditangannya mengikuti arah lirikanku "lagi?" tanyanya santai sambil menyodorkan kopiku, aku hanya diam menerima kopi darinya, mengalihkan pandanganku dari Hyun Soo, lalu menghembuskan nafas kecil. Fotografer yang melihat tidak ada perubahan dari ekspresi Hyun Soo, menghentikan pemotretan, dan menyuruh crew lainnya untuk beristirahat sejenak. Melihat para crew lainnya bergerak menghentikan pemotretan. Aku menyerahkan kembali kopiku pada Seo Rin, meraih jaket, dan minum Hyun Soo sembari berjalan menghampirinya. Melihat tingkahku Seo Rin menggeleng heran "kau marah padanya, tapi kau sangat peduli padanya" hinanya geli dari belakang. Aku menoleh cepat menatapnya sinis mendengar perkataannya, membuat Seo Rin memutar matanya, membalikkan badan mulai membagikan kopi untuk staff lainnya.

Aku menghampiri Hyun Soo yang sedang berbicara dengan Do Hwan -ssi, memberikan jaket serta minumnya setengah hati. Hyun Soo menerima pemberianku canggung, langsung diam mengalihkan tatapannya dariku. Do Hwan -ssi yang melihat tingkah aneh kami langsung mengangguk paham, meghembuskan nafas berat dari mulutnya. Setelah Hyun Soo mengembalikan botol minumnya, aku pergi menjauh mencari kesibukan lain bersama anggota timku. Do Hwan -ssi langsung menyengggol lengan Hyun Soo

"lagi?" tanyanya langsung.

Hyun Soo menoleh kecil "mwo?" jawabnya berpura - pura tidak tahu

"kalian bertengkar lagi kan?"

"aniyo.." jawabnya datar,

"baiklah aku akan bertanya langsung pada Eun Kyung Ji -ssi"

"ANIYO.." bantahnya cepat.

Semua mata langsung tertuju pada Hyun Soo saat itu juga, Hyun Soo yang menyadari suara kerasnya itu menunduk malu sambil meminta maaf, sementara Do Hwan -ssi terlihat menahan tawanya yang hampr lepas. Hyun Soo meninju lengan Do Hwan -ssi kesal, langsung melangkahkan kakinya pergi menuju ruang tunggu. Do Hwan -ssi mengejarnya sambil memijat kecil lengannya kesakitan, ia terus menggoda Hyun Soo karena tingkah lucunya saat marah itu. Mereka duduk bersebelahan di ruang tunggu diam, Hyun Soo yang awalanya duduk sambil memejamkan matanya, tiba - tiba berdiri kesal mengacak - acak rambutnya

"AHHH INI SANGAT MENYEBALKAN" ungkapnya putus asa.

Do Hwan -ssi hanya diam meliriknya heran sambil menggeleng kecil, ia pun menarik lengan Hyun Soo menyuruhnya duduk, lalu menepuk tegas bahunya "kau ingin tahu bagaimana caranya agar kau bisa berbaikan dengannya saat ini juga?" tawarnya. Hyun Soo yang termakan tawaran itu langsung menoleh cepat

"katakan padaku?" mintanya antusias.

Do Hwan -ssi tersenyum miring mendekatkan wajahnya ke arah Hyun Soo serius, ia berdeham kecil "raih tangannya lebut, tatap dia lurus - lurus, dan katakan 'maafkan aku' jika perlu, pasang wajah memelas agar ia yakin kau merasa bersalah" ajarnya. Hyun Soo memutar matanya, dengan kening berkerut ragu "hyung.. apa kau yakin wanita seperti Kyung Ji akan termakan trik aneh seperti itu?" tanyanya ragu. Do Hwan -ssi memutar matanya tidak yakin

"te- tentu saja.. semua wanita akan luluh" sahutnya berusaha terdengar yakin.

Hyun Soo berpaling pelan meyakinkan dirinya, ia berdiri dengan langkah matap keluar dari ruang tunggunya, dan menghampiriku cepat. Ia meraih tanganku cepat, membuatku berbalik mengahapnya dalam sekejap, aku menatapnya bingung berfikir hal aneh apa yang akan ia lakukan kali ini. Hyun Soo menghembsukan nafas kecil sejenak mempersiapkan dirinya

"mianhae.." sahutnya memelas,

aku menaikkan sebelah alisku bingung dengan sikap anehnya kali ini. Aku menggeleng kecil sambil menarik tanganku "untuk apa?" tanyaku.

