Setelah periksa kandungan, Briena meminta Vian untuk mengantarkan ke toko roti di daerah Panjaitan. Dulu saat kuliah, ia sering pergi membeli roti di toko tersebut. Kini saat ia hamil, ia ingin sekali makan roti di sana.
"Kau yakin akan di sini sendirian? Aku akan menemanimu," ujar Vian kepada Briena yang hendak turun.
"Kau fikir aku tidak tahu kalau sedari tadi Jo teru menelfonmu. Kau pasti sangat sibuk di kantor," oceh Briena. "Sudah sana kembali ke kantor! Aku nanti akan meminta Pak Budi untuk menjemputku," imbuhnya kemudian. Berusaha meyakinkan Vian kalau dirinya baik baik saja.
"Yakin?" Vian masih tak tega jika harus meninggalkan Briena sendirian. Sejak kejadian penculikan, Bom dan juga penghiatanan Pak Gatot, Vian sering parno dan overprotektif kepada Briena. Pria itu selalu bersikap bahwa semua orang itu musuh.
"Iya." Briena mulai jengah dengan sikap Vian yang berlebihan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com