webnovel

ketiga

"Aqila, Apakah begitu cara dia memeriksa mall ini?" tanyaku kepadanya.

"Begitu bagaimana?" tanya Aqila heran

Yah.. begitulah Aqila. Bisa dikatakan dia ini orang yang tidak peka atau bisa dikatakan orang yang bodoh namun pintar. Itulah yang menyebabkan dia masih jomblo sampai sekarang. Padahal dia sering mengikuti kencan buta tetapi saat aku tanya sehabis kencan buta bagaimana hasilnya Aqila menggeleng dan dia menjawab bahwa dia tidak cocok dengan orang itu. Entah Aqila yang merasa tidak cocok atau orang yang ia kencani yang merasa tidak cocok.

"Dia hanya memasuki satu toko dan habis itu langsung pergi" jawabku

"Entahlah aku juga tidak tau. Tapi bisakah kamu memanggil Tuan Leon dengan sebutan Tuan, tidak sopan jika kamu memanggilnya dengan sebutan dia"

"Baiklah" jawabku merasa bersalah karena telah memanggilnya dengan sebutan dia.

⬇⬇⬇

Pekerjaanku hari ini telah selesai. Aku segera bersiap siap untuk pulang. Tetapi aku tidak melihat Aqila dimana mana. Kuputuskan untuk bertanya kepada Fika. Tetapi Fika pun tidak tau keberadaan Aqila.

Saat aku mau melangkahkan kaki keluar mall, handponeku berdering dan aku langsung mengeceknya. Ternyata aku mendapatkan pesan dari Aqila.

💌 Luna maaf ya hari ini aku tidak bisa pulang bareng denganmu, karena hari ini aku ada urusan mendadak.

Ternyata Aqila langsung pulang setelah bekerja. Itu berarti hari ini aku harus pulang sendirian. Walaupun kami tidak tinggal satu rumah, tetapi biasanya kami suka pulang bersama karena jalan ke rumahku dan ke rumah Aqila melewati jalan yang sama.

Aku segera memasukan handpone ke dalam tas dan melangkahkan kaki ke luar mall.

Suasana di luar mall sudah sangat gelap walaupun ada lampu yang menerangi jalan. Aku berjalan dibawah lampu yang menerangi jalan tersebut. Aku berjalan santai menyusuri jalanan yang mulai sepi. Hanya ada beberapa orang yang melintas.

Aku menikmati pemandangan kota di malam hari. Pemandangannya begitu indah banyak gedung gedung yang menjulang tinggi. Gedung gedung tersebut dihiasi dengan lampu lampu yang menyala di dalam gedung. Ditambah dengan udara yang masih segar, kota ini menjadi kota yang paling nyaman kalau dibandingkan dengan kota kota lainnya.

Aku tidak menyadari ternyata jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kota ini seolah olah bisa menghipnotisku karena keindahannya sehingga aku tidak merasa bahwa jam berjalan lebih cepat.

Aku putuskan berjalan melewati gang kecil agar lebih cepat sampai dirumah. Tapi gang tersebut terlihat berbeda. Gang tersebut terlihat lebih menyeramkan dari biasanya. Entah karena aku jarang lewat sini atau hanya perasaanku saja.

"Kenapa gang ini terlihat menyeramkan, perasaan 2 minggu yang lalu tidak terlihat seperti ini" kataku heran

Aku menyusuri gang kecil tersebut. Tapi anehnya aku merasakan ada orang yang mengikutiku dari belakang. Aku langsung lari dengan sangat cepat. Aku tidak mempunyai keberanian untuk menengok ke belakang.

"Siapa yang mengikutiku?" pertanyaan yang terlintas di benakku.

Begitu sampai di ujung gang, aku memberanikan diri untuk membalikkan badan. Aku tidak menemukan siapa siapa. Padahal tadi aku merasakan ada orang yang mengikutiku dari belakang.

"Apa hanya firasatku saja"

Aku melanjutkan jalan menyusuri rumah rumah warga yang telah sepi. Mungkin pemilik rumah tersebut sudah tidur karena sudah jam 11 malam.

Akhirnya sampai di depan rumah. Aku langsung mencari kunci yang terselip di tas. Aku lupa menaruh kunci di bagian tas yang sebelah mana.

Saat aku sedang mencari kunci, anehnya aku lagi lagi merasakan ada orang yang mengintaiku dari jauh. Aku langsung cepat cepat membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

Aku mendengar HPku berdering. Ternyata ada telepon dari Aqila..

📞"Luna, apakah kamu sampai rumah dengan selamat?"

📞"Ya"

📞"Ada apa denganmu Luna, Biasanya kamu tidak menjawab sesingkat itu"

📞"Tidak ada apa apa, aku baik baik saja"

📞"Benarkah? Yasudah. Maaf ya tadi aku tidak bisa pulang denganmu. Karena tadi aku harus menemui orang tuaku"

📞"Iya tak apa"

📞"Baiklah bye Luna, semoga kamu mimpi indah"

📞"Iya bye"

"Ternyata Aqila menemui orang tuanya. Aku kira dia pergi kemana" kataku sambil mengganti pakaian

Selesai mengganti pakaian dengan pakaian tidur, aku langsung membaringkan tubuh di atas kasur. Sungguh hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Mataku terasa berat dan akupun mulai tertidur.

Next chapter