webnovel

Breaching The Gate

Elviet duduk di sebuah ruangan putih dengan satu jendela gelap. Tangan dan kakinya diborgol, dan ia masih tidak dapat memunculkan engine nya. Ia tidak diberi nutrisi sama sekali, dimana bahkan Ningyo pun bisa merasakan lapar. Sedari tadi, yang ia hadapi adalah pertanyaan, pertanyaan, dan pertanyaan.

Mulai dari pertanyaan dasar seperti data diri dan posisi tugas Elviet, hingga pertanyaan yang berhubungan dengan strategi militer, Elviet berusaha semampunya untuk mengulur pembicaraan dan menghindari pertanyaan tersebut.

Oleh karena itu ia merasakan hal-hal ini: kejut listrik, besi panas, disabilitas indra, kehilangan kesadaran, sensasi tenggelam, atau sensasi sakit lainnya yang bisa dirasakan otak melalui teknologi yang terdapat pada borgol tersebut. Selain sebagai bentuk penyiksaan, hal tersebut dilakukan agar ia tidak bisa fokus untuk memunculkan [engine] nya.

Sudah hampir tiga jam sejak sesi pertanyaan terakhir. Ia hanya bisa merasakan lapar.

Tiba-tiba, pintu terbuka.

Seorang Ningyo yang mengenakan seragam serba putih, dengan rambut biru muda panjang, kulit pucat, dan mata merah, memasuki ruangan. Ia tidak berkata apa-apa selain berdiri memandang Elviet seperti memandang makhluk menyedihkan.

Elviet mengetahui orang ini melalui informasi peperangan dan daftar orang-orang penting Martian. Dalam peperangan, prajurit yang mampu membunuh orang-orang ini akan mendapat promosi jabatan, serta satu keinginan mereka dikabulkan, apapun keinginan tersebut.

"Elviet dari Regu 666." Ia berbicara. "Aku kira kau kenal dengan nama ini: Guren."

Walau tidak menjawab sepatah katapun, Elviet memang kenal dengan nama itu. Tidak hanya tahu, ia pernah dipimpin oleh pemilik nama tersebut.

"Aku kira tidak akan melihat sisa dari kalian lagi. Kelompok elit yang dikenal sebagai 'anjing gila', setiap dari anggota kalian adalah penyandang angka pembunuhan terbanyak sepanjang peperangan, cukup membuat risau jenderal lainnya."

I's the Third menarik kursi yang ada di hadapan Elviet dan duduk. Posisi duduknya menyender dan lebih santai, berbeda dengan posisi dan ekspresi tegas yang selalu ia tunjukan pada hari-hari sebelumnya.

"Aku tidak akan lupa ketika aku menghancurkan regumu pada malam itu. Tentunya perjuangan yang sulit kau tahu?"

Malam itu... Elviet masih ingat dengan jelas apa yang perempuan ini maksud.

***

Malam yang cerah dengan bulan dan bintang yang menjadi satu-satunya sumber penerangan. Sebuah regu Venusian yang terdiri dari dua puluh orang, bergerak secara diam-diam tanpa memunculkan [Engine] mereka. Target mereka adalah sebuah mesin raksasa yang terletak di sisi lain gunung ini. Digunakan sebagai penambang material oleh pihak musuh, menghancurkannya akan memberikan intimidasi terhadap apa yang bisa dilakukan oleh regu elit Venusian.

Nama regu tersebut terpampang pada setiap pakaian yang anggotanya kenakan, '666', dengan logo naga yang seakan melahap tulisan angka tesebut. Mereka menjadi regu elit bukan tanpa alasan, dengan roster [Ningyo] yang memiliki spesialisasi di udara, darat, dan air, mereka menjadi tim serba bisa yang ditugaskan ke berbagai misi penghancuran. Ini hanyalah salah satu misi tersebut.

Ketua tim adalah seorang [Ningyo] veteran berbadan besar dan rambut gimbal yang dikuncir. Ia memberi simbol kepada anggotanya untuk merunduk, setelah itu, ia memejamkan matanya, dan masuk dalam mode pengintaian.

Sebelumnya ketua regu telah menyebarkan drone kecil ke seluruh penjuru hutan. Drone-drone itu saling berbagi informasi dan mengirimkannya kembali pada ketua regu. Singkat kata, ia memiliki mata di seluruh penjuru hutan, untuk kemudian menjadi panduan aksi mereka selanjutnya.

Apa yang dilihat ketua regu adalah citra tiga dimensi dari lingkungan sekitar mereka dalam radius 150 meter. Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda penjaga musuh selain suara hewan hutan dan tumbuhan. Ia kembali memberi simbol dengan tangannya, dan anggota regu kembali melaju dengan perlahan.

