webnovel

Obsessed With You

Ini cerita tentang cinta, dalam bentuk apapun cinta bisa terjadi terhadap siapapun, Cerita tentang cinta universal tanpa batas maupun Gender.

Sweet_SourKiwi · LGBT+
Not enough ratings
23 Chs

Ketahuan Dech

Di lobby gedung BeiFang. Menjelang jam pulang kantor, beberapa staff yang melihat BaiHua duduk di ruang tunggu tak jauh di depan resepsionis menundukkan kepala mereka hormat. Tak biasanya CEO yang hampir tidak terlihat wajahnya oleh karyawannya karena aktivitasnya yang sangat padat dan jarang berdiam di satu tempat itu kini terlihat duduk dengan menyilangkan kakinya yang panjang seperti menunggu sesuatu, ini sudah lewat beberapa menit dari jam pulang, Hua melirik jam tangan rolexnya berapa kali, ia bisa menunggu berapa lamapun untuk Yu tapi apa terjadi sesuatu, anak itu selalu menepati janjinya akan waktu.

Hua melihat ponselnya, tidak ada pesan dari Yu, kalau ia menghubunginya nanti Yu bisa marah padanya, ini juga baru beberapa menit, tapi kakinya sudah panas sejak tadi, apa perlu ia menyusulnya ke sebelah? Sungguh menunggu itu suatu pekerjaan yang tidak menyenangkan.

Hua berdiri dari duduknya, memutuskan akan menyusul Yu saja ke sebelah, tapi, baru saja hendak melangkah ia melihat Yu yang masuk dari pintu, dengan cepat Hua duduk kembali rapih seolah tidak terjadi apa-apa.

Yu melirik sekitarnya, lalu menemukan kak Huanya duduk di ruang tunggu seperti yang ia katakan tadi, Yu bergegas mendekat.

"Kak Hua! Sudah menunggu lama yah? Maaf tadi Yu ada sedikit masalah di jalan he"

Hua melirik jam tangannya, mempertahankan wajah tenangnya, Yu hari itu begitu imut dengan rambut depan agak panjang yang diikat ke atas hingga menunjukkan dahinya yang polos, sungguh gemas melihatnya.

"Oh tidak, ini tidak lama, kakak juga baru duduk, em apa masalahnya?"

Yu menggelengkan kepalanya, jangan sampai kak Huanya berisik karena dirinya.

"Tidak tidak bukan masalah besar, tadi kebetulan ketemu kenalan saja di gedung sebelah he"

Hua melihat wajah manis Yu, pemuda itu tak akan bisa tahu bagaimana rindunya Hua padanya walau baru beberapa waktu tidak berjumpa, ingin sekali membawa Yu kemanapun ia pergi, Hua berdiri dari duduknya, mengulurkan tangannya pada Yu.

"Ayo kita makan, kau pasti sudah lapar Khan? Kakak sudah pesan restoran yang katanya enak, restorannya baru jadi kakak juga penasaran"

Yu meraih tangan kak Huanya dan menuju ke pintu keluar berdua, tangan Hua menggenggam tangan Yu dengan erat.

"Kalau tidak enak bagaimana kak? Nanti kakak protes lagi"

Hua menahan senyumnya, Yu benar-benar mengenalnya.

"Hehe kita lihat saja tidak mungkin parah sekali Khan"

Yu tersenyum melihat bagaimana Hua begitu memanjakannya, menggandeng tangannya mendorong pintu untuknya, ia memang kak Hua yang selalu menyayanginya melebihi apapun, melihat wajahnya membuat rasa kesal Yu atas peristiwa tadi tiba-tiba menghilang.

"He kakak ini"

......................

Restoran bintang lima yang baru di buka di dekat pusat kota, jaraknya cukup jauh dari gedung BeiFang tapi cukup dekat dengan toko Mentari.

Beberapa meja terlihat sudah penuh dan beberapa sudah dipasang plang reserved, sepertinya bukan hanya Hua saja yang penasaran ingin makan di sana tapi juga banyak orang lain juga.

Restoran yang katanya adalah milik chef dengan bintang Michelin itu sudah dibuka di kota besar di negara lain, baru membukanya di kota itu sekarang dan tentu saja dengan berbekal nama besarnya membuat banyak orang penasaran.

Seorang pelayan menarik kursi untuk Yu duduk, di bagian lantai dua di mana tempat untuk tamu VVIP berada, orangnya tidak begitu banyak dibanding di lantai dasar dan suasananya benar-benar berbeda.

Hua melirik sekitarnya, melihat dekorasi tempat itu, ia sedang berpikir untuk mencari tempat melamar Yu, mungkin restoran itu akan masuk dalam daftarnya.

Pramusaji menaruh menu di depan Hua dan Yu.

"Apa rooftopnya sudah dibuka?" Tanya Hua, pramusaji muda cantik itu menggeleng.

