webnovel

Tunangan

***

Naya POV

Malam yang tak pernah dinanti naya pun tiba,perasaannya gugup...ia tidak punya orang tua bahkan hanya untuk berkeluh kesah.Hanya saudara kembarnya itu yang ia punya didunia,sekarang ia menerima perjodohan yang diajukan sang kakak terhadapnya.

Terdengar sayup sayup suara obrolan dari ruang tamu yang masih bisa naya dengar dari kamarnya,obrolan orang tua lelaki itu yang tak lain ibunya dengan kak Raya.

Mereka tampak berbicara serius,entahlah...aku sendiri tak tau apa topik obrolan mereka sehingga begitu seriusnya mereka.Tak lama kak raya naik kekamarku memanggilku turun untuk menemui calon tunanganku itu,seketika aku berjalan menguntit dibelakang punggung kakakku...

"ameera.." suara lelaki itu memanggilku,aku terpaku mendengar dia memanggil namaku yang terasa asing...tapi begitu indah ditelingaku...ya,rasanya aneh saat ia memanggil namaku seperti itu.

"nak naya...kemarilah.." kini suara wanita parubaya menyuruhku keluar dari balik punggung kak RAYA,aku menoleh..mataku membulat melihat siapa lelaki yang melamarku.

Jika kemarin aku begitu frustasi mengingat lelaki itu pasti tua atau apapun itu tapi kini aku tertegun tak bergerak menatapnya,dia lelaki yang sama yang ada dicafe bersama kak raya semalam.

"kak raya.." seruku kearah saudara kembarku itu meminta penjelasannya,kakakku itu hanya tersenyum tanpa mau menjawab.Sementara wanita parubaya itu mendekatiku,ia mendudukkan ku disebelahnya,menggenggam jemariku dengan hangat,aku terharu ya..terharu,aku seperti merasakan kehadiran sosok ibu disini,ibuku yang sudah meninggalkanku bersama ayah.

"kamu wanita yang dipilih putraku dari sekian banyak wanita yang aku kenalkan padanya,pantas saja dia menolak keras perjodohan yang saya ajukan...ternyata dia menyimpan wanita cantik secantik kamu..." ucap wanita itu dengan seutas senyum dibibirnya,aku hanya diam menanti perkataannya selanjutnya...

"adinaya....kumohon dampingilah putraku,aku banyak berharap padamu..." tanpa menunggu jawabanku,wanita itu menyematkan seutas cincin dengan batu permata biru bertahta diatasnya kejari manisku...ya tampak pas,entah dari mana mereka tau ukuran jariku.Tanpa bisa aku mengatakan apapun,entahlah lidahku terasa keluh menatap senyuman lelaki dihadapanku,ya...dia tunanganku sekarang.Kulirik kak raya yang tampak tersenyum haru,seperti sebuah tanggung jawab yang berkurang dari pundaknya.

Devano POV

Aku tersenyum saat ibuku menyematkan cincin dijari manis wanita yang amat aku cintai,ya Adinaya ameera zayn,satu satunya wanita yang bisa mengisi hatiku sejak kami masih dibangku SMA.Wanita yang amat kuharapkan mendampingiku seumur hidup dalam suka dan duka,menjadi nyonya RAVINDRA...mendampingiku mengurus perusahaan yang ditinggalkan ayahku.

"ameera terima kasih sudah menungguku...terima kasih sudah menerima lamaranku.." aku berbincang pada wanita yang kini resmi menjadi tunanganku,calon istriku.Kami memilih ngobrol dibalkon sembari menikmati malam setelah ibu pamit untuk pulang lebih dulu.

"kenapa kakak terus memanggilku ameera..semua orang memenggilku naya,ameera terasa..."kudengar suaranya sedikit protes dengan panggilan sayangku padanya,

"apa kamu pernah mendengar seseorang memanggil nama itu sebelumnya.."aku pun mencoba mengorek entah wanita disampingku ini mengingat kepingan kenangan kami yang telah lalu.

"tidak..tapi rasanya tidak asing..."

"kamu akan tau bila waktunya tiba ameera..."jawabku pada akhirnya tidak ingin memaksa dia untuk mengingat siapa diriku baginya dimasa lalu.