Mata Hyun Soo melebar kaget, eskpresinya menjadi sangat bingung "oh?" tanyanya.

Aku memutar mataku bingung "ya, kau meminta maaf untuk apa?" tanyaku sekali lagi, membuat Hyun Soo memutar matanya, dan memijat kecil keningnya "bukan ini maksudku.." keluhnya melihat rekasiku yang tidak sesuai harapannya. Hyun Soo membalikkan badanya cepat meninggalaknku begitu saja, aku hanya melihat punggungnya dengan tatapan bingung, lalu melepaskan tawa yang sejak tadi ku tahan.

Hyun Soo membanting pintu ruang tunggunya, dengan perasaan yang semakin tidak tenang setelah mengikuti saran managernya itu, ia menoleh sinis ke arah managernya sinis

"HYUNG.. KATAMU INI AKAN BERHASIL?" keluhnya.

Do Hwan -ssi menaikkan kedua bahunya santai "itu berhasil kan? Setidaknya kau sudah bicara dengannya" timpalnya santai,

"AHH.. JINJJA.." keluhnya semakin putus asa.

Do Hwan -ssi hanya tertawa melihat tingkah kekanakan Hyun Soo itu, ia menggeleng kecil lalu menghembuskan nafas besarnya. Setelah puas tertawa, ia berdiri menepuk ringan pundak Hyun Soo "pekerjaan tetap harus di selesaikan" bisiknya jahil. Hyun Soo hanya memutar matanya kesal mendengar perkataan Do Hwan -ssi, lalu berjalan keluar ruang tunggu dengan langkah terpaksa.

Hyun Soo berjalan lesu menghampiri fotografer mulai mendiskusikan kelanjutan pemotretan, fotografer pun menyarankan penggantian konsep, dan Hyun Soo menyetujuinya. Setelah mendegar persetujuan Hyun Soo, para crew mulai mempersiapkan latar fotonya, Hyun Soo juga mulai mengganti baju, dan memperbaiki riasannya. Pemotretan kembali di mulai, Hyun Soo terlihat lebih nyaman dengan konsep ini, seperti biasanya ia melirikku sesekali sambil menggerakan tubuhnya berpose di depan kamera. Fotograferpun berhenti sejenak memonitor hasil yang di dapatnya, ia mengamati semua hasil fotonya sambil mengerutkan keningnya kecil. Ia berunding kecil dengan para crew lainnya sejenak, lalu memanggil Hyun Soo untuk ikut berunding. Do Hwan -ssi yang juga ikut mendengarkan pembicaraan itu terlihat berfikir keras, melihat pembicaraan serius itu membuatku penasaran, terus memusatkan pandanganku pada mereka. Pembicaraan mereka terlihat semakin serius, namun tiba - tiba gerakan tubuh Hyun Soo terlihat menolak suatu ide yang di berikan oleh fotografer. Do Hwan -ssi yang awalnya tampak mengamati situasi, akhirnya ikut membuka mulutnya dalam diskusi itu, memberi saran kepada crew disana. Setelah Do Hwan -ssi selesai menyampaikan idenya, semua orang yang ada dalam lingkaran itu langsung menoleh ke arahku kompak. Menyadari tatapan mereka, aku pun menoleh kebelakang, dan tidak mendapati siapapun disana. Aku mengalihkan wajahku cepat, namun Do Hwan -ssi sudah berlari kecil ke arahku. Ia berhenti tepat di hadapanku lalu berdeham kecil

"Kyung Ji -ssi bisa ikut denganku sembentar" mintanya sopan, berusaha menggiringku ke arah tempat mereka berunding tadi.

Aku langsung menggeleng cepat "aku tidak mau" tolakku langsung tanpa mendengar penjelasan Do Hwan -ssi.

