32 Lomba Huftt!

Rangkaian perlombaan dalam menyambut hari kemerdekaan RI pun dimulai. Sebagai ketua komite 2 OSIS, Mika terlibat penuh dalam persiapan semua perlombaan yang diselenggarakan. Di tengah kesibukannya yang begitu padat, dia mengundurkan diri sebagai peserta lomba gerak jalan, agar lebih maksimal menjalankan tugasnya sebagai panitia juga sebagai peserta lomba.

Lomba diadakan selama 5 hari berturut-turut dimulai dari hari Senin hingga Jumat. Sedangkan hari Sabtu sebagai penutup, diadakan acara ramah tamah dan perayaan ulang tahun Smasa Amerta. Pada pekan perayaan itu, kegiatan belajar mengajar sementara ditiadakan.

Acara pertama yang diikuti oleh Mika sebagai peserta yakni carnival, diselenggarakan pada hari Kamis. Carnival merupakan pameran kebudayaan Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku dan ras. Mika mengenakan pakaian adat daerah Lampung berpasangan dengan Rizal, adik kelasnya. Begitu antusias Mika dan peserta carnival lain dalam memamerkan pakaian adat daerah sebagai kebudayaan yang patut dilestarikan. Selain itu juga dipamerkan tiruan rumah adat dan kesenian adat lainnya dalam bentuk maket. Acara Carnival ini berlangsung di Balai Kota Amerta dan disaksikan oleh masyarakat umum.

Sedangkan di hari terakhir yakni Jumat, dimana puncak acara ialah lomba fashion show bertema kostum merah putih. Mika bersiap sedari pagi di aula putri, sedangkan Arya nampak duduk bersantai di koridor lantai dua, bersama teman-teman One Club-nya. Dengan make-up tipis, lipstik nude, sedikit pensil alis agar tampak rapi, dan blush on pink, Mika terlihat semakin cantik. Rambutnya yang mulai memanjang di bawah bahu, diikatnya setengah ke atas, dan sisanya digerai bebas.

Arya menemui Mika di aula putri, diiringi sorotan dari mata para fans-nya. Semua memuji penampilan Arya yang sederhana, casual, namun justru semakin membuat Arya kian mempesona. Para siswi berbisik satu sama lain membicarakan Arya dan Mika yang diprediksi akan menjadi juara.

"Mika. Sudah siap, my lady?" Arya menyandarkan punggungnya pada pintu aula yang terbuka.

"Sudah siap. Kurang apa? Coba cek!" jawab Mika.

Mika berputar dua kali di hadapan Arya. Memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan memamerkan kostum yang ia pakai. Kakinya pun digerakkan dengan lincah.

Arya memperhatikan Mika, dari bawah hingga ke atas, lalu turun ke bawah lagi. Didekatinya Mika, hingga wajah Arya nyaris menyentuh bahu Mika yang terbuka. Lalu sedikit berbisik tepat di telinga Mika, Arya berkata,

"Tali bra keliatan tuh, benerin!"

Mika spontan terkekeh. Dia segera membetulkan pakaian dalamnya yang sedikit terlihat Arya. Beruntung tak ada orang lain yang melihatnya, batin Mika.

Penampilan mereka berdua, seolah telah ditunggu oleh para penonton. Baik siswa dan siswi dari semua kelas berkerumun di sekitar panggung. Pintu gerbang terbuka lebar, sehingga masyarakat luar pun dapat menyaksikan lomba fashion tersebut. Suasana begitu riuh, suara musik tak ada henti dari awal hingga mendekati akhir acara.

Suara MC yang ditunggu oleh penonton akhirnya terdengar. Peserta berbaris di belakang panggung dan dipanggil sesuai nomer urut. Catwalk bernuansa hitam dan putih berada di hadapan mereka. Pasangan Mika dan Arya menunggu dengan gugup.

"Mik, santai ya.. Bisa kok! Bisa!" Arya berusaha memberi semangat pada Mika sekalipun dirinya juga tengah gugup.

"Yok, Arya yok! Kita bisa!" Mika membalas semangat Arya. Keduanya terlihat kompak dan serasi.

"Peserta nomer lima, dari kelas 3 IPS 1, Aaryaa.. dan Miikkaaa.." suara MC memanggil Mika dan Arya untuk tampil ke depan.

Mereka berdua menyusuri panggung yang berbentuk huruf T. Mika berada di sisi kanan panggung, dan Arya sebaliknya. Keduanya berjalan bersamaan sesuai tempo musik yang diperdengarkan. Melangkah bak model internasional, keduanya bertemu di titik tengah lalu berhenti sejenak.