Aku menatap wajah wanitaku itu,kini aku menggenggam jemarinya erat seolah tak ingin melepaskannya,awalnya dia menolak..tetapi entah mengapa akhirnya dia menerima dan merasa nyaman.tidak,...hanya saja ada rindu yang membuncah saat aku menggenggam tangannya,perasaan rindu yang lama aku simpan hanya untuk mengingatnya.

.

.

.

.

****

Naya menusuri lobby kantor sembari memandang cincin bermata biru yang kini melekat dijari manisnya,ia terus terus memikirkan apa hubungannya dengan tunangannya itu dahulu.Lelaki itu selalu saja memanggilnya ameera,ya..entah apa yang istimewa dari panggilan itu.tanpa naya sadari radhitya sudah mengekor dibelakangnya,

"oi..adinaya,pagi pagi uda ngelamun aja..ngelamuni apa sih.." naya segera menyembunyikan jarinya dibalik tubuhnya,ia tersenyum kearah radhit meski terkesan dipaksakan.

"eh..pagi pak radhit,'

"anaya..."

"naya pak,heran deh..semua pada manggil nama gue aneh aneh," lelaki itu tersenyum sembari mengusap puncak kepala wanita didepannya,..

"aigo...sama aja naya.."

"ish bapak sering nonton drakor ya bahasanya aigo aigo.." lelaki itu tersenyum lagi menatap naya,ia bukannya sering melihat drama yang tengah digandrungi wanita muda sekarang,tetapi ia sering mendengar alice sering mengucapkannya.

"naya..hari ini big boss baru akan datang,ada agenda pertemuan dengan semua tim masing masing divisi serta pengenalan,mungkin setelah setahun tak muncul akhirnya ia berani menampakkan batang hidungnya..."

Radhitya tampak berbincang dengan naya sembari menyampaikan agenda hari ini,Sementara didepan gedung tampak sebuah mobil yang dikendarai Raya terparkir entah menunggu siapa.Ya raya sedang bersama devano,ia sengaja menyuruh asistennya itu berhenti saat melihat wanita yang berstatus tunangannya itu berbincang dengan lelaki yang ia tau ketua tim dari divisi keuangan,mereka terlihat begitu akrab dan santai mengobrol.Rasanya wajah devano sudah memerah menahan amarahnya,ia tidak sabar menunjukan siapa dirinya pada tunangannya itu.

Raya yang melihat wajah dingin sahabatnya itu tersenyum aneh,"santai aja dev...mereka hanya sebatas ngobrol,enggak lebih."

"lu liat ray,enak aja dia pake ngusap kepala calon bini gue.."

"apasih.gitu doang.."

"ray,...." devano mengepalkan tangan menahan emosi serta kecemburuannya,ameera nya hanya boleh melihat dirinya...hanya dirinya.

Ketika melihat naya sudah masuk kedalam ruangannya mobil mereka bergerak meninggalkan depan gedung menuju basemant tempat parkir khusus petinggi perusahaan.

Suasana didalam gedung mulai tak terkontrol,suara berisik mengusik disana sini,karyawan divisi keuangan pun tak kalah sibuk menyambut untuk berkumpul dan menghadiri rapat besar diaula.

"demi apa lea,akhirnya setelah setahun menjadi misteri akhirnya big boss muncul juga..penasaran deh.Ganteng enggak orangnya yah.." celetuk alice dengan suara menggebu gebu dan sorot mata yang bahagia.

"gue denger dari anak divisi marketing,big bos kita masih muda loh.ganteng lagi.."lanjut alea yang menyambut ucapan alice dari kubikelnya.

"masa sih,ah..kesempatan ni..siapa tau dia naksir gue kan.."

"mimpi lu,jangan ketinggian deh angan angan lu...." alea menjentikan jari dikening sahabatnya itu,alice mengadu sakit.Sementara naya hanya menggeleng heran melihat kelakuan dua sahabatnya,entah mengapa ia tak tertarik jika membahas soal laki laki.Hatinya tertahan pada satu nama yang ia sendiri belum menemukan jawabannya dari sekian banyak pertanyaan yang berputar dikepalanya selama ini.Banyak lelaki antri menunggunya tapi dengan alasan kak raya sebagai kekasihnya naya bisa terbebas dari segala rayuan maut mereka.