Hyun Soo menoleh kecil ke arahku, metakkan kedua tangannya di pinggang "Eun Kyung Ji -ssi" panggilnya tegas, aku menoleh cepat "ne.." jawabku canggung. Hyun Soo langsung mengerakkan matanya ke bawah menyuruhku datang ke hadapannya, aku langsung menggeleng cepat menolak perintahnya. Hyun Soo kembali menggerakan matanya dengan ekspresi memaksa, membuatku menggerakkan kakiku menuju ke hadapannya, dengan berat hati. Senyum puasnya mengembang melihatku berdiri di hadapannya, lalu ia kembbali menoleh ke arah para crew disana

"bagaimana? Dia cukup cantik kan?" tawarnya sambil menunjuk wajahku.

Para crew disana mengamatiku sejenak, mulai saling berbisik kecil, ada yang mengangguk kecil, dan ada pula yang menatapku remeh. Aku memutar mataku tidak peduli terus berdiri diam di tempatku, fotografer yang juga mengamatiku sejak tadi menggangguk setuju, ia kembali menatap Hyun Soo "baiklah kita lakukan persiapan untuknya dulu" sahutnya santai, dan membubarkan para staff untuk mulai bersiap - siap. Aku menoleh kaget ke arah Hyun Soo, sementara ia hanya tersenyum miring, menoleh kepada penata rias di sampingnya "bawa dia" perintahnya santai. Penata rias itu langsung menuntunku mengikutinya, mulai menggerakkan tangannya lihat merias wajahku. Aku yang awalnya menolak akhirnya diam mengikuti keadaan, aku tidak tahu kenapa mereka melakukan ini, dan aku ingin tahu untuk apa mereka melakukan ini padaku.

Aku keluar dengan riasan yang menurutku berlebihan, serta terusan hitam ketat pendek yang menurutku terlalu seksi. Semua mata menatapku kagum, termasuk teman - teman timku. Aku berjalan tidak percaya diri, sambil terus melihat sekelilingku bingung. Hyun Soo yang keluar dari ruang tunggu langsung menghampiriku, ia tersenyum kecil sambil menyampirkan jaketnya memutupi tubuhku. Aku tersenyum kecil sambil menundukkan kepalaku diam

"apa kau sudah memaafkanku?" tanya Hyun Soo santai

"memaafkanmu?" tanyaku bingung,

Hyun Soo memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celana, ia mengangguk "ya, kau kan marah padaku" tuduhnya santai.

Aku memutar mataku pelan "aku tidak marah" bantahku, Hyun Soo tertawa remeh "tapi?" timpalnya. Aku menaikkan alisku

"aku kesal.." jawabku santai,

Hyun Soo tersenyum miring "terserahlah" sahutnya tidak peduli.

Setelah perisapan latarnya selesai, fotografer mendekat ke arah kami membawa lembaran konsep yang akan di pakai, dan langsung menunjukkannya pada kami mulai menjelaskan kosep itu santai. Mataku melebar kaget melihat foto dengan model wanita yang ku lihat kemarin, aku menoleh cepat menatap Hyun Soo yang berusaha menyembunyikan senyumnya dariku, aku pun menutup mataku kesal sambil menghembuskan nafas berat. Fotografer di hadapanku mendengar suara nafasku, menghentikan penjelasannya sejenak

"ada apa? Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak nyaman nona?" tanyanya padaku.

Aku langsung memaksakan senyumku sambil menggeleng cepat, fotografer itu pun kembali melanjutkan penjelasannya setelah melihat gelenganku. Setelah penjelasan singkat, fotografer itu pun memberi tanda kepada crew lainnya, bersiap untuk pengambilan gambar sesungguhnya. Hyun Soo menahan kecil lenganku, memutar tubuhnya menghadapku lurus, ia tersenyum kecil melingkarkan tangannya ke leherku membuka jaket yang ia berikan beberapa saat yang lalu. Aku terdiam mematung di tempatku dengan jantung berdebar keras, membuat Hyun Soo melambaikan tangannya di depan mataku "hey.." panggilnya membuyarkan perasaanku. Aku mendongak kecil menatap Hyun Soo menaikkan alisku ringan, Hyun Soo pun tersenyum kecil, dan menggandeng tanganku menuju latar pemotretan. Fotografer yang sudah siap untuk mengambil gambar menatap kami sejenak

"nona, kau bisa santai saja, dan Hyun Soo -ssi bisa sedikit jauhkan wajahmu agar wajahnya sedikit terlihat" arahnya ringan.

