webnovel

Nikah Siri

Nay adalah seorang wanita muda yang ceria dan jika di tanya hobinya apa dia suka mengalah,jika di tanya cita-citanya apa dia mau membawa kebahagiaan ke dalam hidup orang lain, keinginan terbesarnya hanya berharap merasakan di mencintai dan di cintai tanpa harus menyakiti. Kisah hidupnya penuh dengan duka, perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan. Wanita tangguh yang sesungguhnya beranjak kuat dari sebuah luka, beranjak dewasa dari sebuah kebodohan. Ialah Auristella Nayyara Kamayel.

Jinhan_Anjasmara · Urban
Not enough ratings
57 Chs

Bab 25~Keadaan Mencekam 2

"Nay, tolong jangan lakukan ini kepadaku, Nay buka matamu, please sayang kembalilah padaku" ucap Rey dalam hati sambil berusaha mengeluarkan peluru di perut Nay.23 Rey berusaha tetap stabil ia memposisikan dirinya sebagai seorang dokter dan juga seorang suami secara bersamaan. Rey berusaha tenang, ia tidak pernah berfikir akan mengoperasi tubuh istrinya sendiri. Nay terbaring di kasur dengan infus di tangannya dan selang oksigen di hidungnya. Rey yang dibantu oleh Vellycia pun berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Nay. Sementara Manuel yang merasa sudah kecolongan pun akhirnya mengerahkan semua anak buahnya untuk membawa Kim Yonsu ke kediaman Rey. Semua anak buah Manuel menyebar mencari Kim Yonsu.

Sekitar pukul 3 pagi, ayah Rey sampai di rumah Rey dengan di temani oleh para pengawalnya. Nuel segera menyapa ayah Rey.

"Selamat datang paman" ucap Manuel

"Nuel ceritakan padaku apa yang terjadi?" tanya ayah Rey

"Ini semua ulah Kim Yonsu paman"

"Kim Yonsu? Apa ini urusan pekerjaan atau pribadi?"

"Sesungguhnya ini urusan pekerjaan, namun karena ketidak stabilan Kim Yonsu hingga ia menjadikan ini semua urusan pribadi paman" jelas Vellycia sembari menunjukan beberapa dokumen, hingga beberapa foto termasuk foto kakak Kim Yonsu yang bunuh diri di apartemennya.

"Lantas bagaimana perkembangan anak buahmu Nuel?"

"Mereka sedang mencari Kim Yonsu paman"

"Kerahkan seluruh anak buahmu, segera bawa Kim Yonsu kemari" baik paman

"Dimana Rey?"

"Dia sedang menunggu Nay di kamarnya paman" jelas Vellycia

"Ada apa dengan gadis itu?"

"Nay terkena luka tembak di perutnya paman, ada 1 peluru yang bersarang di perutnya. Rey terpaksa mengambil tindakan medis dengan cara segera mengoperasi Nay"

"Astaga, apa sekarang Nay sudah baik-baik saja?"

"Sudah stabil paman, setidaknya Nay sudah melewati masa kritisnya" jawab Vellycia

"Tunda dulu keberangkatan kalian ke Indonesia, tunggu sampai Nay sudah membaik, dan Kim Yonsu di temukan" jelas ayah Rey

"Baik paman" ucap Manuel

"Dan Manuel Vellycia urus semua masalah ini, aku tidak ingin kejadian ini masuk ke dalam surat kabar dan berita" ucap ayah Rey

"Baik paman, yasudah paman akan menetap disini, paman terlalu lelah untuk kembali pulang"

"Baik paman. Clara tolong siapkan kamar untuk paman Adeeva" perintah Vellycia

"Baik nona Vellycia" ucap Clara

"Paman, ada yang paman butuhkan lagi?"

"Tidak paman hanya mau beristirahat saja" jawab Adeeva sambil pergi berdiri meninggalkan Vellycia dan Manuel yang sedang duduk dengan gelisah nya.

