webnovel

Kedua

"Kenapa Aqila tidak memberitahuku. Kenapa pemilik mall ini harus Leon Maxime. Kenapa pemilik mall ini bukan orang lain saja. Bukankah Leon Maxime adalah orang yang sangat kejam, dia tidak akan segan membunuh orang yang menghalangi atau tidak patuh pada perintahnya"pertanyaan yang memutar dikepalaku

"Luna..Luna apa kamu baik baik saja?"Aqila menyenggol lenganku dengan sikutnya.

" Hah.. apa? Ya, aku baik baik saja" jawabku. Aku langsung tersadar dari lamunanku.

"Aqila, bukankah Leon Maxime adalah orang yang sangat kejam? Apakah kamu tidak takut bekerja di sini"

Sebelum Aqila mengeluarkan kata kata yang ada dalam mulutnya aku langsung mengeluarkan kata kataku yang selanjutnya.

" Dan apakah semua orang yang bekerja di sini tidak takut, padahal mereka tau pemilik mall ini" tanyaku pada Aqila secara berbisik di telinganya.

"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kamu tidak takut bekerja di sini" tanya Aqila sambil menaikkan alisnya

"Apa? Aku kan sebelumnya tidak tau kalau pemilik mall ini adalah Leon Maxime. Kalau aku tau pemilik mall ini dia aku tidak akan bekerja disini" jawabku dengan kesal

"Oiya..? Kau yakin tidak ingin bekerja disini lagi. Apalagi dengan gaji yang lumayan besar" tanya Aqila kepadaku

"Aku...aku ya.." belum selesai berbicara seseorang memutus kata kataku

"Bisakah kalian tidak berisik dan berjajar dengan rapih karena sebentar lagi Tuan pemilik mall ini akan tiba"

Tiba tiba saja bos menegurku dan Aqila

"Baik bos" jawabku dengan Aqila secara bersamaan

Benar saja aku melihat seseorang dengan jas hitam yang terlihat begitu cool masuk lewat pintu utama dan disusul bawahannya yang menurutku cukup banyak.

Semua pegawai langsung membungkukkan badan menyambut kedatangannya

"Selamat siang Tuan Leon" kata semua pegawai dengan kompak

Leon tidak mempedulikan semua pegawai yang menyapanya

Leon langsung masuk ke dalam salah satu toko. Diikuti dengan pegawai yang bekerja di toko tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian Leon keluar dengan keadaan marah marah. Entah apa yang telah terjadi aku juga tidak tau.

"Dilihat lihat lagi...Leon itu tampan juga, tapi sayang sifatnya seperti itu. Tipikal orang yang suka marah marah, pasti orang yang bekerja dengannya sangat pusing. Coba kalau dia bukan orang yang seperti itu. Dan katanya leon itu tidak punya hati, dia suka membunuh orang yang mencampuri urusannya. Tapi kenapa dia masih menghirup udara segar. Seharusnya dia kan dipenjara atas perbuatannya"

"Selamat siang Tuan Leon" bos menyapa dengan sangat sopan.

Aku terkejut saat bos menyapannya.

Leon langsung melangkahkan kakinya mendekatiku.

"Apakah kamu baru bekerja disini" tanyanya.

"ii..iya Tuan saya baru 2 bulan bekerja disini" jawabku dengan sopan namun gugup.

"Siapa namamu"

"Luna Tuan, Luna Queennara"

"Luna Queennara sepertinya aku pernah mendengar namannya" kata Leon dalam hati.

"Bekerjalah dengan benar jangan melamun saat bekerja"jawabnya tegas.

"Baik tuan"

Orang itu langsung pergi saat melihat hp yang dipegangnya berdering. Panggilan tersebut datang dari Sean Lucas.

"Apa?"

"Kau tidak lupa kalau 1 jam lagi ada meeting kan?" jawab Sean di ujung telepon.

"Batalkan" jawabnya dingin.

"Baiklah akan aku batalkan sesuai perintahmu"

"Carikan semua informasi yang berhubungan dengan Luna Queennara" kata Leon kepada Sean

"Siapa Luna Queennara?"

Leon yang mendengar kata kata Sean mulai kesal. Sean yang mengetahui hal itu langsung menuruti apa kata kata Leon

"Baiklah akan aku cari informasi tentang Luna Queennara"

Leon mengakhiri dengan menutup teleponya lebih dulu. Ia keluar dari mall diikuti semua bawahannya

"Apa itu? Apakah begitu caranya dia memerikas kelayakan barang barang di mall ini? Dia hanya masuk di salah satu toko dan langsung pergi. Orang yang sangat aneh" pertanyaan yang terlintas di benakku.

Next chapter