webnovel

Molded World

Spesies pasca-manusia terjebak dalam sebuah perang yang tidak berkesudahan. Seorang android yang telah tertidur selama ribuan tahun, bangun untuk mempelajari manusia dalam dunia yang tumbuh oleh sisa-sisa peradaban itu.

Kattapulto · Sci-fi
Not enough ratings
10 Chs

Two Sides of The Same Coin

Malam telah tiba di pangkalan tersebut, namun tidak sedikitpun kesibukan berhenti disana. Pasukan udara masih mengawasi angkasa, sementara lampu-lampu sorot dinyalakan untuk menjaga perairan. Akan tetapi Attak tidak ciut dalam rencananya untuk melepaskan Elviet.

Namun ada apa dengan Venusian itu? Sebut saja Attak memiliki ketertarikan kepadanya. Walaupun ia sudah berstatus sebagai Martian, ia tidak melupakan tujuan utamanya: mempelajari kondisi bumi saat ini. Attak mengukuhkan bahwa dirinya tidak berafiliasi dengan kedua bangsa, alih-alih ia berharap dapat menemukan titik terang dalam masalah antara bangsa tersebut.

Attak telah berkeliling pada sore hari tadi bersama Collen, sehingga ia mengerti denah lokasi berbagai tempat di pangkalan militer ini. Dan bila ada tempat dimana mereka memenjarakan tahanan, adalah bangunan biru yang langsung berbatasan dengan laut itu.

Ia memperhatikan sekeliling, berusaha agar gerak-geriknya tidak mengundang kecurigaan. Setelah itu, ketika ia sampai di sudut bangunan yang sepi, ia masuk dalam bayang-bayang malam, dan menyelinap melalui pintu belakang gedung tersebut.

Beruntungnya, tidak banyak orang-orang yang berkeliaran dalam gedung ini. Sekali-dua kali, ia memang harus bersembunyi dan menunggu penjaga melewati jalan yang akan ia lalui, namun situasinya aman terkendali. Attak banyak terbantu oleh lubang-lubang ventilasi yang membuatnya dapat mengintip ruangan untuk mendapatkan informasi.

Ia melewati salah satu ruangan yang berisi kamera penjaga, dimana ia melihat sosok seorang perempuan berambut panjang yang dibelenggu dengan borgol berteknologi tinggi tersebut. Attak kemudian kembali merangkak menuju bawah tanah tempatnya ditahan.

Sementara itu, di ruangan yang dituju…

Dua orang penjaga tersebut terlihat bosan mengawasi tahanan perang yang pertama kali mereka lihat setelah bertahun-tahun lamanya. Biasanya, dalam pertempuran hanya ada bunuh atau dibunuh, dan segala upaya penangkapan sandera selalu berakhir dengan upaya bunuh diri.

Mereka sebenarnya cukup bersemangat ketika The Third secara pribadi datang untuk menginterogasi tawanan perang itu. Apa yang mereka dengar lewat mikrofon interogasi akan menjadi bahan gosip hangat untuk esok hari, namun untuk saat ini yang bisa dilakukan hanya menunggui tawanan membosankan ini.

Salah satu dari mereka, kemudian memiliki ide untuk menghilangkan kebosanan. Ia menekan tombol komunikasi yang menyambungkan suaranya dari balik bilik, kemudian berbicara satu dua patah dengan tawanan itu.

"Bagaimana bisa dari banyaknya anggota pasukan elit hanya kau yang tersisa?"

Elviet terdiam, kemudian ia memandang ke kaca yang mengelilinya. Ia tidak bisa melihat apa yang ada di balik kaca itu, namun tidak terlintas di benaknya bahwa ini adalah pertanyaan interogasi.

"Apa kita masuk ke sesi interogasi lagi? Karena suara barusan terdengar seperti tikus yang kelaparan." Jawab Elviet ketus.

"Wow, oke brengsek, aku akan menganggap kau pengecut yang kabur karena kalah."

"Kenapa mereka mengijinkanmu masuk ke 666? Seberapa bodoh pengelola militer Venusian memangnya?

"Aku tidak tahu, sepertinya mereka terlalu banyak mengonsumsi pupuk untuk bisa memutuskan si payah ini masuk ke tim elit." sipir satunya lagi ikut menimpal. Kemudian mereka tertawa.

