webnovel

Bab 4

Matahari masuk melewati jendela. Aku yang tertidur sangat pulas bisa merasakan hangatnya sinar matahari. Perlahan aku buka mataku yang terasa berat. Ku arahkan pandanganku ke dinding yang terdapat jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Hari ini aku benar benar malas untuk bangun pagi. Aku yang masih terbaring di kasur merasa masih sangat mengantuk dan perlahan lahan mulai memasuki dunia mimpiku lagi.

Tetapi ada yang menarikku menjauh dari dunia mimpi yaitu suara handpone yang berdering. Aku berusaha dengan sekuat tenaga meraihnya. Ternyata aku mendapat pesan dari Aqila

💌Luna banguuun.... aku tau kamu masih tiduran di kasur. Ayo banguun... jangan sampai kamu terterlambat bekerja.

Aku menjawab pesan dari Aqila bahwa aku akan segera bangun dan berangkat kerja. Aqila mengirimkan pesan kepadaku lagi

💌Jangan segera tetapi sekarang juga kamu harus bangun dan berangkat kerja.

💌Iya aku sekarang akan bangun dan berangkat kerja ( jawabku kepada Aqila )

Aku langsung bangun dan menuju ke arah lemari untuk mencari pakaian kerja. Setelah itu aku masuk kamar mandi dan segera membersihkan tubuh.

Aku keluar kamar mandi setelah 7 menit berlalu. Aku segera menata rambutku. Merias wajahku, mengambil tas, meletakkan handpone dan yang lainnya ke dalam tas. Dan memakai sepatu kerja.

Aku keluar dan mengunci pintu rumah. Segera aku melangkahkan kaki menuju mall tempatku bekerja.

Di jalan aku melihat banyak sekali orang berlalu-lalang. Aku tidak menghiraukan orang orang tersebut. Aku terus berjalan sesuai tujuanku.

Begitu sampai di depan mall aku melihat Aqila bersama orang orang yang asing bagiku. Aku mendekati Aqila dan langsung bertanya padanya.

"Siapa mereka?" tanyaku pada Aqila secara berbisik di telinganya.

"Pelanggan"Jawab Aqila secara berbisik di telingaku

Aku langsung membungkukkan badan saat aku tau bahwa mereka adalah pelanggan. Mereka membalasnya dengan membungkukkan badannya.

"Pelanggan? Kenapa Aqila melayani pelanggan sampai kedepan mall?" pertanyaan yang terlintas di benakku.

Pelangan itu pergi dan berterimakasih kepada Aqila. Entah kenapa aku tidak tau. Aku dan Aqila pergi memasuki mall dan mulai bekerja.

⬇⬇⬇

Tidak terasa pekerjaanku telah selesai. Aku dan Aqila memutuskan untuk jalan jalan di pinggir kota karena besok adalah hari libur kerja, sambil menikmati jajanan pedagang kaki lima.

Aku membeli takoyaki di salah satu gerai. Sedangkan Aqila membeli es serut di sebelah gerai takoyaki.

Setelah mencicipi hampir seluruh jajanan kaki lima. Aku dan Aqila memutuskan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Benar benar tidak terasa bahwa waktu berjalan begitu cepat. Hari ini aku pulang ada yang menemani tidak seperti kemarin. Aku merasa lebih aman sekarang.

Begitu sampai di pertigaan jalan Aqila menghentikan langkahnya akupun juga menghentikan langkahku. Aku bertanya kepada Aqila kenapa dia menghentikan langkahnya.

"Luna kita pisah disini ya. Soalnya aku mau kerumah orang tuaku"kata Aqila

"Kamu mau kerumah orang tua kamu lagi?" kataku

"Iya. Soalnya besok pagi mau sekalian berangkat ke rumah kakek. Jadinya aku malam ini tidur di rumah orang tua"jawab Aqila beserta alasannya.

" Ohh.. Ok deh. Bye Aqila" melambaikan tangan

"Iya bye" Aqila membalas lambayan tanganku sambil memasuki taxi.

Taksi yang dinaiki Aqila mulai menjauh dari pandanganku dan perlahan lahan mulai menghilang.

"Haah.." mendengus " ternyata hari ini aku harus pulang sendiri lagi. Udah jam 11 malam lagi" nada bicaraku yang terdengar kesal.

Sebenarnya di dalam hatiku aku merasa iri kepada Aqila. Dia masih merasakan kasih sayang ayah dan ibunya, masih memiliki kakek dan  nenek yang sayang padanya. Sedangkan aku, apakah ada yang sayang padaku. Rasanya ingin menangis. Dadaku terasa sesak, ternyata air mataku telah mengalir membasahi pipiku. Segera aku usap air mataku mengunakan tangan. Lagi lagi mataku mengeluarkan air mata, aku tidak tau kenapa tidak bisa berhenti. Aku jongkok menutup mukaku dengan kedua tanganku dan aku lepaskan semua air mata yang ingin keluar.

Aku selalu berpikir kenapa dunia ini tidak adil. Kenapa orang lain bahagia sedangkan aku, aku tidak bahagia sama sekali. Rasanya yang namanya bahagia itu tidak ada di dalam kamusku. Rasanya aku ingin mati saja agar aku tidak memiliki beban yang sangat berat ini.

Beberapa menit kemudian air mataku telah kering, aku tak bisa mengeluarkannya lagi. Aku berdiri dan melanjutkan jalanku untuk pulang kerumah.

Sesampainya di rumah aku langsung membaringkan tubuhku di kasur dan memejamkan mataku.

Perlahan lahan aku mulai memasuki dunia mimpiku.

Next chapter