Sementara di kamar, Rey yang sedang duduk sembari menyentuh tangan Nay. Rey tertidur sambil menggenggam tangan Nay. Ia melihat istrinya yang sedang terpasang infus, dengan selang oksigen di hidungnya, serta tangannya yang kecil yang sedari tadi ia genggam penuh kekhawatiran. Tidak dirasa malam yang sangat mencekam untuk semua orang itupun sudah berlalu. Pagi itu Nay sudah membuka matanya. Orang pertama yang dilihat adalah suaminya yang sedang duduk dan menunduk sembari menggenggam tangannya. Nay pun berkata,

"Sayang" panggil Nay sambil menggerakkan tangannya

"Nay, bagaimana keadaanmu?, apa kamu baik-baik saja sayang?, apa ada yang sakit lagi sayang?" ucap Rey setelah mendengar suara Nay memanggilnya.

"Aku sudah baik-baik saja sayang" ucap Nay. Berusaha duduk namun ia kesakitan

"Jangan banyak gerak sayang" ucap Rey sambil menahan tubuh Nay

"Sayang, apa yang terjadi semalam" tanya Nay sambil menangis

"Maafkan aku sayang, aku tidak bisa melindungimu, maafkan aku istriku" ucap Rey sembari menundukan kepala

"Mengapa kamu yang minta maaf sayang, kamu tidak salah, kamu sudah melindungi ku, bukankah suami ku seorang dokter, ia menyelamatkan ku, tanpamu mungkin aku sudah" ucap Nay belum selesai berbicara sudah di potong oleh Rey

"Jangan katakan itu sayang, stop jangan katakan itu semalam aku hampir gila memikirkan itu semua, tolong jangan pernah lakukan ini kepadaku lagi sayang" ucap Rey sambil memeluk Nay.

"Sayang aku selalu baik-baik saja karena aku tau aku memiliki suami yang hebat dan selalu melindungi ku"

"Baiklah sayang, makan dulu ya Nay?, akan aku ambilkan bubur untukmu, Vellycia sudah menyuruh Clara untuk membuat kan mu bubur, aku ambilkan dulu ya sayang" tanya Rey. Belum sempat Nay menjawab. Suara ketukan pintu tok tok tok terdengar,

"Masuk" ucap Rey

"Tuan, dibawah sudah ada Kim Yonsu, kami berhasil menangkapnya"

"Baik aku akan segera turun" ucap Rey tegas

"Sayang, aku akan segera menyuruh Vellycia kesini, kamu jangan banyak gerak kamu tetap di kasur sayang"

"Tapi Rey, aku tidak mau kamu terluka"

"Aku tidak akan terluka untukmu sayang" ucap Rey berusaha menenangkan istrinya.

"Baik sayang" ucap Nay berusaha tenang.

Rey berdiri untuk memeluk Nay dan mencium kening Nay.

Rey yang sudah berhasil mengeluarkan peluru yang mengenai Naypun merasa lega. Melihat keadaan Nay sudah baik-baik saja. Sudah stabil dan Nay berhasil melewati masa kritis. Setelah itu Rey menyuruh anak buahnya untuk memanggil beberapa temannya untuk berjaga di kamar Nay. Rey segera turun ke bawah dan memberi isyarat kepada Vellycia untuk naik ke atas dan menjaga Nay.

Sementara dibawah pemandangan yang sangat mencekam sedang di pertontonkan oleh Manuel yang tampak memar dan berdarah di area wajahnya. Manuel sudah menghajar Kim Yonsu mereka berdua babak belur karena baku h

antam. Manuel menodongkan pistol tepat di kepala Yonsu sambil menyuruh ia berlutut. Salah satu tim dari seluruh anak buah yang ia kerahkan akhirnya berhasil menemukan Kim Yonsu dan membawa Kim Yonsu ke kerumah Rey, setidaknya itu membuat Manuel sedikit merasa lega. Rey bergegas keluar kamar untuk menemui Kim Yonsu. Nay dibiarkan beristirahat dengan 10 pengawal menjaga Nay .

°Ruang Tamu

"Kim Yonsu taukah kamu sedang berada dimana?" tanya Rey yang berjalan menuruni tangga dan duduk tepat di hadapan Kim yang sedang di todong pistol di kepalanya oleh Manuel, Kim sedang dipaksa berlutut di lantai oleh anak buah Manuel.

"Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku" teriak Kim Yonsu

"Tidak, aku bukan lah seorang pembunuh" ucap Rey dengan tenang

"Cuiiih" Kim Yonsu membuang ludah tepat di sepatu Rey.

