42 42. Ketenangan

Setelah Esta keluar dari rumah sakit, Andrea dan Fely tidak langsung kembali kerumah, mereka harus menemui dokter Erven terlebih dahulu, Saat mereka keruangan dokter Erven sedang memeriksa pasien . Tak lama menunggu akhirnya dokter Erven kembali dengan wajah lelah , pasien hari ini cukup banyak, ada yang kecelakaan ada pembunuhan dan kasus rumit lainnya yang tidak diurus oleh seorang dokter.

"Maaf menunggu lama" ucap dokter Erven duduk disofa bersama Andrea dan Fely.

"Maaf kami mengganggu waktu dokter" ucap Fely tersenyum.

"Tidak, apa yang mau kalian bicarakan?" tanya Dokter Erven.

"Dokter tau tentang kondisi Esta saat ini, saya ingin meminta tolong sekaligus meminta saran dari dokter mengenai kondisi Esta" jawab Fely serius. Dokter Erven menghembuskan napas lelah.

"Saran apa?" tanya dokter Erven.

"kami berniat menarik tuntutan ,tapi aku takut Esta menyakiti Fely dan Keano nanti" ucap Andrea.

"Saya gak bisa ngasih saran soal itu, tapi apa yang dialami Esta saat ini bisa sembuh jika ada dukungan dari keluarga nya, ia berfikir keluarga nya masih memperdulikannya"

"Apa dia tertekan saat dipenjara, membuat mental dia kaya sekarang Dok?" tanya Fely.

"Bisa jadi iya, tapi itu juga hukuman untuknya, agar tidak menyakiti orang lain lagi, kasus Esta termasuk kasus besar dua tahun lalu , kau saja baru ditemukan beberapa bulan lalu Fel" ucap dokter Erven.

"Ya benar, istriku bahkan tidak mengenaliku saat itu" jawab Andrea pilu.

"Ya , resikonya jadi istri cowok ganteng ya Fel" Erven tertawa.

"Ya seperti itu dok, dia terlalu tebar pesona pada siapapun" jawab Fely menanggapi guyonan dokter Erven.

"Jadi apa yang bisa Saya bantu lagi?" tanya Erven. Ia sudah menganggap Andrea dan Fely saudaranya jadi sebisa mungkin masalah mereka akan ia bantu.

"Saya mohon pada dokter ,bantu Esta sembuh" ucap Fely.

"Saya sudah berusaha selama ini, tapi saya Sekarang gak bisa lanjutin , kalian bisa bawa Esta ke dokter lain yang bisa lebih memahaminya" ucap dokter Erven, ia hanya tidak ingin menaruh hati lebih dalam pada gadis itu.

"Saya tau kenapa dokter tidak ingin membantu Esta kali ini , Dokter takut akan menyakiti hati Esta jika sewaktu -waktu dokter meninggalkan nya bukan?" kali ini Andrea mengutarakan apa yang ia tahu.

"Ya , kamu benar, saya menghindari itu terjadi" ucap dokter Erven pasrah.

"Saya tau betul Esta dok, dokter takut Esta tidak menyukai dokter, tapi sebaliknya dengan apa yang saya lihat selama ini, Esta melihat dokter bukan sebatas Dokter yang merawatnya ,tapi juga penolongnya. Esta suka pada dokter" jelas Fely. Ia tahu dari tatapan mata Esta pada dokter Erven beberapa hari lalu di taman.

"Dokter selalu menemani Esta membuat dia nyaman berada disamping dokter, tapi waktu dokter menghindar dan cuek, di lebih murung dari biasanya."

"saya takut terlalu dalam menaruh hati padanya, dia tidak mencintai saya" jawab dokter Erven jujur. Ia jatuh cinta pada gadis yang selama ini ia rawat.

"Kami minta tolong dengan sangat dok , bantu Esta" mohon Andrea dan Fely.

Erven pasrah dan mengangguk " Saya akan berusaha "

"Terimakasih dok,sekali lagi kami minta maaf merepotkan dokter lagi. " ucap Andrea.

"Saya sudah menganggap mu saudaraku Ndre " jawab dokter Erven.

"Kalian langsung kembali ke kota kalian? main dulu kerumahku mamaku ada dirumah" tanya dokter Erven.

"Lain kali saja kami kesini lagi, banyak pekerjaan ku yang tertunda disana" jawab Andrea.

"Oke kalo gitu, hati-hati" ucap dokter Erven. Andrea berdiri lalu menggendong Keano yang tidur sedari mereka menunggu Erven.