Aku menoleh kaget ke arah Hyun Soo "wajahku akan terlihat?" tanyaku kaget. Hyun Soo tersenyum kecil, menunduk mendekatkan bibirnya ke telingaku

"tentu saja.." bisiknya santai.

Mataku melebar kaget dan aku mengangkat tangan sebelahku hendak memukulnya. Dengan gerak cepat Hyun Soo menahan tanganku, menarikku mendekat ke arahnya. Ia melingkarkan tangan sebelahnya ke pinggangku, semakin menarikku mendekat masuk dalam pelukannya. Mataku melebar merasakan kedekatan kami, jantungku berdebar semakin cepat, dan aku menahan nafasku begitu saja. Hyun Soo tertawa kecil melihat tingkahku yang tak asing baginya, ia semakin mendekatkan wajahnya

"bernafaslah" bisiknya.

Aku melepaskan nafas yang sejak tadi kutahan dan mengalihkan wajahku dari Hyun Soo. Suara kamera terus terdengar cepat, pujian puas fotografer juga mulai terdengar melihat gerakan kami yang sangat nyaman. Fotografer itu berhenti sejenak dan mendongak kecil

"nona, bisakah kau melihat ke arah kamera sejenak" mintanya sopan,

"ne? Oh.. ne.." jawabku gugup lalu menoleh ke arah kamera.

Fotografer itu tersenyum puas, lalu mengalihkan tatapannya pada Hyun Soo "Hyun Soo -ssi, tolong berdiri membelakangi kamera di hadapannya, kita akan menutupi separuh wajahnya dengan bahumu" aturnya sambil mengayunkan sebelah tangannya ringan. Setelah Hyun Soo bergerak sesuai permintaannya, fotografer itu kembali tersenyum puas, dan mulai memotret kami puas. Aku menoleh kecil ke arah Hyun Soo yang ternyata menatapku entah sejak kapan, kami saling terus menatap sampai fotografer di hadapan kami memberi kode, membuyarkan pandangan kami. Hyun Soo mengalihkan tatapannya terlebih dahulu dariku, melihat itu entah kenapa aku merasa sedikit aneh. Aku menelan air liurku berusaha menenangkan perasaanku, langsung mengalihkan wajahku terdiam canggung. Do Hwan -ssi memanggil Hyun Soo, mengajaknya untuk kembali berunding dengan fotografer. Setelah Hyun Soo pergi, teman - teman timku pun langsung berdatangan mengelilingiku, tidak percaya melihat riasanku yang menurut mereka sangat cantik. Aku hanya menutupi wajahku malu, sambil melempar tawa kecil menangapi pujian mereka. Seo Rin menyampirkan jaketku santai

"kau sangat" katanya sambil mengamatiku dari kepala sampai kaki sejenak, ia menatapku "aneh.." lanjutnya santai.

Komentar itu lebih terdengar khas Seo Rin, aku pun melemparkan tawa kecilku, sambil menggeleng heran. Anggota timku mulai berebutan mengajakku berfoto bersama satu - persatu, aku pun hanya bisa menanggapi permintaan mereka pasah. Tiba - tiba Hyun Soo datang menghamipiri kami, membuat anggota timku berhenti berfoto langsung menunduk hormat pada Hyun Soo. Ia terlihat santai dengan senyum kecil di bibirnya "kenapa kita tidak berfoto bersama?" tawarnya, aku menoleh cepat ke arahnya dengan ekspresi kaget, begitu juga teman - teman timku yang lain. Hyun Soo tertawa kecil melihat rekasi kami semua, ia mengusap hidungnya pelan

"waeyo?" tanyanya santai.

Salah satu timku menjawab "tidak.. kami hanya.." timpalnya bingung

"tidak perlu canggung, ayo kita foto bersama"

Seo Rin merampas ponsel seorang anggota lain cepat, langsung mengarahkan kamera ke arah kami "ayo semua merapat" ajaknya santai.