Rey hanya tersenyum, dan berkata,

"Manuel suruh Vellycia untuk membuat seluruh keluarga Kim dan Lee bangkrut, seluruh pemegang saham buat mereka kehilangan seluruh aset yang mereka miliki, bikin mereka kehilangan seluruh saham mereka, buat mereka jatuh miskin hingga tak memiliki apapun, ku dengar anak gadismu sedang dirawat di rumah sakit di Jerman cabut semua alat medisnya, usir dia dari rumah sakit itu, suruh semua rumah sakit yang menerima dana dariku untuk tidak menerima anak Kim Yonsu, bagaimana tuan Kim?"

"Brengsek kau Rey, belum puas kau membunuh kakakku, sekarang kau mau membunuh anakku?"

"Yang pertama aku tidak mengenal kakakmu, yang kedua anakmu mati bukan karena aku melainkan karena kebodohan ayahnya, kamu terlalu bodoh untuk menyerang ku, kamu tidak tau kekuatan seorang Rey, aku tidak akan menerkammu jika kau tidak menginjak ekorku" ucap Rey

"Tidakkah kau seorang pengecut kekuatan apa yang menyembunyikan wanitanya di dalam kamar, bukankah betina harus di nikmati bersama Rey" ucap Kim Yonsu sambil tertawa

Rey yang mendengar perkataan dari Kim itupun langsung menendang muka Kim Yonsu, mereka berduel hingga babak belur, Kim Yonsu dan Rey bertarung tanpa menggunakan senjata tajam, mereka berkelahi layaknya seorang pria dewasa. Hingga mereka berdua terkapar kelelahan. Darah mengucur deras di tubuh keduanya. Rey berkata,

''Berani sekali kamu, menghina istriku?"

"Istrimu? Wah ternyata wanita yang kau sembunyikan itu istrimu, aku kira dia pelacur yang akan kau nikmati sampai kau puas, lalu kau tinggalkan" ucap Kim Yonsu memancing amarah Rey

"Brengsek jaga ucapanmu" menghajar Kim Yonsu hingga memecahkan meja kaca.

"Mari kita nikmati bersama aku akan memberimu perusahaan ku, asal aku bisa menikmati tubuh istrimu itu"

Rey yang murka langsung mengambil pistol di tangan Manuel, dan hendak menembak kepala Kim Yonsu, ia segera menarik pelatuknya. Namun tiba-tiba Rey dikagetkan dengan suara Nay yang teriak dari tangga.

"Rey, hentikan" teriak Nay sambil menuruni tangga.

Rey langsung menoleh ke arah suara, ia melihat Nay sudah melepas infusnya dan tidak memakai selang oksigen lagi. Nay menuruni tangga dengan kemeja putih Rey, yang dipakai di atas paha, dengan rambut yang terurai, wajah pucat Nay, tubuh Nay yang lemas, ia berusaha berjalan menuju Rey. Rey melihat arah Vellycia seolah bertanya kenapa Nay bisa turun kebawah, Vellyciapun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Rey melihat Nay, semua mata tertuju kepada Nay termasuk Kim Yonsu dengan matanya ia berani memperhatikan tubuh Nay sambil tersenyum. Rey yang melihat Kim Yonsu sedang memperhatikan paha istrinya itu langsung menendang muka Kim Yonsu.

"Sayang hentikan, jangan kotori tanganmu" ucap Nay menghentikan Rey yang sedang ingin menembak mati Kim Yonsu

"Nay, jangan ikut-ikut bukankah aku menyuruhmu beristirahat, lukamu itu belum kering" ucap Rey

"Bagaimana aku bisa beristirahat jika, aku melihat suamiku akan membunuh seseorang" ucap Nay sambil mengambil pistol di tangan Rey.

"Vellycia bawa Nay ke atas" teriak Rey

"Tidak, biarkan aku berbicara sebentar, Rey apa yang akan kamu dapatkan setelah membunuh Kim yonsu? Apa kamu merasa tenang? Apa kamu merasa senang? Apa yang akan kamu dapatkan setelah membuat tanganmu berlumuran darah dari seorang pria seperti dia? Lantas apa bedanya kamu dengan dia, jika yang dia lakukan juga kamu lakukan sayang?" ucap Nay.

