Amsterdam, Belanda.
Pagi, Ginnan Takahashi yang terbiasa bangun siang setelah melayani pelanggan justru terbangun pada pukul 4. Dia menoleh ke Nana yang masih tenggelam dalam mimpi. Tapi mau dipandang sampai berapa lama pun ... Wanita itu benar-benar nyata ada di sana.
Untuk lima menit Ginnan pun terpekur di tempat. Layaknya mabuk kendaraan, dia butuh jeda sebelum menyadari semua ini bukan lelucon. Kalung ruby di lehernya masih ada. Cincin cinta di jarinya juga ada. Dan Ginnan pun memilih segera keluar dari kamar itu untuk memulai hari yang mungkin menegangkan lagi.
Mungkin Ginnan akan masak, mencuci baju, atau bersih-bersih rumah?
Yang pasti berperilaku baik selama bersama calon mertua pasti akan berguna. Meskipun begitu, entah kenapa jantungnya tak berhenti berlompatan. Padahal belum ada seorang pun yang bangun, tapi bahkan dengan memandang seluruh perabotan di sini, dia seakan ingin menangis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com