Seluruh anggota tim pun merapat, mulai tersenyum menghadap ke kamera, Hyun Soo terlihat nyaman mengangkat dua jarinya tersenyum lebar berpose di depan kamera. Aku meliriknya sejenak dengan senyum kecil menghiasi ujung bibirku. Setelah kami mengambil beberapa foto, Hyun Soo kembali memasukkan tangannya ke dalam saku celananya santai, ia mendekatkan bibirnya ke telingaku "ada yang ingin di bicarakan oleh Do Hwan hyung, ikut aku" bisiknya santai. Setelah berpamitan sejenak, aku mengikuti Hyun Soo masuk ke ruang tunggu, ekspresiku biasa saja sampai mendengar pertanyaan aneh Do Hwan -ssi

"Kyung Ji -ssi apa kau punya pacar?" tanyanya.

Aku menggeleng cepat dengan kening berkerut "kenapa.. tiba - tiba?" tanyaku penasaran,

Do Hwan -ssi tampak tertawa garing, ia mengalihkan pandangan gugupnya dariku menggaruk kecil belakang kepalanya sejenak. Pandangannya kembali mengarah padaku sambil membuka mulutnya perlahan

"jadi.. begini, hmm.. bagaimana cara menjelaskannya ya" bukanya kebingungan,

"aku diminta untuk melakukan pose yang kemarin kau benci" timpal Hyun Soo datar.

Aku memiringkan kepalaku dengan alis berkerut, mataku melebar teringat akan pose yang Hyun Soo maksud itu, dan aku membuka mulutku hampa. Aku menutup mataku rapat sambil menggelengkan kepalaku cepat, berusaha menghilangkan bayangan pose itu dari kepalaku, aku memutar mataku menatap Hyun Soo

"hey, apa kau sengaja meminta pada fotografer untuk melakukannya?" tuduhku curiga.

Hyun Soo langsung menghembuskan nafas besarnya "apa kau kira aku mau melakukannya?" timpalanya menekan.

Aku menaikkan kedua tanganku ke pinggang "lalu kenapa kau tidak menolaknya?" timpalku lebih menekan, Hyun Soo melipat kedua tangannya di depan dada "aku tidak punya alasan menolaknya, ini pekerjaanku bagaimana bisa aku menolaknya?" bantahnya. Aku memutar mataku kepalaku kesal sambil menghembuskan nafas berat, Do Hwan -ssi yang sejak tadi melihat perdebatan kami duduk bersandar diam dengan tangan terlipat di dada

"kalian berhentilah merayu satu sama lain" sahutnya datar.

Aku dan Hyun Soo menoleh ke arah Do Hwan -ssi bersamaan "aku tidak merayunya" sahut kami kompak.

Tawa Do Hwan -ssi pecah melihat kekompakan kami itu, ia menggeleng kecil sambil menujuk kami bergantian "lihat, kalian sangat serasi, seperti Tom and Jerry" katanya geli. Hyun Soo menatap managernya sinis sambil mencibirkan bibirnya, ia menaikkan alisnya licik

"hyung, aku bisa membuat bayaranmu menjadi seprauh dari normal bulan i-.." ancamnya terhenti, "ahh.. baiklah.. baiklah.. aku akan diam" timpal Do Hwan -ssi menyela Hyun Soo cepat.

Tiba - Tiba terdengar ketukan kecil dari pintu, lalu seorang crew membuka pintu ruang tunggu kami pelan "Bae Hyun Soo -ssi, kita akan melanjutkan pemotretannya sekarang" panggilnya sopan lalu menunduk kecil sebelum menutup pintunya. Aku menundukkan kepalaku dalam sambil menghembuskan nafas terpaksa, tanpa basa - basi Hyun Soo langsung berjalan keluar melewatiku begitu saja.

Kami hanya berdiri berdampingan dengan ekspresi tegang bagaikan patung, setelah mendengar arahan dari fotografer, Hyun Soo pun menghembuskan nafas besar, dan mulai menggerakan tubuhnya cepat. Dalam hitungan detik, satu tangannya sudah memeluk erat pinggangku dan tangan lainnya sudah menyentuh lembut daguku. Ia menatap mataku lurus - lurus dengan senyum miring menghiasi ujung bibirnya, aku terus menatapnya waspada sambil mengepalkan tanganku erat meremas kuat kemejanya, ia menundukkan kepalanya semakin mendekatkan bibirnya melewati bibirku menjuju telingaku. Hyun Soo diam sejenak dengan pose itu, lalu membuka bibirnya kecil

"aku mengatakan padamu aku tidak akan melakukannya dengan model lain kan, maka aku akan melakukannya denganmu" bisiknya cepat.

