webnovel

Harus Tahu

"Loria Hardio, baru saja masuk kemarin di ODDAM. Kenapa belum melakukan pemeriksaan pada ku?"

Loria tertegun, tenggorokannya terlihat bergerak, menelan ludah tapi kesusahan melakukannya.

"Saya tidak tahu kalau harus melakukan itu," jawab Loria berterus-terang. Tidak ada lagi yang dapat diutarakan Loria selain mengatakan alasan itu.

"Kau harus melapor kepada ku tentang kondisi fisik mu. Kau bukan tipikal pengguna kekuatan dengan daya serang jarak jauh, tapi masih belum dapat dipastikan seperti apa sampai aku bisa terus memantau mu," gumam wanita tua itu.

Mengambil palu kecil, diketuknya persendian Loria. Didapati bahwa Loria tidak merespon sama sekali.

"Bagaimana rasanya?" tanya si petugas kesehatan.

"Entahlah, aku tidak merasakan apapun."

Jawaban itu membingungkan, mengambil sehelai rambut dan diikat ke persendian Loria, wanita ahli medis itu menghentikan pergerakan Loria sejenak. Tidak ingin Loria mengganggu kegiatan nya.

Sriingg

Pwuushh

Loria mengedipkan matanya beberapa kali, dalam keheranan sekaligus takjub, Loria mengelus persendiannya.

Tuk tuk

"Aw!"

Loria merasa sedikit perih, sebenarnya persendiannya tidak terlalu sakit, tapi kulitnya sensitif dengan beberapa tepukan yang bertenaga.

"Bagus, berdiri."

"B-baik, Madam---"

"Betty, panggil aku Madam Betty."

"Oke," balas Loria singkat.

Loria bergeser ke pinggir ranjang pasien. Tubuhnya memang tidak sakit, tidak ada keluhan medis yang dirasakan Loria, namun entah mengapa setelah fenomena tadi membuat dia diperiksa oleh Madam Betty di ruangan kesehatan siswa.

"Hei, Loria. Ingat pesan ku. Selama 13 minggu kau harus terus berkonsultasi masalah kesehatan mu pada ku. Harus tepat waktu, apapun alasannya kau harus datang ke sini. Sekali saja kau membuang kesempatan konsultasi mu, maka kau akan kehilangan langkah selanjutnya untuk mengembangkan kekuatan super mu. Kau mengerti? Terlebih-lebih kau masih belum tahu tentang siapa dirimu. Deform atau Malfoy. Kau masih belum jelas akan mengarah ke mana. Bahkan orang sepantaran Jim dan Julia juga tidak mau menyia-nyiakan pemeriksaan diri mereka. Tidak ada satupun orang yang tahu tentang siapa dirimu bahkan dirimu juga tidak tahu hal itu. Setelah kau memiliki kekuatan super, maka kau bukanlah dirimu yang dulu. Kau adalah sesuatu substansi dunia yang baru."

Loria paham sebagian dari penjelasan yang diutarakan Madam Betty. Masih sangat dini bagi Loria itu mengetahui segala urusan dalam dunia superhero. Tapi intisari makna penjelasan Madam Betty tadi dapat dipersingkat, Loria tahu bahwa usaha untuk mengetahui identitas berakar dari pemahaman tentang kondisi fisik diri seseorang.

Loria harus tahu bagaimana fisiknya setelah berubah menjadi orang yang memiliki kekuatan super. Entah itu Deform atau Malfoy masih belum bisa diulas lebih lanjut oleh Madam Betty. Jenis kekuatan dalam diri seseorang akan diperjelas nantinya setelah hasil pemeriksaan dan pemantauan diberikan oleh pusat divisi.

"Lalu setelah ini apa yang harus saya lakukan?" tanya Loria. Loria bergeming, hanya mulut yang berbicara dan sisanya tetap diam di atas kasur. "Tuan Jim dan Nyonya Julia hanya mengantarkan saya ke sini tanpa mengatakan apapun."

Madam Betty menatap Loria lamat-lamat, dipandanginya mata Loria yang sangat hitam itu. Kornea mata yang sangat indah.

"Lakukan saja apa yang dilakukan para siswa di kelas, maaf membuat mu sekolah lagi. Di sini kau akan mengenyam pendidikan seperti biasa, yang berbeda adalah separuh dari waktu akademis mu akan dipotong dan dialihkan demi perkembangan kekuatan super mu."

Madam Betty mengambilkan sebuah gelang kertas, mirip dengan gelang pasien rumah sakit yang biasanya bertuliskan nama pasien.

Gelang kertas biasa, berwarna biru muda, Loria khawatir kalau Loria disangka laki-laki oleh Madam Betty.

"Madam, saya perempuan."

"Ah! Aduh, kenapa kau baru bilang sekarang?" Madam Betty mendesah sebal, ditepuknya dahi keriput itu dengan telapak tangan.

Sreett

Dirobek, belum selesai semua dipasangkan dan sudah dilepas lagi. Diganti dengan kertas berwarna merah muda, Loria sampai-sampai sudah hafal dengan kebiasaan setiap orang yang berpapasan atau baru mengenalnya. Loria itu terlalu tidak sempurna untuk menjadi perempuan, melainkan lebih bagus dijadikan lelaki. Sangat tampan.

Loria sudah disuruh kembali ke kelasnya, tidak mendapat banyak hal dari ruang kesehatan. Tapi ini wajar, pengenalan menyeluruh tidak dapat dilakukan dalam waktu satu hari saja.

Kenangan pahit semasa usia sekolah memberikan inner child di dalam diri Loria, ketidakpercayaannya pada rekan sekelas memberikan Loria pendirian baru. Baru saja Loria hendak percaya, dia sudah dikecewakan lagi dengan perundungan yang dilakukan oleh teman-teman barunya.

Entah bisa disebut teman atau tidak, tapi Loria memilih untuk sekarang ini menyebut mereka sebagai rekan. Tidak lebih dari itu.

'Seperti apa nanti kehidupan ku selama beberapa bulan di sini?' Loria menendang-nendang lantai yang ada di bawah nya. Menyundul permukaan lantai dengan ujung kaki, tapi tidak ada yang bergerak, yang ada hanya benturan antara kaki dan lantai tersebut.

Tidak mencari alasan pergi, Loria terpaksa kembali ke kelasnya tersebut. Menemui kembali pada rekan-rekan usil yang mungkin sudah menyiapkan jebakan baru untuk Loria.

Loria terluka karena pengalamannya.

Sudah sampai di depan kelas, Loria berpikir kalau dirinya berada di bangunan masa depan, walau dia sadar itu hanya bangunan sekolah biasa, tapi di sana teknologinya begitu maju dan mutakhir semacam rumah perancangan robot masa depan.