webnovel

Mature Female Knight

Buku dongeng? Itu adalah sebuah buku yang selalu dibaca Sophia, ia tergila-gila akan dongeng. Ksatria Wanita Menyedihkan, adalah dongeng yang paling disukai oleh Sophia walaupun memiliki akhir yang menyedihkan. Sophia selalu berkhayal untuk menjadi tokoh utamanya dan hal itupun menjadi kenyataan.

CeJLnoy · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Pulau Carehayes

"Aku meminta rapat team sekarang!"

"Kumpulkan semua anggota, Kharysor temui Demure di Timur dan Hera temui Leucos di Barat!"

"Baik!" jawab Hera dan Kharysor bersamaan.

Mereka berdua menuju ke arah yang berlawanan.

"Leucos! Komandan ingin kita semua melakukan rapat team sekarang."

"Salam hormat Ksatria Hera," semuanya membungkuk hormat.

"Komandan ingin kita melakukan rapat team."

"Baik Ksatria kami akan menuju ke sana segera," kata seorang pemuda bermata hitam pekat.

"Ja-jangan panggil aku ksatria terus, panggil Hera saja."

"Ta-tapi-"

"Itu perintah!"

Tanpa Hera sadari, sifatnya perlahan-lahan berubah.

"Huh?"

"Ayo!"

Mereka semua mengikuti Hera dari belakang.

"Tidak biasanya dia seperti itu," Temannya manggut-manggut.

"Siapa namamu?"

"Aku?" Hera menggangguk.

"Namaku Mats."

"Kau?"

"Aku Owen."

Semua prajurit menatap Hera bingung.

"Biasanya Hera pendiam ya?"

Hera bertingkah bodoh di depan bawahannya.

"Ma-maaf aku tidak mengerti."

"Tidak apa-apa, kau akan tambah tidak mengerti jika aku menjelaskannya."

Mereka semua sudah sampai di bagian Selatan Hutan Moist termasuk pasukan Demure beserta Kharysor.

"Bangun camp setelah itu kita akan memulai rapatnya!"

Semua prajurit segera membangun camp. Mereka membuat prajurit di tempat yang teduh.

"Aku yang akan mengatur camp milik komandan."

Semuanya mengangguk.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini."

"Harapanku un-tuk menjadi Ksatria Hera telah terwujud..." Ia berbicara dengan dirinya sendiri sambil menyiapkan meja Komandan Haides.

"Lalu, aku di sini. Di dongeng ini," Hera mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

"Jika aku menceritakan semuanya kepada mereka, apakah mereka akan percaya? Aku berasal dari dunia nyata bahkan aku tidak sehebat Hera yang sebenarnya."

"Aku tidak bisa menunggangi kuda dengan benar, memasang tenda, bahkan bertarung. Apa gunaku di sini...Arghh," Hera menghhentak-hentakkan kakinya kesal sendiri.

"Hera. Kau di dalam?"

"Y-ya komandan."

"Kau menyendiri lagi?"

"Tidak juga," Hera sedikit menunduk.

"Kau marah?"

"Sedikit."

"Jangan terlalu memaksakan dirimu nak! Percayalah kau sudah melakukan yang terbaik," Komandan Haides tersenyum padanya.

"Sebenarnya, bukan itu masalahnya komandan."

"Kau ini bukan Hera yang sebenarnya?"

Hera mengangguk percaya diri.

"Aku mempunyai sebuah buku dongeng yang menceritakan Ksatria Hera dan tiba-tiba aku seperti diteleportasikan ke dalam dongengku sendiri, jadi aku..."

"Sudahlah Hera. Aku selalu percaya padamu tetapi kali ini semuanya rumit, maaf."

"Tidak apa-apa. Itu memang hal yang sangat sulit untuk dipercaya," Hera tersenyum simpul.

"Ayo! Sebaiknya kita rapat."

Hera mengikuti Komandan Haides, wajahnya murung setelah ia keluar dari camp Komandan Haides.

"Ada apa komandan?"

Rapat team dimulai, mereka melakukan rapat di camp tengah yang berwarna merah maroon.

"Kita telah menemukan Pulau Carehayes," Komandan Haides menghela nafas berat.

"Benarkah?"

"Ta-tapi pulau itu telah lama hilang bukan?" tanya Mats bingung.

"Ya. Dan sekarang Hera dan Kharysor telah menemukannya," semua mata tertuju pada Hera dan Kharysor.

Kain milik Hera yang digunakan untuk menutup luka Kharysor telah diganti menggunakan perban yang baru.

"Demure, Noah dan Alaska. Pergilah kembali ke istana untuk mengabarkan berita ini kepada raja!"

"Kalian akan pergi menemui beliau besok pagi maka dari itu bersiaplah!" lanjut Komandan Haides.

"Raja?" guman Hera.

