webnovel

Obsessed With You

Ini cerita tentang cinta, dalam bentuk apapun cinta bisa terjadi terhadap siapapun, Cerita tentang cinta universal tanpa batas maupun Gender.

Sweet_SourKiwi · LGBT+
Not enough ratings
23 Chs

Jadi Model Iklan

Di dalam kamar.

Yu berbaring di atas ranjangnya dengan pandangan ke arah mejanya di mana pigura photo keluarganya berada, Yu kecil yang diapit oleh mama dan papanya, tanpa sadar Yu meneteskan air matanya, ia hanya sakit hati karena ketidak berdayaannya, dan kata-kata kak Hua menganggap ia seakan ia tidak akan bisa mewujudkan keinginannya dengan kemampuannya sendiri.

"Yu" suara Hua di depan pintu.

.................

Pagi datang. Tak terasa Yu yang sempat menangis tertidur hingga pagi tanpa ia sadari, hingga matahari menyinari tepat di matanya dan membuat ia membuka matanya.

Berat, saat ia hendak bangun sesuatu menahan tubuhnya, seseorang memeluknya dari belakang, Yu menoleh, menemukan Kak Hua yang tertidur sambil memeluknya, apa ia bangun malam tadi dan membukakan pintu untuk kakaknya itu? Yu melirik pintu, tidak ada bagian yang rusak, jadi kemungkinan bukan dibuka secara paksa.

"Kak"

Hua menggeliat, tapi bukannya melepas pelukannya ia makin erat memeluk pinggang Yu.

"Maafkan kakak Yu, kakak tidak akan bicara begitu lagi, maaf yah"

Yu diam, mengangkat tangannya hendak membelai rambut depan kak Huanya, saat tidur wajah pria yang sangat keras pada orang lain selain pada dirinya terlihat begitu polos, ia hanya satu dari banyak tuan muda yang tidak akan tahu bagaimana rasanya berusaha sendiri saat kau tidak memiliki apa-apa, Yu mungkin pernah menikmati hidup menjadi tuan muda, tapi itu dulu, ia bahkan sudah hampir melupakan wajah dua orang tuanya kalau bukan karena album photo yang disimpannya, apalagi merasakan menjadi tuan muda.

Ini, kenyataan yang selama ini kak Hua tidak ingin ia rasakan, tapi semua itu ada. Yu membelai rambut Hua, hingga Hua membuka matanya, menatap Yu sayu dengan mata memelas bagai anak anjing yang menggemaskan.

"Kakak minta maaf yah, kata-kata kak Hua, memang kasar, Kak Hua harusnya tidak bicara seperti itu pada Yu, ini mulut yang sangat tidak berguna" Hua memukul bibirnya, tapi tangan Yu menghentikannya untuk kedua kalinya.

"Kak sudahlah, Yu tidak marah, he, untuk apa Yu marah"

Hua bangun, duduk melihat wajah Yu lama.

"Heh, kakak egois, karena berpikir selama ada kak Hua adik tidak mungkin akan kekurangan apapun, tapi, kakak tidak pernah memikirkan perasaan adik Yu, maafkan kakak karena berpikir semua dengan cara pikir kak Hua, tanpa memikirkan bagaimana cara pikir adik"

Yu melihat wajah Hua lama, hingga perlahan ia bangun dan duduk, ia tersenyum.

"Em, sebenarnya, Yu juga merasa sangat aman karena punya pacar seorang CEO kaya raya, siapa yang tidak mau itu, Yu yakin kakak akan menjaga Yu bagaimanapun caranya, hanya, kadang, Yu juga ingin membuktikan kalau Yu bisa jadi orang yang berguna, tidak selalu mengandalkan kakak saja, ini, juga sikap egois Yu, maafkan Yu juga kak"

Hua tersenyum, dirapihkan rambut depan Yu yang berantakan.

"He, kalau begitu kita memang sama-sama egois yah, heh, kakak, hanya kesal kala memikirkan membagi wajah adik bersama orang lain, heh" Hua menarik napas panjang, Yu melihat bagaimana kak Hua mencoba menahan diri tapi Yu langsung mengerti dengan maksud ucapan kak Hua, yang mungkin artinya ia mengijinkan ia tanda tangan kontrak dengan agensi itu.

"He terima kasih kak"

Hua menggenggam dua tangan Yu.

"Tapi Yu janji sama kakak, apapun yang terjadi keselamatan dan keamanan adik harus jadi nomor satu yah, kakak tidak akan mentoleransi kalau sampai adik sedikitpun terluka selama bekerja"

Yu tertawa kecil, pikiran Kak Huanya yang negatif.

"Heheh kak tidak akan ada apa-apa kak, itu Khan hanya syuting iklan biasa, memangnya ada bahaya apa?"

........................

Klang!

Suara lampu yang jatuh saat seorang asisten terburu-buru mengangkat set lampu untuk syuting sore itu.

Lokasi syuting terlihat sibuk dengan banyaknya orang yang mempersiapkan set di dalam gudang besar di belakang gedung TaoTung.

Terlihat YanLie yang duduk dikelilingi beberapa asisten dan staff dari agensi, YanLie terlihat sibuk membalik beberapa naskah yang baru saja diantarkan produsernya Nim, seorang wanita berusia empat puluhan yang sudah menjadi produser senior selama beberapa tahun terakhir.

"Ini, adegan digantung di atas ini apa perlu? Yu bukan profesional aku tidak mau ia sampai cedera sedikitpun, hapus saja"

Asistennya mencatat permintaan bosnya.

Semua menahan napas melihat bos muda itu membalik naskahnya kembali selembar demi selembar.

"Adegan di luar ruangan ini, mengejar bus untuk apa? Bahaya sekali hapus bagian itu"

Team proyek saling melirik, hingga akhirnya Nim berani maju.

"Eh maaf bos tapi ini skenario yang bagus, menurut saya untuk kosmetik pria yang penuh energik dan aktif salah satunya menjadi eksekutif muda dan mengejar bus yang sudah tertinggal itu terlihat sangat bersemangat"

YanLie melirik Nim hingga membuat wanita itu menghentikan ucapannya.

"Ganti lagi skenarionya, aku menginginkan konsep yang lebih matang, menjadi eksekutif yang bersemangat tinggi tidak perlu sibuk mengejar bus, ada MRT, dan transportasi lainnya, aku tidak perlu mengatakan bagaimana caranya agar kalian bisa membuat skenario yang lebih menarik lagi, jangan yang biasa saja seperti itu, sudah banyak iklan kosmetik yang menggunakan cara itu, berimprovisasi lah"

Semua staff mendengarkan dan mengangguk tanpa bisa banyak protes, bagaimanapun ucapan direktur itu ada benarnya.

"Baik bos"

Tak lama setelah YanLie dan asistennya keluar lokasi.

Seorang pria yang menjadi co-writer mendekati Nim.

"Eh tumben bos besar turun melihat lokasi sendiri, beliau juga tiba-tiba memeriksa skenario, ini, sangat penting sekali yah?" Bisik pria muda itu, Nim mengeplak kepala pria muda itu dengan naskah di tangannya.

"Jangan banyak bicara segera pikirkan konsep lain, benar kata bos skenario ini terlalu biasa, buat cerita yang lebih bagus dan jangan melihat iklan milik orang lain"

Pria muda itu mengangguk.

"Baik bos"

"Karena beberapa direktur dan staff yang tidak bisa bekerja dengan baik bigbos terpaksa turun tangan, bagaimana ia tidak kesal" gerutu Nim meninggalkan para staffnya menuju ke kantornya.

################