Suara penonton begitu semarak, menyoraki keduanya. Terdengar komentar-komentar yang saling bersahutan, namun tidak dipedulikan oleh Mika dan Arya. Langkah berikutnya, mereka berjalan beriringan menuju depan panggung dan begitu dekat jaraknya dengan penonton.

Mika mendapat banyak tepuk tangan kekaguman. Tiga orang guru sebagai juri memuji penampilan Mika yang sederhana namun tetap manis. Dengan atasan tanktop merah maron, rok pendek jins, serta riasan tipis di wajahnya, Mika berhasil memberikan gambaran tentang cara berpakaian anak remaja yang gaul dan casual. Kalung kupu-kupu berwarna gold menjuntai panjang hingga menyentuh bagian bawah dada Mika. Sepatu semi boots warna hitam yang dikenakan Mika adalah sepatu sekolah yang dipakainya sehari-hari.

Kulit Mika yang putih dan mulus nampak bercahaya dari atas catwalk bernuansa hitam. Rambut Mika yang tergerai sedikit, diterpa hembusan angin sehingga tampak anting bulat besar yang dipakainya. Mika begitu percaya diri memperagakan gayanya.

Langkah Mika dan Arya berhenti sejenak, tepat di ujung panggung. Mereka mengarahkan senyuman pada penonton dan juri. Kini bukan hanya Arya yang menjadi tokoh utama, namun keduanya-lah yang menjadi sentral dalam perlombaan fashion tahun ini.

Penampilan mereka berdua tentu saja begitu menarik perhatian. Si cantik dan si tampan berada bersama dalam satu panggung. Tak ada satupun yang melewatkan kesempatan untuk menyaksikan Mika dan Arya.

Mendapatkan respon yang luar biasa, Arya rupanya merasa kurang puas. Ia ingin sorak sorai penonton semakin ramai. Ia ingin terus menjadi bahan perbincangan hingga nanti setelah dirinya dan Mika turun panggung. Arya ingin memberikan kejutan pada fans-nya.

Arya menemukan momen yang tepat untuk berbuat lebih. Sejenak dirinya dan Mika berdiri di ujung catwalk, seketika dipeluknya pinggang Mika dari arah samping. Mika begitu terkejut mendapati tangan Arya melingkar pada tubuhnya disaksikan banyak mata di hadapannya. Lengan Mika yang terbuka secara tiba-tiba menempel pada lengan Arya. Selang beberapa detik kemudian pelukan di pinggang Mika itu dilepasnya.

Namun Mika sadar dan dapat memaklumi, apa yang dilakukan Arya adalah spontanitas dan bagian dari performance mereka, meski itu di luar skenario latihan. Mika berusaha tetap profesional meski dirinya sedikit terkejut. Bagi Mika, itu bukan pertama kalinya ia disentuh oleh orang lain. Doni justru pernah menciumnya. Tapi status Doni adalah sebagai pacar Mika, sedangkan Arya hanya sebatas teman.

Pandangan Mika beredar mengarah pada penonton. Begitu ramai, dan tampak penuh. Mika bahkan tak dapat menemukan June dan Hadi dalam barisan penonton tersebut. Pandangannya sedikit silau oleh sinar matahari. Mika terus memberikan senyum terbaiknya selama berada di atas catwalk bersama Arya.

Tanpa sepengetahuan Mika, ada yang tengah memperhatikannya dari kejauhan. Tiga orang duduk berderet di bangku kantin, dan salah satu diantaranya memegang rokok di tangan. Tak ada yang peduli dengan kehadiran mereka.

Seseorang yang memegang rokok itu tak melepaskan pandangannya sekejap pun dari Mika. Sesekali dia tersenyum sendiri sembari menghisap rokoknya. Adegan Arya memeluk pinggang Mika pun tak luput dari perhatiannya. Kedua temannya diam tak berkomentar.

Mika dan Arya menyudahi pentas mereka. Menuruni tangga dan berbaur dengan peserta lain di belakang panggung. Tampak June dan Hadi berlari menyusul mereka. Di saat yang sama, seseorang itu berdiri dari tempatnya duduk. Dimatikan rokoknya, lalu dia segera pergi diikuti kedua temannya.

***

Ponsel di meja belajar Mika bergetar. Sebuah pesan masuk yang lama dinantikan oleh pemiliknya.

1 Message Received

SELAMAT YA MIKA.

[MY DONI]

Sayangnya, hari itu Mika terlalu lelah untuk membalas pesan Doni.

***

avataravatar
Next chapter