Suara mesin dan cahaya lampu sorot semakin jelas. Mereka semakin dekat dengan tujuan mereka.

Ketua menemukan tempat yang lebih tinggi untuk memantau tempat tersebut, dan memerintahkan anggotanya untuk menjaga perimeter.

Diantara anggota tersebut, adalah Elviet. Ia terhitung sebagai salah satu member baru yang memiliki potensi besar karena prototip senjata baru yang ia miliki, namun hingga ia bisa mengontrol senjata tersebut, ia harus belajar bertarung dari para senior tempatnya ditugaskan.

Mereka dapat melihat roda gerigi raksasa yang menggeruk material bebatuan gunung tersebut. Roda tersebut mengambil bebatuan, dan di saat yang sama, menyalurkan bebatuan tersebut menggunakan sabuk berjalan yang ada tepat di belakangnya.

Tidak ada tanda-tanda musuh, bahkan tidak ada penjaga seorangpun. Ada yang aneh. Pikir ketua, ia mengontrol seluruh robot pengintainya untuk mengelilingi mesin raksasa tersebut. Mereka tidak menemukan visual musuh, namun mereka menemukan jejak panas [Engine] dari seluruh situs tempat tersebut.

"Kira-kira 30 orang, mereka ada dalam posisi menyergap."

"Komando, ketua?"

"Hancurkan situs dari sini. Bersiap untuk pertempuran jarak jauh!"

Seluruh anggota regu kemudian memunculkan senjata mereka. senapan jarak jauh, peluncur roket, hingga senapan otomatis.

Ketua memberi aba-aba untuk menembak posisi-posisi vital yang ditandai dengan sinar laser dari drone.

"TEMBAK!"

Pada waktu bersamaan, seluruh senjata mereka mengeluarkan api. Tidak butuh waktu lama hingga ledakan dan keruntuhan menggantikan mesin raksasa tersebut. Ketua tidak hanya memberi satu komando, melainkan tiga,empat,lima tembakan, dan kemudian satu ledakan besar terakhir, menjadi akhir dari mesin tersebut.

Suara yang ada hanyalah suara api dan ledakan yang tersisa dari serangan mereka. Tidak ada serangan balasan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dari target mereka berada.

Ketua semakin meragukan bahwa misi ini berjalan sangat mudah.

"Ketua! aku mendeteksi sumber panas!" teriak salah satu dari mereka.

"Apa!? Dimana!?"

"T-tepat di tempat kita berada!"

Ketua panik, ia melihat ke seluruh tempat, tidak ada tanda tembakan atau misil, hingga kemudian…

"MENYEBAR! TINGGALKAN POSISI KALIAN!"

Dari bawah tanah, benda-benda mirip tabung dengan mata bor mencuat keluar. Tabung-tabung tersebut meluncur setinggi dada mereka dan meledak, menghamburkan ratusan pecahan peluru ke segala penjuru.

Suara ledakan lain kemudian menyusul dari posisi mereka berada. Namun dari ledakan-ledakan tersebut, muncul pasukan-pasukan [Ningyo] yang merangkak dari tanah. Mereka mengacungkan senapan dan pedang mereka, kemudian langsung membuka serangan ke arah Elviet berada.

Salah satu dari tembakan tersebut mengenai anggota regu yang ada di sebelah Elviet. Badan [Ningyo] itu meledak, memuncratkan cairan bewarna neon serta pecahan anggota tubuh sintetis yang ia miliki. Elviet menyerngit dan membalas serangan tersebut, dengan satu tembakan, ia menghancurkan tubuh salah satu penyerang yang menyerbu menggunakan pedang, setiap tembakan hanya memerlukan jeda beberapa detik, dan setiap tembakan pula setiap pasukan musuh jatuh tak bernyawa.

"Mereka membiarkan kita menghancurkan mesin penambang, ini semua hanyalah jebakan." tukas ketua.

Dari dua puluh anggota, tujuh orang terbunuh dalam serangan tersebut. Namun dari mereka tidak menduga bahwa Martian akan rela mengorbankan sebegitu banyak pasukan bunuh diri untuk menghancurkan regu elit ini.

Orang-orang yang baru saja menyerang mereka adalah [Ningyo] yang ada pada masa akhir hidup mereka. Kulit mereka yang awalnya berwarna layaknya kulit manusia memutih karena kehilangan pigmen, rambut mereka juga rontok dan botak. Beberapa bahkan terlihat tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap karena luka peperangan.

Mereka hanya pasukan buangan. Penyerang sesungguhnya akan segera hadir.

"Roket dari arah jam tiga!"

Tiga misil jatuh dan meledak tepat di lokasi mereka berada. Lagi, tiga anggota gugur dalam misi ini.