"Sayang sekali belum pak, masih dalam tahap renovasi, dan cuaca akhir-akhir ini juga tidak menentu jadi mungkin akan menunggu agak lama"

Hua membulatkan mulutnya.

"Ooh begitu"

Yu membuka buku menu besar yang sangat bagus itu, melihat beberapa makanan utama dan sampingan dengan harga selangit, matanya membelalak besar, Hua yang melihat Yu tak tahan melihat begitu imut dan menggemaskannya wajah Yu saat itu.

"Apa yang kau mau Yu? Ikan? Daging?"

Yu melirik pramusaji yang bergerak menjauh sementara ia dan Hua berpikir sejenak.

"Kak, ini mahal sekali, hampir seperempat gaji Yu sebulan, kalau makan satu tidak bisa beli yang lain khan?" Bisik Yu. Hua terkekeh, mata Yu melihat dengan besar.

"Hehehe adik sudah pesan saja yang adik mau, kali ini saja karena pembukaan resto lain kali kita ke tempat lain yah, kakak sudah pesan tempat duduk akan tidak enak membatalkannya Khan"

Yu mengerutkan bibirnya, ia tahu kalau kak Huanya itu senang sekali menghabiskan banyak uang untuknya, itu bukan masalah bagi CEO super kaya itu, tapi bagi Yu ini masalah besar, ia harus berhemat agar tidak kehabisan tabungan untuk pensiunnya, yang masih sangat lama tentunya.

"Ih kakak ini"

Hua mengangkat tangannya merapihkan rambut ikal Yu yang jatuh di dahinya.

"Yu rambut sudah agak panjang apa mau dipotong? Apa mau janjian ke salon setelah ini?"

Yu melirik rambutnya yang memang sudah agak panjang hingga berapa kali harus menjepitnya.

"Apa kepanjangan yah kak?"

Hua menggeleng, wajah imut Yu terlihat sangat cantik dengan rambut ikal panjang sepundaknya.

"emm tidak juga sich, kakak suka melihatnya" mata Hua berbinar saat mengatakannya, melihat Yu penuh dengan rasa cinta yang berkelap-kelip penuh bintang.

Yu mendorong tangan Hua yang ternyata menggodanya hingga pipinya merah.

"Ach kakak ini".

........................

Suasana romantis, musik yang mengalun lembut, makanan dengan rasa luar biasa, sungguh sebanding dengan harga yang dikeluarkan.

Hua membantu Yu yang menuruni tangga, baru merasakan nyeri pada lututnya setelah sore tadi membentur lantai dengan keras.

"Kau ini kenapa tidak bilang kalau lututmu sakit harusnya tadi kita langsung ke rumah sakit saja"

"He ini tidak separah itu kak, hanya membentur lantai sedikit diberi obat gosok juga akan baikan kok"

Hua tetap memasang wajah kesal sekaligus cemasnya, bisanya ada yang membuat Yu jatuh begini kalau ia tahu orangnya ia tidak akan melepaskannya begitu saja, Hua masih sibuk menggerutu saat tiba di lantai dasar terdengar keributan cukup jelas di salah satu meja.

"Qiqi ikut aku"

Yu mengenali suara itu, juga beberapa orang yang berdiri di depan sebuah meja, tanpa pikir panjang Yu segera mendekat, Hua terlambat mencegahnya.

"Eh Yu"

Tampak seorang pemuda berdiri di depan seorang gadis cantik sambil memegang tangannya, sementara seorang lagi di sisi lain juga memegang tangan gadis itu, SuYang memegang tangan Qiqi di mana ia menemukan pacarnya itu ternyata berbohong saat mengatakan ia ada urusan keluarga.

Yu mendekat cepat, memegang tangan SuYang mencoba membuatnya tenang karena rupanya seisi restoran kini melihat ke arah mereka.

"Kak Su"

Dada SuYang Naik turun dengan cepat, ia tidak menyangka akan menemukan pacarnya berciuman dengan pria lain di restoran yang tidak berhasil dibookingnya.

CaoQe yang melihat Yu segera melepaskan pegangannya dari Qiqi dan mendekatinya.

"Yu kau di sini juga?"

SuYang melihat Yu dan pria itu, lalu melihat tangan pria itu yang memegang tangan Yu, SuYang menepis tangan pria muda itu.

"Yu apa kau kenal orang ini juga?"

Yu gagap, ia tidak berharap SuYang mengetahui hal ini secepat itu.

"Eh kak Su tenangkan dulu dirimu, ini kak CaoQe, ia salah satu pelanggan di toko kita"

"Bagaimana aku bisa tenang, ia, ia dan Qiqi berciuman, apa, kau juga tahu kalau selama ini Qiqi menduakanku?" Suara SuYang keras.

Yu gagap.

"Kak itu"

##################