Tidak berhenti disitu Nay kembali berbicara kepada Kim Yonsu.

"Tuan Kim Yonsu, ini adalah kali pertama aku melihatmu, aku mewakili suamiku meminta maaf jika kebijaksanaan suamiku saat berbisnis harus membuat kakak iparmu gulung tikar, dan harus membuat kakakmu meninggal dengan cara yang buruk. Aku mewakili suamiku meminta maaf kepadamu." ucap Nay.

"Auristella Nayyara Kamayel" teriak Rey membentak istrinya. Nay yang dibentak suaminya untuk pertama kalinya ia merasa kaget dan takut. Namun ia tetap meneruskan perkataannya.

"Namun Tuan Kim Yonsu, tidak kah anda berfikir jika semua ini adalah ke salahan kakak ipar anda yang tidak kompeten dalam bisnis. Hingga menjadikan bisnisnya hancur dan menunjukan kelemahan istrinya atau mendiang kakak anda yang memilih mengakhiri hidupnya dari pada hidup miskin menemani suaminya, merawat anaknya, tidak kah salah jika anda menyalahkan orang lain atas kebobrokan keluarga anda sendiri? Jika saya jadi anda saya akan intropeksi diri alih-alih melukai seseorang yang anda kira sudah menghancurkan hidup anda, padahal hidup anda hancur karena kebobrokan keluarga anda sendiri" jelas Nay

"Tau apa kamu dengan hidup saya dan keluarga saya?, kamu hanya seorang pelacur yang sedang menjajakan tubuhnya untuk seorang konglomerat seperti Rey" ucap Kim Yonsu

Manuel mendengar itu langsung memukul muka Kim Yonsu, dan Rey mengepalkan tangannya dengan wajah yang sangat marah.

"Kalaupun saya memang hanyalah seorang pelacur di mata Rey, setidak nya saya adalah orang yang tidak akan mengakhiri hidupnya hanya karena uang, karena itu menandakan seberapa bobroknya diri seseorang. Dan sekalipun saya seorang pelacur yang harus memuaskan Rey, setidaknya saya bukanlah seseorang yang tidak kompeten yang bisa kehilangan harta kekayaannya dalam semalam, lalu mengemis memohon bantuan, dan ketika tidak di bantu ia mempengaruhi adik iparnya untuk membalaskan dendamnya"

"Diam kau wanita jalang" ucap Kim Yonsu

"Ketika anda memanggil saya jalang, pelacur, merendahkan saya dengan kata-kata yang tidak pantas, tidak kah anda berfikir jika anda juga lahir dari rahim seorang wanita, istri anda wanita, dan anak anda juga seorang wanita, coba anda bayangkan jika ibu anda, istri anda, anak gadis anda di perlakukan seperti itu? Bisakah anda menerimanya?" tanya Nay

Kim Yonsu hanya terdiam.

"Saya semalam terkena peluru oleh anak buah anda, saya takut? Jelas saya sangat takut, saya melihat suami saya berlari menghampiri saya, saya mendengar teriakan suami saya memanggil nama saya, yang lebih saya takuti adalah ketika saya kehilangan Rey. Saya kesakitan karena ini kali pertama saya berjumpa dengan peluru, dan yang bikin saya kesakitan juga adalah bagaimana nasib anakmu yang menjadi putri dari seorang pembunuh?" ucap Nay, sambil memegang perutnya.

Nay mulai merasa kesakitan, badannya berkeringat dingin, namun ia tetap menahannya, ia melanjutkan bicaranya. Sementara Vellycia menyadari keadaan Nay segera memerintahkan pengawal untuk bersiaga di sisi Nay. Rey yang sedang berusaha meredamkan amarahnya kepada Nay tidak sadar jika keadaan Nay memburuk.

"Saya melarang suami saya menembak anda, bukan karena saya kasihan melihat anda, berempatik melihat anda, namun saya berusaha menyelamatkan suami saya agar tidak menjadi seperti anda, menyelamatkan tangan suami saya agar tidak berlumuran darah seperti anda, setidaknya anak-anak saya nanti akan mengetahui ayahnya seorang pria yang baik bukan seorang pembunuh seperti anda"

Kim Yonsu menangis, Rey kagum dengan semua penjelasan Nay. Seiisi ruangan salut dengan keberanian Nay.

