webnovel

Kisah baru

"Apakah aku begitu egois saat ini Kevin?" Tanya Luna lagi.

Kevin terdiam, haruskah ia menceritakan semuanya sekarang pada Luna?

Kevin kembali menggenggam tangan Luna erat sambil membelai pipi Luna lembut.

"Jangan pernah merasa bersalah Luna, hubunganku dengan Monic tidak seperti yang kamu bayangkan." Jelas Kevin, Luna tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Kevin.

"Monic pernah masuk penjara saat di Amerika dulu." Ucapan Kevin membuat Luna terkejut.

"Kami kuliah ditempat yang sama, saat itu dia menyukai Smith. Wanita itu sangat licik, dia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Smith, tapi cinta tidak bisa dipaksakan Smith jatuh cinta pada wanita lain yang kini menjadi istrinya. Monic tidak terima dia meracuni istri Smith di hari pernikahan mereka hingga istri Smith nyaris meninggal." Kevin menceritakan semuanya, Luna tidak percaya dengan apa yang didengarnya. sejahat itukah Monic.

"Dia ingin membalas dendam dengan meminta ayahnya yang memiliki saham 30% diperusahaan ini untuk menjodohkannya denganku. Ayahnya mendesak ayahku agar menerima perjodohan ini jika ia tidak ingin ayah Monic menjual sahamnya pada perusahaan saingan kita. Bagaimanapun aku dan Smith bagai saudara, dia ingin merusak hubungan baik kami. Monic sangat licik dan tidak berperasaan, selama ini aku diam menerima perlakuannya bukan karena aku ingin, melainkan karena aku tidak ingin dia mengetahui perasaanku padamu. Aku tidak ingin kamu terluka.m, aku takut sekali dia menyakitimu seperti dia menyakiti Samantha istri Smith." Jelas Kevin, jadi selama ini dia hanya salah faham, Kevin hanya memikirkannya selama ini? Kevin menanggung banyak beban selama ini dan dia malah menambahkan bebannya.

"Ayahku bilang, satu-satunya cara agar aku bisa lepas dari jeratan Monic dengan membuat Furniture K menjadi nomor satu di Indonesia. Hanya itu caranya.."

"Maafkan aku Kevin... Selama ini aku hanya memikirkan perasaanku sendiri." Ucap Luna menangis, ia merasa bersalah pada Kevin.

Kevin tersenyum perasaanya sangat lega setelah menceritakan semua pada Luna sekaligus khawatir jika Monic mengetahui hubungan mereka bagaimana? Tapi Smith bilang jika dia akan membantu menjaga Luna jika mereka tetap menjaga rahasia tentang hubungan mereka hingga waktunya tiba maka semua akan baik-baik saja bukan.

"Aku akan melindungimu sekuat tenagaku... Smith mengatakan jika dia akan membantu melindungimu juga, jadi jangan khawatir aku tidak akan membiarkanmu terluka sedikitpun." Kevin kemudian mendekap erat Luna agar Luna tidak perlu emngkhawai apapun.

Tapi kemudian Luna melepaskan dekapan hangat Kevin dan tersenyum.

"Ey.. Kamu lupa aku jago beladiri, tenang saja.. jangan mencemaskanku aku akan baik-baik saja..." Ucap Luna dengan senyum lembutnya memegang punggung tangan Kevin dan meyakinkan Kevin.

"Mari kita berjuang berasama melawan Monic dan membuat Furnitue K menjadi nomor satu." lanjut Luna menyemangati Kevin.

Seperti mendapatkan energi baru Kevin tersenyum cerah, Luna membuatnya seperti hidup kembali, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih berusaha keras lebih dari pada siapapun. Dia akan menjadikan Furniture K menjadi nomor satu dan menjadikan Luna pengantinnya.

"Ya dan kemudian aku akan menikahimu.." sambut Kevin sambil mengecup tangan Luna yang dibalas dengan senyum penuh bahagia

***

Luna menggeliatkan tubuhnya saat sinar matahari menerpa wajahnya. Perlahan ia membuka matanya dan tersenyum saat melihat wajah Kevin yang masih terlelap.

Kevin mendekapnya erat, entah mengapa posisi mereka menjadi seperti ini seingatnya mereka tidur di sofa berbeda.

Apa terjadi sesuatu diantara mereka semalam?

Luna berpikir dengan keras, mereka tidak melakukan hal diluar batas kan semalam? Luna masih berpikir tanpa mencoba melepaskan diri dari dekapan Kevin hingga akhirnya Kevin terbangun perlahan.

