webnovel

Obsessed With You

Ini cerita tentang cinta, dalam bentuk apapun cinta bisa terjadi terhadap siapapun, Cerita tentang cinta universal tanpa batas maupun Gender.

Sweet_SourKiwi · LGBT+
Not enough ratings
23 Chs

Kerja Sampingan Lain

Qiqi melihat Yu dengan mata besar, mengepalkan tangannya, bagaimana ia bisa ketahuan kalau bukan karena Yu yang mengadu.

"Yu apa yang kau inginkan? Kau sengaja yah memberitahu mereka?"

SuYang mendorong pundak Qiqi.

"Aku yang bertanya kenapa kau melakukannya? Apa ini terlihat menyenangkan untukmu? Qiqi teganya dirimu?"

Qiqi menunjuk ke muka Yu.

"Ini semua salah paham, apa kau akan percaya dengan hasutan anak ini?"

Yu semakin tak bisa bicara apa-apa, padahal ia baru tiba di sana.

SuYang mendekati Yu.

"Yu kenapa kau tidak bilang apa-apa?"

Hua maju dan mendorong dada SuYang yang begitu dekat dengan Yu, juga menarik tangan Yu ke belakangnya.

"Mundur, memangnya apa hubungan Yu dengan hubungan kalian ini, sungguh aneh sekali, urus masalah kalian sendiri, ayo Yu kakak antar pulang"

Sementara Hua menarik tangan Yu, kepala Yu masih melihat SuYang yang berdiri melihat Qiqi tajam.

"Kak Hua tunggu, kak SuYang"

..............

Di kamar BaiHua.

BaiHua mengompres lutut kiri Yu yang memar hingga kebiruan, sementara pemuda itu sejak tadi terlihat melamun saja.

"Hei" Hua membelai rambut depan Yu yang jatuh menutupi dahi hingga matanya.

"Apa yang kau pikirkan? Masih berpikir soal temanmu itu?"

Yu mengangkat kepalanya, ia mengangguk.

"Iyah kak, Yu, jadi merasa bersalah, seharusnya Yu memberitahu kak SuYang saat ada kesempatan, hingga ia, tidak seperti tadi"

"Kejadiannya terlalu cepat Yu, kau mungkin tidak sempat memberitahunya, jangan salahkan dirimu, ini semua bukan urusanmu kenapa kau harus berada di antara mereka"

Yu berpikir benar kata kak Huanya, tapi ia tetap tidak merasa enak seolah ia mengkhianati kak SuYangnya dengan mengenal pria lain yang juga menjadi pacar Qiqi. Dan besok pagi, ia akan melihat wajah SuYang yang mungkin akan marah padanya, ini sungguh tidak baik.

"Heh kak Su yang malang, ia pasti patah hati sekali, menurut kak Fai kak SuYang itu punya pacar bisa dihitung dengan jari satu tangan, dan biasanya pacarnya itu memang tidak ada yang awet, ia pasti merasa sedih karena setiap kali harus gagal, heh harusnya Yu memberitahukan padanya"

Hua menggeser duduknya, membelai rambut Yu.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan, walau berat tapi lebih baik mengetahuinya sekarang daripada nanti, semua akan membaik besok, percaya pada kakak yah"

Yu mengangguk, ia tersenyum melihat wajah kak Hua yang selalu melihatnya dengan tatapan penuh cinta, siapapun akan tahu kalau ia beruntung bisa melihat sorot mata itu di mata orang yang melihatnya.

"He yah kak"

....................

Besoknya di toko Mentari.

Suara sapu lidi menyapu conblock kembali terdengar, musim gugur tiba, banyak daun yang terus mengering dan berguguran sehingga memenuhi trotoar, Yu menyingkirkan daun kering yang kian menumpuk memasukkannya ke dalam kantong besar tak jauh di samping pohon, tak lama petugas kebersihan akan datang dan membawanya.

Yu yang sedang menyapu halaman depan toko kerap melihat ke arah jalan, dimana seharusnya kendaraan hitam milik SuYang diparkir, tapi ia tidak melihatnya, kak Fai juga sudah berusaha menghubungi ponselnya tapi tidak diangkatnya, entah kemana dia tidak pulang semalam ke messnya, mungkin kak SuYangnya butuh waktu sendiri saat ini, seperti kata kak Fai kak Su mungkin kembali ke rumahnya yang berada di luar kota sebentar.

Saat Yu serius menyapu sepasang sepatu pantofel hitam yang mengkilap berhenti di depannya. Yu mengangkat wajahnya dan menemukan seorang yang cukup dikenalnya sudah berdiri di depannya.

Tak lama kemudian di dalam toko.

Fai takut salah dengar, tapi pria itu datang dan mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mengejutkan bagi Fai, tapi cukup mengejutkan bagi Yu.

Pemuda itu melihat YanLie yang datang dengan membawa kopi kontrak di tangannya.

"Eh apa maksudnya kak? Yu belum mengerti"

YanLie hendak menjelaskan kembali tapi Fai mendahuluinya.