Setelah mengatakan semua itu, Hyun Soo menarik bibirnya menjauh, menatap mataku lurus. Aku menatapnya semakin waspada dengan mataku yang mebesar panik, sementara Hyun Soo kembali menyunggingkan senyum miringnya santai. Ia memejamkan matanya perlahan dan menempelkan bibirnya lebut menyentuh bibirku. Seluruh isi studio langsung gempar melihat Hyun Soo mencium bibirku. Fotografer yang melihat itu semakin puas, dan langsung mengambil banyak gambar dari berbagai sisi. Anggota timku dan para staff lainnya terlihat kaget, mereka langsung berteriak histeris melihat tindakan Hyun Soo itu. Setelah fotografer selesai mengambil gambar kami, Hyun Soo langsung melepaskanku dengan gerakan cepat. Ia mengangkat kedua tangannya ke udara, mulai menggerakan kakinya mundur menjauhiku, aku yang menatapnya sambil menahan rasa kesalku bergerak maju perlahan. Aku terlihat bagikan harimau yang hendak menerkam mangsanya. Melihat ekspresi itu, Hyun Soo langsung membalikkan badannya cepat berlari dari hadapanku menyelamatkan dirinya. Aku dengan emosi yang meledak berlari cepat mengejarnya, aku melepas satu - persatu sepatu hak tinggi yang ku pakai, dan melemparkanya pada Hyun Soo memutari studio.

000

Aku berjalan pulang dengan langkah kesal penuh emosi, siap menyerang siapapun yang menyenggolku saat ini. Hyun Soo sejak tadi mengikutiku dengan mobilnya, terus membujukku, dan mengatakan permintaan maaf. Aku menghentikan langkahku dengan tatapin sinis menoleh ke arah Hyun Soo, ia yang awalnya santai terlihat tegang setelah melihat tatapan sinisku, aku memejamkan mataku menghembuskan nafas kesal untuk kesekian kalinya. Hyun Soo berdeham kecil

"katakan apa yang kau inginkan aku akan melakukannya untukmu" tawarnya pasrah

"hey, apa kau sudah gila?"

"tidak, aku 100% waras" sahutnya santai.

Nafas tidak percayaku terhembus langsung dari mulutku "HEY!!" bentakku,

Hyun Soo kaget medengar teriakkanku, nyalinya terlihat menciut, dan ia melirikku ketakutan. Aku menghembuskan nafas besar dari mulutku sambil memejamkan mataku rapat, mengangkat tanganku menampar diriku sendiri "kau yang gila Eun Kyung Ji.." keluhku. Melihat tingkahku tawa Hyun Soo pecah begitu saja, saat mendengar tawanya, aku langsung melotot ke arahnya

"kau tertawa?" sahutku sinis.

Nyali Hyun Soo pun kembali menciut, ia menutup mulutya langsung menunduk kecil, kembali memelas dengan memperlihatkan ekspresi bersalah. Aku menghembuskan nafas, menggeleng kecil terus menatapnya. Aku berjalan mendekat ke mobilnya dan menunduk kecil

"apa kau tidak jadi menemui Moon Hyo Ra?" tanyaku santai.

Hyun Soo menggeleng cepat "tidak, kita sudah baikan jadi aku tidak perlu khawatir lagi" tolaknya santai.

Mendengar itu perkataannya itu, tawaku pecah, dan aku menatapnya lebih santai. Ia tersenyum kecil "kau tertawa" godanya sambil mengangkat telunjuknya ke arahku. Tawaku semakin keras mendengar perkataannya itu

"ya, aku tertawa, apa kau puas sekarang?" gurauku.

Hyun Soo hanya tertawa kecil, lalu turun dari mobilnya. Ia menarik lenganku cepat, membuka pintu penumpang depan "aku lapar, ayo kita makan malam" sahutnya sambil mengoyang - goyang tanganku. Aku tertawa kecil melihat tingkah kekanakannya itu, aku pun menuruti keinginannya masuk ke dalam mobil. Hyun Soo menutup pintu mobilnya lalu berjalan memutar ke kursi pengemudi, ia memasang sabuk pengamannya

"apa yang ingin kau makan? Katakanlah aku akan membelikan semua yang kau inginkan" katanya santai.