Pada akhirnya percakapan ini berakhir dengan cemoohan dari satu pihak saja, Elviet berusaha diam, menunggu pertanyaan lain agar bisa ia lempari jawaban pedas.

"Baiklah, bagaimana kalau- HEI! AW!" suara berisik memutuskan kalimat yang akan diucapkan sipir tersebut. Elviet memandang bingung ke pengeras suara yang tadi terpotong, menduga-duga apa yang terjadi di ruang seberang.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan sosok yang ia kenal muncul.

"Elviet! Aku datang menyelamatkanmu!" teriak Attak.

"Kamu yang dari kapal? apa yang kamu lakukan?" jawab Elviet.

"Menyelamatkanmu! Aku ingin mendengar lebih banyak tentang Venusian darimu!"

Attak menghampiri Elviet, ia melihat belenggu Elviet, namun ia terhenti sejenak.

"Ummm… bagaimana cara membuka ini?"

"Tidak ada dalam kepalamu?"

"Ya, ini jenis borgol yang dirancang sendiri oleh Ningyo, aku tidak tahu cara membukanya."

"Coba lihat ke belakang leherku, ada panel registrasi bewarna hitam, letakan tangan sipir tadi dan coba apakah bisa membuka borgol. Apa yang terjadi dengan mereka?"

"Uh… Waktu aku merangkak ke tempatmu tiba-tiba lubang ventilasi ruangan mereka lepas, dan jatuh tepat diatas mereka. Sekarang para penjaga itu tidak sadarkan diri."

"Memang sebaiknya begitu, kalau kamu keluar di atasku, mereka dapat menekan tombol alarm, sekarang cepat buka kunci ini!" tukas Elviet.

Attak membopong salah satu dari Ningyo tersebut. Karena ukuran tubuh mereka yang berbeda, Attak sedikit menyeret kaki sipir tersebut, dan berdoa agar mereka tidak bangun. Akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang dapat membuka belengu Elviet.

Di tengah kebingungan tersebut, suara pintu terbuka mengejutkan keduanya. Baik Elviet maupun Attak tidak dapat melihat siapa dari balik kaca gelap tersebut.

"Ini aku!" Collen memanggil dari balik ruangan, membuat Attak melengos lega.

Collen muncul dari balik pintu, tangannya memegang sebuah kartu berwarna biru seukuran dengan panel belenggu Elviet. Collen melihat Elviet, masih dengan tatapan tajam seorang musuh. Ia kemudian memberikan kartu tersebut kepada Attak dan membiarkannya membuka belenggu Elviet sendiri.

"Apa yang kau rencanakan?" tukas Elviet pada Collen.

"Aku tidak merencanakan apa-apa" jawabnya. "Hanya…" Collen ragu-ragu ketika ia melihat Attak. Ia merasakan perubahan setelah ia bertemu dengannya. Attak membuatnya mengingat Risk, bukan saat peperangan maupun misi yang mengancam nyawa. Melainkan pada momen yang mereka berdua habiskan dengan tenang.

Attak membuatnya mengerti bahwa ada hal lain selain peperangan di luar sana.

"Hanya apa?" desak Elviet. Saat ini belenggu tersebut sudah lepas dari kedua tangannya, dan ia bisa merasakan kekuatannya kembali.

"Apa kau tidak bisa merasakannya? Pertempuran yang tidak pernah berhenti… Komando tanpa penjelasan jelas, dan kebencian yang terus menular? Bukankah hal itu juga yang telah menghancurkan peradaban masa lampau?"

"Kita tentara. Kita tidak mempertanyakan perintah."

"Aku berpikiran lain."Jawab Collen. "Ikutlah bersama kami."

Elviet menyerngitkan alisnya. "Kau bercanda?"

"Tidak sama sekali. Aku akan menemani Attak untuk pergi ke situs-situs dunia lama, mencoba menguak misteri dari dunia kita saat ini. Aku sudah mendengar tentang I's The Third yang bertemu denganmu tadi siang. Kau tidak punya tempat untuk kembali bukan?"

Dia benar. Elviet telah gagal sebagai Venusian, apa yang menunggunya di sana tidak ada bedanya dengan disini.

"Baiklah, kau menang." jawabnya.