"Maafkan saya" ucap Kim Yonsu

"Jangan meminta maaf kepada saya, minta maaflah kepada istrimu, anakmu, dan mendiang kakakmu. Minta maaflah kepada mereka, saya tidak menaruh dendam kepada anda, karena saya tau ini anda lakukan karena anda berfikir sempit ini seperti wujud kasih anda ke mendiang kakak anda, namun percayalah kakak anda pun di atas sana akan menangis ketika melihat adiknya membunuh seseorang membunuh banyak orang demi dirinya" ucap Nay yang sudah lemah dan lemas

"Rey aku salah, hukum aku tapi tolong jangan sentuh anak dan istriku' pinta Kim Yonsu sembari berlutut di kaki Rey.

"Pergilah, aku tidak akan menyentuh kalian, berterimakasih lah kepada istriku karena dia yang telah membuatmu sadar, dan membuat kita semua sadar" ucap Rey sambil membantu Kim Yonsu berdiri.

"Taukah kalian, saat ini aku merasa senang, aku melihat suamiku dengan kebaikan dan ketulusan hatinya serta kelapangan dadanya, dan sifatnya yang pemaaf, serta aku melihatmu yang sadar jika kau sedang salah jalan kau mengakui jika kau tersesat, dan kau berharap ingin bisa kembali ke jalan yang benar.

Tidak ada yang membuatku bahagia selain ini. Aku berpesan berbisnis itu menggunakan otak bukan otot. Aku berharap di kemudian hari kita bertemu kembali dalam keadaan sangat baik Tuan Kim, sampaikan salamku kepada istri dan anakmu" setelah Nay berkata seperti itu Nay jatuh pingsan.

Pengawal yang sigap langsung menangkap tubuh Nay yang terjatuh di lantai. Rey segera berlari ke arah Nay dan memeriksanya, Nay kekurangan banyak darah, Rey tidak ada waktu untuk kerumah sakit, seluruh orang dirumah itu darahnya tidak ada yang cocok dengan Nay, sementara Nay butuh donor darah segera, semua orang tidak ada yang memiliki golongan darah yang cocok dengan Nay, kecuali Kim Yonsu. Kim Yonsupun dengan sukarela mendonorkan darahnya untuk Nay. Rey merasa lega dan bersyukur.

Setelah itu Rey berpelukan layaknya seorang teman kepada Kim Yonsu sembari mengucapkan terimakasih, dan Kim Yonsupun meminta maaf kepada Rey karena sudah melukai istrinya. Dan Kim yonsu di antar pulang oleh anak buah  Rey.

Sementara Ayah Rey yang mendengarkan percakapan Nay dengan Rey dan Kim Yonsu sedari tadi merasa geram. Ia merasa Nay sudah berhasil mendamaikan Rey dan Kim Yonsu itu adalah kekalahan pertama bagi ayah Rey. Ia takut anaknya akan berubah karena wanita seperti Nay. Ia yang tidak menyukainya segera minta di antar pulang kembali ke kediamannya. Manuel dan Vellyciapun akhirnya bisa tertidur setelah seharian tidak tidur.

Nay yang masih dalam pengaruh obat masih tidak sadarkan diri. Di temani oleh Rey yang tidur di sisihnya sambil memeluk tubuh istrinya yang mungil tersebut.

Aku dengan amarahku

Melihatmu tertatih menghampiriku

Berjalan dengan berusaha sangat keras agar tidak terjatuh

Aku dengan kebencian ku

Melihatnya yang sedang memperhatikan tubuhmu

Mendengarnya berkata tidak baik tentangmu membuatku marah besar

Aku Rey menjadi lemah tak berdaya di hadapan seorang musuh dan seorang wanita

Aku Rey menjadi diam ketika namaku dipanggil oleh seseorang yang demi kebahagiaanya aku rela mati untuknya.

Dia wanita yang kuperistri menyelamatkan hidupku dan hidup musuhku.

Alasannya sangat sederhana karena kami adalah seorang pria yang nantinya akan dipanggil dengan sebutan ayah

🍂 Rey