"Selamat pagi.." Sapa Kevin dengan mata sayunya ia tersenyum saat melihat wanita yang dicintainya berada sedekat ini dengannya.

"Kevin..."

"Ya?" jJawab Kevin yang masih menganguk, matanya terpejam kembali rasanya sangat nyaman sekali karena sudah lama Kevin tidak tidur dengan nyenyak.

"Kevin bangunlah.... Sebenarnya apa yang terjadi semalam?" Tanya Luna penasaran.

"Semalam?" Kevin membuka matanya kembali dan berpikir, pikirannya masih belum sepenuhnya sadar.

Hingga Kevin menyadari posisi mereka dan perlahan melepaskan dekapannya pada Luna.

Mereka kini beranjak bangun, sambil memutar kembali banyak hal yang mereka lalu semalam. Tapi semalam mereka tidur disofa yang berbeda lalu kenapa saat ini mereka tidur disofa yang sama?

Kevin membelalakan matanya saat telah kembali mengingat apa yang membuatnya berpindah tempat. Kevin tidak mau memberi tahu Luna dan masih berpura-pura tidak ingat.

"Aku ingat! Semalam kamu...." Luna tiba-tiba berkata dengan antusias membuat wajah Kevin menjadi tegang, Luna lantas tersenyum menggoda Kevin dengan menyenggol bahu Kevin dengan bahunya.

"Seseorang menjerit takut saat ada suara petir." Ledek Luna, semalam Kevin baru saja ingin tidur tapi tiba-tiba suara petir membuatnya terperanjat kaget sekaligus takut. Ia dengan perlahan berjalan kesisi Luna hingga akhirnya mereka tertidur disofa yang sama.

"Aku tidak takut petir, aku hanya mencemaskanmu kalau-kalau kamu takut jadi aku menghampirimu." jelas Kevin beralasan membuat Luna tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi malu Kevin. Selama ini Kevin selalu mempermainkannya dengan sikap dingin yang sok gagah tapi ternyata ia takut pada suara petir.

"Jangan menertawakan ku..." Protes Kevin kesal, Luna tidak mendengar perkataan Kevin. ia hanya terus tertawa menertawai Kevin.

Kevin sangat malu dibuatnya, memang apa yang salah dengan takut pada suara petir, itu manusiawi bukan? suara petir terdengar seperti langit akan runtuh baginya tapi Luna tidak mengerti sepertinya, ia terus tertawa hingga tatapan mata Kevin berubah. Ia menarik tangan Luna dan mebungkam tawa Luna dengan cara menciumnya.

Hati Luna rasanya akan meledak, Kevin menciumnya lagi tapi hatinya tidak bisa berhenti berdebar kencang. Luna tidak membalas awalnya, tapi Kevin membuatnya tidak berdaya hingga akhirnya menyerah dan membalas ciuman lembut Kevin.

Kevin melepaskan ciumannya perlahan wajah Luna memerah kinj, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukannya tapi tadi sangat luar biasa bahkan hatinya telah melompat kegirangan.

Brak...

Ditengah perasaan tersipu mereka, Luna dan Kevin dikejutkan dengan suara benda terjatuh membuat mereka menoleh secara bersamaan.

"Ma..maaf saya akan menganggap tidak melihat apapun dan menutup mulut saya rapat." ucap seorang wanita paruh baya yang memakai pakaian petugas kebersihan.

Luna dan Kevin terdiam apa mereka baru saja kepergok berciuman?

"e.. tolong jangan pecat saya.." ucapnya lagi khawatir.

Kevin terlihat tidak senang, sedangkan Luna terlihat cemas. Kevin lantas beranjak bangun dan meraih tangan Luna membawanya diposisi yang sama dengannya.

"Kami percaya padamu, ibu Julia." ucap Kevin tersenyum setelah membaca tanda pengenal didadanya, wajah tegang wanita itu berubah menjadi senyum merekah. ia menganggukan kepalanya dengan cepat tanda mengerti.

"Lebih baik, bapak tidak lewat pintu depan, ada banyak petugas kebersihan disana. Lewat pintu samping akan lebih aman." Saran Julia.

"Baiklah.. terima kasih sarannya." Kevin tersenyum, ia tidak sepenuhnya percaya dengan wanita dihadapannya ini tapi dia sudah tertangkap basah jadi dia tidak punya pilihan lain.

Kevin membawa Luna menuju pintu keluar dengan tangan yang masih saling menggengam erat.

"Semoga kalian bahagia.." ucap Julia dibalas dengan senyum hangat Luna.

....

Next chapter