"Kau dari mana?" tanya Vian begitu melihat Briena memasuki halaman depan Villa. Saat ini pria itu tengah menegak coffee panasnya sambil duduk santai di kursi yang berada di teras.
Briena hanya membuang napas sebentar, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tanpa menjawab pertanyaan dari Vian barusan. Namun langkahnya kembali terhenti saat mendengar kalimat lain dari bibir Vian.
"Kita hentikan sampai di sini Bi. Perasaanmu dan perasaanku, kita hentikan sampai di sini saja," ujar pria itu.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti. Kalau kau hanya mengoceh tidak penting, lebih baik lakukan itu setelah aku mandi," sahut Briena dingin lalu masuk ke dalam rumah. Vian pun beranjak berdiri kemudian menyusul Briena masuk ke dalam rumah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com