"Ih anak ini lugu sekali, maksudnya dia ingin mengontrakmu menjadi model iklan untuk kosmetik terbaru mereka"

Yu menggaruk kepalanya.

"Eh model? Maksudnya, seperti yang di televisi itu yah kak?"

YanLie menahan senyum melihat wajah menggemaskan Yu yang terlihat berpikir.

"Hehe Iyah Yu, seperti yang di televisi, tapi tidak terbatas itu, perusahaan memiliki papan iklan sendiri di atap gedung yang akan menyala setiap malam, jadi selama kontrak wajahmu mungkin akan sering muncul di sana, juga di badan bus, halte, beberapa mall"

Yu mengangkat tangannya menghentikan ucapan direktur utama itu.

"Eh tunggu kak, ini, artinya, Yu akan dikenal di mana-mana yah?"

YanLie mengangguk.

"Yah tentu, dengan wajah Yu yang sangat menarik kakak yakin tak lama juga akan banyak perusahaan yang menginginkan Yu menjadi bintang iklannya, atau bisa lebih, mungkin menjadi aktor, atau model catwalk"

Fai melihat YanLie dari atas kaki hingga kepala dan sebaliknya, pria itu memberikan kartu nama dengan jabatan direktur utama perusahaan TaoTung, tapi ia datang sendiri mengunjungi Yu, ini pasti karena ia memang sangat menginginkan Yu menjadi modelnya, Fai mengelus dagunya, entah kenapa ia bisa merasakan ada hawa lain yang berterbangan di sekitarnya, apa pria itu punya perhatian khusus terhadap Yu? Ini sangat tidak bisa dibiarkan, bos Hua bisa memenggal kepalaku kalau sampai ia tahu aku membiarkan Yu berpikir dan mengambil keputusan sendiri.

Fai memajukan duduknya dan menarik map berisi kontrak itu.

"Eh begini, pak bos, Yu mungkin butuh waktu untuk berpikir, bagaimana, kalau berikan ia waktu beberapa hari untuk memutuskan"

Yu melirik kak Fainya, padahal ia ingin langsung menolaknya saja tadi.

"Kak Fai" bisik Yu, Fai melepaskan pegangan Yu pada tangannya.

"Sudah ikutin saja"

YanLie tersenyum, ia mengangguk.

"Baik, aku akan menunggu sempai lusa sore, kau boleh berpikir dulu Yu, jangan langsung ditolak yah, setidaknya pertimbangkan dulu yah"

Yu tidak punya banyak pilihan, ia mengangguk.

"Baik kak, Yu akan pikirkan dulu"

..................

"Tidak boleh" dua kata dari Hua setelah mendengar cerita Yu, keduanya sudah duduk di meja makan di ruangan mess Yu dan Hua langsung melarang Yu.

"Tapi kak, menurut kak Fai kontraknya cukup bagus kak, Yu tidak banyak terikat dengan agensi jadi mereka akan hanya melakukan iklan ini dengan semua media promosi setelah itu Yu tidak akan melakukan hal lain lagi, promo offline akan dijadwalkan jika Yu setuju, jika tidak bisa ikut pun tidak apa-apa"

Hua memotong steaknya, agak keras hingga membuat ia berusaha cukup keras, restoran dimana ia memesan makanan malam itu memang bukan restoran bintang lima jadi beberapa makanannya mungkin tidak sesuai dengan selera Tuan muda BaiHua.

"Tidak boleh, Yu sudah kecapekan jaga toko lalu mau jadi model lagi, nanti kalau sakit bagaimana?"

Wajah Yu terlihat merengut kecewa.

"Tapi kak, uang kontraknya lumayan, Yu bisa menabung lebih banyak"

Hua menghentikan gerakan tangannya, melihat wajah Yu lama, ia terlihat menahan geram.

"Uang, memangnya berapa yang ditawarkan agensi itu? Kakak bisa memberikan pada Yu jauh lebih banyak" suara Hua agak keras.

Yu terdiam, ia agak terkejut mendengar suara keras kak Huanya, yang hampir tidak pernah didengarnya, lama menatap mata kak Hua hingga Yu meletakkan sendoknya dan berdiri dari duduknya.

"Yu, sudah kenyang kak" lalu beranjak menjauhi meja menuju ke pintu kamarnya, Hua menarik napas panjang, ia sudah keterlaluan, ini pertama kalinya ia kesal pada Yu karena pemuda itu selalu memikirkan akan uang setiap kali, tapi Hua berpikir ia mungkin sudah keterlaluan.

Hua segera berdiri dan menyusul Yu ke kamarnya, tapi pintu kamar sudah dikunci dari dalam.

"Yu, maafkan kakak, kakak salah bicara buka pintunya Yu" Hua mengetuk berapa kali tapi Yu belum juga membuka pintunya.

Hua salah bicara, ia mengutuk dirinya sendiri karena itu, harusnya ia bisa mengerti perasaan Yu yang berusaha menata hidupnya sendiri, ia seharusnya bisa mengerti kalau anak itu butuh membuktikan dirinya kalau ia juga bisa.

"Yu maafkan kakak, ayo buka pintunya kita makan yah, Yu belum makan"

##################