Penembak misil tersebut adalah tiga sosok [Ningyo] dengan mesin dan pakaian serba putih. Cahaya bulan menyinari [Engine] bersayap putih tersebut, serta senjata peluncur roket yang mereka kenakan, mengarah pada posisi Regu 666 berada.

The Third, The Fifth, dan The Second memperhatikan kepulan asap tempat musuh berada. Mereka mengetahui keberadaan teknologi prototip Venusian, dan berusaha untuk mendapatkan info mengenai hal tersebut.

"Satu tembakan lagi, kita hancurkan mereka semua." usul The Second.

"Lakukan" jawab The Third

Senjata mereka berdengung, bersiap untuk menembakan satu misil lagi ketika panel notifikasi mereka menyala.

[Peningkatan aktivitas listrik statis di area serangan]

"Serangan datang!" Teriak The Third. Dari balik asap, Elviet melesat kencang dengan pedang laser teracung, bola matanya memancarkan cahaya fraktal, dan perisai energi terbentuk di sekelilingnya.

"HEAAAAAA!" Elviet berteriak sembari mengayunkan pedangnya dengan liar.

"Itu target kita?" The Fifth menyerngit sembari menghindari ayunan pedang Elviet.

Elviet membuka mulutnya, dan mengeluarkan gelombang kejut, mengagetkan ketiga I's dan memberi Elviet kesempatan untuk mengeluarkan senjatanya yang lain.

Dua plat besi melayang dari punggung Elviet, plat tersebut mampu melawan gravitasi, dan bergerak sangat cepat, menembakan laser dari berbagai arah yang diinginkan Elviet.

"Drone? Tidak… pergerakan mereka terlalu cepat." tukas The Third.

The Second melepaskan tembakan ke arah Elviet, tapi misil tersebut meledak di perisai kinetiknya tanpa memberi luka apapun pada Elviet.

The Fifth ikut melancarkan serangan, kali ini menggunakan pisau panas sebagai senjata jarak dekatnya. Pisau itu berbenturan dengan perisai kinetik, dan memercikan bunga api sebelum patah.

"Tidak berguna! Tidak ada serangan yang bisa menembus perisai itu!" Teriak The Fifth.

Ia benar, pikir The Third, perisai itu seperti kekuatan telekinesis yang menahan segala tekanan diluar penggunanya, dan hanya benda-benda yang dia izinkan yang bisa menembus perisai tersebut.

Benda yang diizinkan…

"Terbanglah HUE!" lagi, kedua plat besi tersebut terbang dari punggung Elviet, menembakan laser ke arah trio I's.

The Third, The Second, dan The Fifth bermanuver menghindari laser-laser tersebut, tidak semuanya dapat hindari, namun setidaknya mereka harus meminimalisir damage yang diterima. The Third memiliki rencana lain, ia berniat untuk menunggangi salah satu plat besi tersebut untuk dapat melewati perisai penghalang Elviet.

Akan tetapi hal tersebut lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, setiap kali ia mencoba memegang senjata itu, mereka bergerak seperti lalat yang dapat segala arah.

Elviet adalah satu-satunya yang mengontrol senjata-senjata tersebut, dengan perisai super kuat yang juga menyala, ia merasakan sebagian besar energinya terserap untuk mengoperasikan kekuatan tersebut.

Sebuah sengatan kecil menyetrum kepala Elviet. Dalam sekejap, kontrolnya terhadap persenjataannya menjadi kacau.

"Kesempatan!" Teriak The Third, ia kembali melepaskan tembakan roket.

Elviet menyadari serangan tersebut. Ia mengacungkan tangannya, dan memperkuat perisai kinetiknya. Roket tersebut kembali tidak mengenai Elviet, dan hanya meledak di luar area perisai.

Akan tetapi, tiba-tiba ia merasakan tusukan di perutnya.

Tanpa ia sadari, The Third sudah ada dibelakang, tangannya menggenggam heat knife yang tertancap di sisi pinggang kanan Elviet. The Third berhasil menangkap salah satu plat besi tadi, memanfaatkan celah waktu dimana Elviet kehilangan tenaga.

Hipotesis The Third berhasil, perisai tersebut memang mendiskriminasi apa yang melewatinya, dengan Elviet yang tidak sadar bahwa ada penyusup dari senjata yang ia kontrol, membuatnya lengah.

Serangan tersebut melemahkan perisai Elviet, The Second membuang peluncur roketnya, dan ikut menusuk Elviet dengan heat knife, kali ini di perutnya.

Tak mampu menahan sakitnya tusukan tersebut, Elviet tidak sadarkan diri.