"Sepertinya tidak pernah diceritakan tentang raja," heran Hera di dalam hatinya.

Alasan Hera memiliki ide untuk masuk ke dalam air terjun adalah karena ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Tetapi ia tidak pernah membaca adanya sang raja.

"Aku juga ingin kita memikirkan rencana selanjutnya."

"Ada pendapat?"

"Menjelajahi pulau itu?"

"Itu ide yang menarik tetapi, kita harus sangat berhati-hati. Pulau Carehayes adalah pulau yang dapat menghilang, oleh karena itu ia adalah pulau yag hilang."

"Ia dapat berpindah-pindah kemanapun pulau itu mau."

Semua mata menatap Hera dengan heran.

"Apa?" Leucos bertanya.

"Bukankah pulau itu hanya dapat menghilang karena terdapat sihir di pulau tersebut?" sahut Owen.

"Tidak. Pulau itu dapat berpindah tempat," bantah Hera.

"Sejak kapan kau menjadi bersemangat ini?"

"Aku tidak tahu," Hera menahan tangisnya. "Aku benar-benar tidak tahu aku siapa? Dimana aku? Apa yang terjadi padaku? Dan mengapa aku ada di sini?" Hera menyelesaikan kalimatnya dalam satu nafas.

Semuanya mentapa Hera terkejut, Leucos selalu ingin menyaingi Hera. Ia sangat senang pada saat Hera menganggap dirinya lebih hebat daripada dirinya sendiri. Tetapi sekarang semuanya berubah drastis, itu bukanlah Hera yang ia kenal.

"Lupakan," Hera berdiri dan meninggalkan camp itu.

Sesampainya di luar camp ia menghela nafas berat.

"Aku menyesal," Hera berlari ke sembarang arah.

"Maafkan aku komandan, aku permisi."

Kharysor berlari keluar camp, matanya menyapu sekelilingnya mencari Hera yang menghilang bergitu saja.

"Kemana dia pergi? Cepat sekali hilangnya," desah Kharysor.

Tanpa sengaja Kharysor melihat sebuah jejak kaki kecil samar-samar. Kharysor mengikutinya, ia masuk lebih dalam ke dalam hutan. Sampai ia melihat seorang gadis yang sedang duduk di sebuah batu besar memandang danau yang sangat luas.

"Hera!"

"Kau baik-baik saja?" Kharysor bertanya sambil berjalan mendekati Hera

Hera mengangguk lesu. Hera mengetahui suara khas milik Kharysor walaupun ia tidak melihat fisiknya secara langsung.

Kau yakin?"

Kharysor duduk di sebelah Hera.

"Ya."

Kharysor memperhatikan mata Hera yang sedikit sembap.

"Kalau kau ingin menangis, menangis saja. Aku tidak akan bilang untuk jangan menangis."

Perlahan-lahan Hera mengeluarkan air mata. "A-aku ingin pu-lang."

Kharysor teringat akan apa yang Hera katakan, Hera bersalah dari dunia nyata dan ini adalah dunia dongeng jika di dunia nyata. Kharysor hanya memposisikan dirinya di dunia nyata dan membaca dongeng maka dari itu, mungkin akan lebih mudah untuk dimengerti.

"Siapa namamu?"

"Hah?"

"Nama aslimu?"

"So-phia," jawab Hera datar.

"Nama yang cantik," Kharysor melotot sendiri.

Ia tanpa sadar mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya. Wajah Hera menghangat, tangisannya mereda. Canggung pun terjadi di antara mereka.

"Aku pernah bermimpi. Aku seperti ada di sebuah dunia yang sangat unik, tidak ada kuda sebagai kendaraan melainkan sebuah benda berbentuk persegi panjang dengan kedua roda di bawahnya."

"Mobil?"

"Mo- apa?"

"Itu namanya mobil."

"Bagaimana kau tahu?"

"Di sanalah seharusnya aku berada," Hera menengadah ke langit.

Mata Kharysor berbinar mendengarnya.

"Lalu apa lagi yang kau temukan?"

"Tidak ada hanya itu dan kemudian aku menceritakannya kepada Noah, tetapi ia malah menertawakanku dan mengataiku aneh."

"Benarkah begitu?"

Kharysor mengangguk dan tersenyum.

"Kenapa dia manis," kata Hera membatin. Wajahnya sedikit menghangat. Kharysor sangat tampan di mata Hera walaupun ia sedang menggunakan perban di kepalanya. "Kemudian aku tidak menanggapinya. Tidak semua masalah harus dihadapi dengan serius," Kharysor menyenggol bahu Hera membuatnya sontak terkejut.

"Setidaknya kau harus tau jika ada seseorang yang masih ingin mendengarkanmu. Mungkin sekarang kau tidak tahu siapa tetapi perlahan-lahan kau akan merasakannya," Kharysor ikut mengadah ke langit.