Keningku berkerut kecil "ada apa dengan penawaran tidak tulus ini..?" timpalku curiga

"kau tidak percaya padaku?"

aku menggeleng cepat dengan ekspresi yakin, membuat Hyun Soo tidak terima melihat itu. Ia menoleh ke depan "baiklah, aku akan buktikan penawaran tulusku ini" sahutnya sambil menjalankan mobilnya.

Mobil Hyun Soo berhenti di depan salah satu restaurant besar di Seoul, yang masuk dalam daftar restaurant termahal di Korea. Aku membuka mulutku tercengang, mencengkram erat sabuk pengamanku, tidak ingin beranjak dari kursi mobil sedikitpun. Hyun Soo menoleh santai menatapku, dalam sekejap ekspresinya berubah

"ada apa? Ayo turun" ajaknya santai.

Aku semakin erat mencengkram sabuk pengamanku, menempelkan tubuhku kuat pada kursi mobil, dan menggeleng kuat sambil meliriknya "tidak, terima kasih" tolakku panik. Hyun Soo memalingkan wajahnya sambil tertawa kecil paham mengapa aku bersikap seperti ini, ia melepaskan sambuk pengamanku, dan menatapku sombong "tenang saja, ada oppa disini, yang perlu kau lakukan duduk, pesan, dan makan" sahutnya menyombongkan diri sambil menepuk kecil dadanya. Senyumku mengembang mendengar perkataan itu, aku langsung turun dari mobil dengan langkah semangat, memuat Hyun Soo tertawa geli melihat sikapku yang berubah dalam hitungan detik itu. Kami masuk ke dalam, duduk berhadapan di meja untuk dua orang, yang terletak dekat jendela besar. Tak lama seorang pelayan membawakan menu untuk kami, menunggu kami memilih menu yang akan di pesan. Aku tercengang melihat harga makanan yang sangat mahal, lalu menaikkan pandanganku melirik Hyun Soo. Ia terlihat santai melihat menu di hadapannya, aku menaikkan menu di tanganku menutupi wajahku, menghembuskan nafas besar. Hyun Soo mengangkat pandangannya dari menu

"apa kau sudah memilih?" tanyanya.

Aku menurunkan menu yang menutupi wajahku perlahan lalu menggeleng dengan tawa garing, melihat ekspresiku itu, Hyun Soo tersenyum miring. Ia menoleh pada pelayan yang menunggu "kami pesan 2 porsi steak, 1 salad, dan satu botol wine" sahut Hyun Soo santai. Aku tercengang mendengar apa yang di pesannya, namun aku hanya mematung diam ditempatku.

Setelah pelayan itu pergi, aku langsung mencondongkan tubuhku ke arah Hyun Soo cepat memulai protesku

"hey, apa kau yakin kau bisa membayar makanan disini?" bisikku

"tenanglah, kau lupa siapa aku?" timpalnya menyombongkan diri,

"dasar sombong" hinaku cepat, lalu mencibirkan diriku sambil membuang muka.

Hyun Soo tertawa kecil sambil menggeleng heran melihat tingkahku. Aku melemparkan pandanganku ke sekeliling, menyadari restaurant yang kami kunjungi ini tidak terlalu ramai. Hanya beberapa meja yang terisi, namun semua orang yang ada disini terlihat berkelas dari penampilan, dan cara jalan mereka. Aku mulai merasa canggung karena pakaianku yang terlihat biasa saja, aku menyandarkan tubuhku, dan melipat tanganku di depan dada berusaha menutupi pakaianku. Tak lama, pelayan tadi kembali membawa sebotol wine lalu membuka tutupnya, dan menuangkannya ke gelas kami. Hyun Soo langsung mengambil gelas itu, meminum sedikit wine di dalamnya, begitu pula denganku. Kami meletakkan gelas kami bersamaan, lalu Hyun Soo sedikit mencondongkan badanya ke arahku

"nikmatilah, aku berjanji aku akan membayarnya"

aku tertawa kecil "baiklah" putusku santai.