***

"Kami kira itu adalah kemenangan kami. Tapi salah satu dari temanmu itu ternyata masih hidup." tukas The Third, ia melipat kedua tangannya di atas meja Elviet, sambil menunjukan senyum sinis kepada perempuan yang tidak bisa melawan itu.

"Walau Dewan menganggap bahwa aku telah menuntaskan misi, aku tidak mampu membawa prototip senjata terkuat Venusian - kau. Namun entah mengapa incaran yang bertahun-tahun lalu lolos dari tanganku mendapati dirinya tertangkap oleh seorang prajurit Martian. Katakan padaku, apakah ada sesuatu yang terjadi dengan prototip senjata tersebut hingga seorang penyintas 666 tidak bisa mempertahankan diri dari pertarungan dengan prajurit biasa?" Kata The Third dengan sinis.

Aku dapat yang merepotkan, pikir Elviet ketika ia baru ingat kalau pertemuan pertama mereka adalah misi yang membuatnya hampir mati. Elviet menduga bahwa wanita yang ada di depannya ini tidak akan membiarkannya lolos begitu saja, apalagi jika membicarakan tentang senjata rahasia.

"Dan kamu sebaiknya jangan coba-coba berbohong, atau…" The Third menekan tombol yang ia sembunyikan dari lengan bajunya, seketika, Elviet merasa seluruh indra dalam tubuhnya tegang, dan kepalanya hampir meledak.

Ia ada dalam masalah besar.

"Mari kita mulai dengan apa yang terjadi pada waktu itu? Perisai apa yang mampu menahan semua serangan kami?"

Elviet diam.

I's tanpa ragu menekan tombol tersebut, dan membuat Elviet bergidik.

"Perisai… Kinetik… Perisai yang menerapkan konsep telekinesis untuk menghalau serangan… Tanpa permukaan yang dapat hancur, tidak perlu mengkhawatirkan seberapa banyak aku dapat menerima serangan…" Elviet menjawab sambil bernafas berat. Interogasi ini bertujuan untuk memperlemah mentalnya dengan siksaan-siksaan yang ia terima, jika saja dia bisa mengaktifkan protokol peledakan diri dalam [Engine] nya.

"Perisai Kinetis… Maksudmu perisai serupa yang mengelilingi Ou? Kalian memproduksi massal teknologi itu?" I's terlihat terkejut atas jawaban Elviet.

"Baru rencana. Aku adalah [Ningyo] pertama yang dilengkapi oleh teknologi tersebut, namun inputnya terlalu berat." lanjut Elviet.

"Selain itu ada lagi bukan? Drone cepat yang mampu menembakan laser dengan super cepat itu? Jelaskan."

"HUE. High-performance Unmanned Exterminator. Drone yang disempurnakan untuk duel."

"Tiga drone itu bergerak dengan kecepatan luar biasa dalam waktu bersamaan, tidak mungkin kau yang mengontrol semua itu bukan?"

Elviet kembali terdiam.

"Kau masih ingin merasakan sakit rupanya?"

"Tidak tunggu…" pinta Elviet. "Hanya saja, apa yang aku katakan… mungkin kau tidak akan mempercayainya."

The Third menaikan sebelah alisnya. "Benarkah begitu? Coba kita lihat saja."

Elviet menyerngit, "Kedua senjata tersebut adalah prototip yang direncanakan untuk dikembangkan secara massal. Aku adalah [Ningyo] pertama yang dilahirkan dengan teknologi tersebut, namun muatan psikis yang dihasilkan terlalu besar."

"Tentu saja, sebuah teknologi perlindungan absolut yang awalnya ditujukan oleh Raja, serta teknologi terbaru drone yang dikendalikan oleh alam bawah sadar pengguna. Sepertinya Venusian sudah gila." komentar I's The Third. Akhirnya ia beranjak bangkit untuk pergi dari ruangan ini.

Sebelum keluar, ia melemparkan sebatang ransum untuk Elviet.

"Terima kasih atas kerjasama mu. Kau tidak akan lepas untuk waktu dekat, tapi karena kau sudah membocorkan rahasia, sepertinya bahkan Venusian tidak akan menerimamu." tambah The Third, menutup pintu.

Elviet tahu akan hal itu, namun tidak ada gunanya untuk memikirkan hukuman mati apa yang menunggunya. Ia meraih ransum itu, kemudian memakannya. Selama ia masih hidup, ia akan menemukan jalan keluar dari sini.

***

Mohon maaf lama update _| ̄|○

saat ini author sedang berjuang mencari kerja. Apalagi saat situasi pandemi seperti sekarang, author masih memfokuskan diri pada hal-hal yang sedang mendesak

oleh karena itu mohon maaf karena chapter-chapter berikutnya, author tidak bisa memberikan jadwal terbit konsisten

(-||-)

Kattapultocreators' thoughts
Next chapter