***

Elviet menyelinap keluar mengenakan seragam dari salah satu sipir tadi. Mereka menyelinap ke pelabuhan, mencari sekoci yang memiliki terpal, dan mendayungnya di dalam gelap malam. Melalui jam dalam sistem programnya Attak mengetahui bahwa waktu menunjukan pukul dua pagi. Ia optimis bahwa mereka dapat mengelabui penjagaan Martian karena malam masih sangat gelap. Sayangnya, dugaan mereka salah.

Di puncak menara pusat, terdapat ruang kendali yang memonitor seluruh operasi yang ada di pelabuhan. Salah satu operator yang fokus memperhatikan layar tersebut menemukan peningkatan pergerakan di air, ia coba mencocokan dengan pergerakan gelombang laut, hal ini terlihat kecil, tapi ia tidak mau mengambil resiko.

"Operator kepada Patroli Lampu Sorot, Tolong periksa sektor air A2 hingga A3, dan laporkan segala kondisi."

Patroli Lampu Sorot adalah regu kecil yang berisi Ningyo dengan kapabilitas udara terbatas. Sesuai namanya, mereka membawa lampu sorot untuk mengawasi tempat-tempat tertentu.

"Patroli kepada Operator. Sektor air A2 hingga A3, diterima." jawab salah satu dari patroli tersebut.

Di sekoci tersebut, Attak dan Collen menjadi pendayung, sementara Elvit mereka selubungi dengan kain gelap. Collen menyadari keberadaan patroli yang semakin dekat itu dan berbisik kepada Attak.

"Hawawawawa!!!" Attak keburu panik hingga tidak bisa berkata-kata.

"Ikuti aku cepat!"

Collen menggoncang perahu dengan keras, goncangan tersebut mengagetkan baik Attak dan Elviet yang tidak bisa melihat apa-apa.

Collen sengaja membalik perahu tersebut, dan membuat mereka bertiga tercebur ke laut. Kemudian ketiganya bersembunyi di bawahnya, lambung perahu tersebut kotor dengan teritip dan lumut.

"Apa-apaan yang kau lakukan!" Elviet protes sambil memuncratkan air dari mulutnya, ia tidak tahu kalau tiba-tiba mereka akan terjun ke air.

"SSSSHHH! Kita harus diam sampai patroli itu lewat!" jawab Collen. Ia menyelam dan melihat sinar lampu sorot di permukaan air, lampu sorot tersebut sempat berhenti di atas mereka, namun tidak lama kemudian lewat.

"Bergerak dengan lambat! bisik Collen pada mereka berdua.

Patroli lampu sorot tadi masih menyoroti permukaan air sesuai perintah, namun ia tidak menemukan sesuatu yang aneh. Hanya ombak, batu karang, serta kapal yang karam.

"Patroli kepada Operator, tidak ada yang aneh disini. Instruksi?"

"Apa kau yakin? apa yang kau lihat disana?"

"Hanya ombak, batu karang, serta kapal karam. Tidak ada pergerakan yang aneh atau orang yang mencurigakan."

Operator kembali menyipitkan matanya ke layar. Mungkinkah itu hanya kekhawatirannya saja? Ia akhirnya menyerah dan meminta patroli tersebut berjaga di gedung tahanan.

"Dimengerti." Jawab patroli tersebut.

"Aku pikir dia sudah pergi." gumam Attak. Pantulan cahaya yang menghilang dari kedalaman air membuatnya berpikir demikian.

"Kita tidak bisa lengah sekarang. begitu keluar, kita akan langsung naik ke daratan, dan lanjut berjalan melewati reruntuhan kota. Mungkin butuh sepuluh kilo hingga kita bisa aman dari kejaran mereka." jawab Collen.

Mereka menghabikan waktu hampir satu jam hingga bisa sampai di tepian pantai yang ada di balik pangkalan, dan tetap harus bergerak cepat sebelum matahari terbit.

Sementara itu, salah seorang sipir yang hendak berganti giliran jaga baru saja menemukan bahwa petugas yang ada di gedung tahanan telah dibuat tidak sadarkan diri. Selain itu, tawanan Venusian mereka telah menghilang.

***

Pada kesempatan ini saya ingin memberi shout spesial untuk AnnLaysa! Terima kasih sudah membaca karya saya dan atas power stone nya! Author akan terus berjuang nuntasin seri ini!

Kattapultocreators' thoughts