Mereka meninggalkan ruangan dokter Erven ,langsung menuju parkiran. Andrea menjalankan mobilnya santai tidak terlalu ngebut, yang penting selamat sampai rumah. sore pukul 16.00 mereka sudah ada dirumah , sesampainya dirumah Keano sudah bangun tidur, selama perjalanan juga enggak kebangun atau rewel.

"Aku langsung kekamar Keano dulu" ucap Fely menggandeng Keano turun dari mobil, sedangkan Andrea sedang menurunkan koper mereka.

Tak lama kemudian Andrea menyusul Fely masuk kedalam rumah ,disambut bibi yang membukakan pintu tadi.

"Apa ada yang cari saya bi ,selama saya pergi?" tanya Andrea.

"Enggak den, cuma waktu itu den Vano telepon , bibi bilang Telepon Aden langsung aja" jelas bibi, benar beberapa hari lalu Vano menelepon nya menanyakan beberapa berkas yang harus Andrea periksa, ia sudah mengirimkannya lewat email Andrea.

"Baik Bi, saya keatas dulu" Ia naik ke lantai dua menuju kamarnya dan Fely. Fely sudah berada dikamar mereka.

"Sudah mandi?" tanya Andrea. Fely menoleh saat mendengat suara Andrea.

"Baru selesai membersihkan Keano, kamu dulu aja, aku mau istirahat dulu capek" ucap Fely membawa baju kotor dimasukan kedalam keranjang .

"Ya udah aku mandi dulu, jangan tidur sebelum mandi " ucap Andrea pada istrinya yang hendak berbaring. Fely hanya mengiyakan.

15 menit kemudian Andrea keluar setelah membersihkan diri, menemukan istrinya yang sudah berada didalam mimpi saat ini hanya menghela nafas.

"Pasti dia capek banget" batin Andrea mengatakan, Andrea berjalan mendekati ranjang dan menaikan selimut menutupi tubuh istrinya, cuaca sore ini cukup dingin karena sudah mulai musim hujan.

Andrea mencium kening istrinya lalu berjalan keluar menuju kamar putranya yang berada disebelah kamarnya dan Fely. Saat memasuki kamar ia juga melihat Keano sudah tertidur diranjangnya .

"Selamat tidur sayang" ucap Andrea mengecup kening putranya, lalu menaikan selimut Keano sebatas dada. Setelah itu ia meninggalkan kamar Keano dan menutup pelan pintu kamar.

Andrea berjalan menuruni tangga menuju taman belakang. Saat sampai disana ia melihat pak Amat sedang membersihkan kebun yang penuh dengan bunga bunga bermekaran disana, saat ia tinggal kemarin bunga bunga itu belum mekar Bahkan ada yang belum berbunga , tapi sekarang semua bunga-bunga itu sudah bermekaran.

"Selamat sore den?" sapa pak Amat .

"Sore pak Amat, sendiri aja pak?" tanya Andrea.

"Iya den, anak saya lagi kekampus nya" jawab pak Amat. Biasanya Pak Amat akan dibantu oleh putranya ketika membersihkan kebun ,tapi karena sekarang putra pak Amat sudah kuliah ia jadi jarang membantu bapaknya dirumah Andrea.

Sedari masih SMA putra pak Amat disekolahkan oleh Fely Sampai sekarang sudah semester 4 berganti Andrea yang membiayai biaya kuliah Anak pak Amat.

"Bunganya udah banyak yang bermekaran ya pak" ucap Andrea terus memperhatikan bunga bunga didepannya Yang sangat indah dipandang.

" Iya den, karena musim hujan ,tumbuhan jadi tumbuh lebih subur, kita tinggal merawatnya saja, Non Fely belum kesini sejak pulang tadi, pasti non Fely suka sekali, nyonya dulu selalu nanam bunga saat musuh hujan karena bunga bakal tumbuh subur" ucap pak Amat, mengingat mama saat masih hidup dulu.

"Ya, mungkin sekarang Fely suka bunga karena itu pak" ucap Andrea. ia tak heran jika Istrinya suka bunga, walaupun ia tidak pernah bertemu langsung dengan ibu mertuanya tapi tetap saja Fely pasti suka bunga karena menurun dari mamanya.

"Bapak tinggal dulu ya den,sudah sore" ucap pak Amat berpamitan. Andrea masih termenung setelah pak Amat meninggalkan nya ditaman . Rasanya Adem dan tenang menghirup udara segar dan harum bunga bunga disana.

avataravatar
Next chapter