Aku berdiri dari kursiku santai "aku ke toilet dulu" pamitku lalu membalikkan badan. Tanpa sengaja, aku menabrak seorang penggunjung wanita lain yang hendak lewat, aku membungkukan badanku sambil meminta maaf, lalu memeriksa keadaan wanita yang tidak sengaja ku tabrak barusan. Wanita itu juga menunduk sopan meminta maaf kepadaku, ia mengangkat kepalanya menatapku

"oh.. Eun Kyung Ji?" panggil wanita itu mengenaliku,

aku menatap wanita itu kaget "ne?" jawabku bingung.

Aku memutar mataku panik, melepaskan tawa garing tidak mengenali wanita yang menyapaku ini, sementara wanita itu mengamatiku lekat - lekat "benar, Eun Kyung Ji, lama tak jumpa Kyung Ji -yah, ini aku Bang So Ram, kau tidak ingat?" sapanya senang bertemu denganku setelah sekian lama.

Aku membuka mulutku hampa "a- ahh.. So Ram -ie, lama tak jumpa" sapaku canggung,

"bagaimana kabarmu? Sejak kau pindah ke Soul Gereja sangat sepi, apa kau masih sering berkunjung ke Busan?" tanyanya antusias. Aku hanya tersenyum kecil sambil menggeleng "aku sudah lama tidak ke Busan, aku sedikit sibuk karena pekerjaanku" timpalku.

So Ram tampak mengangguk kecil, matanya melebar kecil "benar" sahutnya teringat sesuatu "biarawati Shin meninggal 3 tahun yang lalu, apa kau dengar beritanya?" tanyanya.

Mendengar nama itu Hyun Soo menoleh ke arah kami dengan mata melebar kaget. Aku yang tidak menyadari tatapan Hyun Soo itu, hanya mengerutkan keningku mendengar nama yang asing bagiku itu "biarawati Shin?" tanyaku lagi. Wanita itu tampak melebarkan matanya kaget teringat akan sesuatu "oh, aku dengar kau mengalami kecelakaan, apa itu benar?" tanyanya.

Aku tersenyum kecil "hmm"gumamku pelan membenarkan

So Ram tampak menunjukkan ekspresi bersalahnya "begitu rupanya, tapi syukurlah kau baik - baik saja, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi Kyung Ji -ah" pamitnya ceria sambil melambaikan tanganya ke arahku. Aku pun terseyum kecil sambil melambai ke arahnya, So Ram berjalan melewatiku lalu menghilang di balik pintu keluar.

Hyun Soo duduk mematung di tempatnya sambil menatapku dengan mata melebar, dan ekspresi tegang. Aku menoleh ke arah Hyun Soo melihat ekspresi anehnya itu, mengedipkan mataku beberapa kali "aku.. aku ke toilet dulu" pamitku sekali lagi. Aku menghembsukan nafas besar sambil menatap wajahku dicermin, aku mulai bertanya - tanya dalam hatiku 'siapa dia? Bang So Ram? Aku tidak mengenalnya, siapa biarawati Shin? Apa hubungannya denganku?' tanyaku dalam hati. Aku semakin memaksa diriku untuk mengingat, pertanyaan terus memenuhi otakku siapa wanita itu, dan kapan aku bertemu dengannya pertama kali?

Kepalaku mulai terasa berputar dan pandanganku mulai kabur. Aku menggelengkan kepalaku cepat, tiba - tiba aku kembali teringat saat kami bermain jinsil game waktu itu. Pertanyaan Hyun Soo kembali berputar - putra di otakku "apa rahasia terbesarmu?" pertanyaan itu kembali menggema, kepalaku semakin terasa berputar, dan aku menggeleng kuat berusaha mengendalikan diriku. Keseimbanganku mulai terganggu, langkahku pun mulai terhuyung. Rahasia terbesarku adalah masa laluku. Masa lalu yang tidak ingin ku buka kembali, masa lalu yang penuh luka, dan pengkhianatan. Aku tak sanggup lagi menahan rasa sakit di kepalaku, aku berusaha berjalan keluar dari toilet meminta bantuan. Langkahku terseret dan pandanganku semakin kabur. Kekuatanku terasa hilang seiring kakiku yang semakin melemas, aku terus berusaha dengan sisa tenagaku untuk menuju kembali ke meja kami, namun usahaku sia - sia. Mataku terpejam rapat, aku langsung jatuh tergeletak di lantai tak sadarkan diri.

***