webnovel

Chapter 23: Misi Pertama

Aruta dan Mono terkejut setelah melihat Sako dan mengetahui Sako adalah penyihir juntoshi baru di tim mereka. Sako juga terkejut melihat Arita dan Mono.

"Sako, dua orang ini adalah Aruta dan Mono. Kau akan menjadi satu tim dengan mereka berdua," ujar Pak Kuroto.

"Ogah!!" ujar Aruta, Mono, dan Sako bersamaan.

"Eh?!! loh kalian bertiga udah saling kenal?!" tanya Pak Kuroto kebingungan.

"Siapa juga yang mau laki laki mesum ama laki laki sok dingin," ujar Sako.

"Hey sopanlah sedikit," ujar Aruta.

"Tcih," Sako memalingkan wajahnya.

"Hey bajingan. Kau telah masuk di tim ini dan sopanlah sedikit dengan rekan rekanmu di sini," ujar Mono melototi Sako.

"Terus kenapa kalau aku tidak mematuhinya?" tanya Sako balik menatap tajam Mono.

"Kau masih berani ternyata," ujar Mono mulai emosi. Aruta masih ada di sebelah Mono dan mulai ikut terpancing emosi dengan kata kata Sako.

"Kalian ingin menyerangku? Serang saja. Akan ku serang balik kalian," ujar Sako.

Suasana semakin tegang antara Sako dan Mono. Tidak lama kemudian Pak Kuroto memegang kerah baju bagian belakang Aruta dan Mono sedangkan Bu Haruki memegang kerah baju bagian belakang Sako.

"Sepertinya ada kucing yang akan bertengkar di sini," ujar Pak Kuroto memegangi kerah baju bagian belakang Aruta dan Mono seperti mengangkat kucing di bagian leher. "Simpan energi kalian. Bertarunglah nanti di misi," ujar Pak Kuroto.

"Huh, apa boleh buat," ujar Sako menghela nafas. Aruta dan Mono semakin kesal dengan Sako.

"Sudah sudah. Kuroto, sepertinya lebih baik kau cepat berangkat. Kau sudah molor lama sekali. Aku akan tetap di sini menunggu Gren dan lainnya kembali," ujar Haruki.

"Baiklah. Anak-anak, ayo kita berangkat," ujar Kuroto.

***

Kuroto membawa Aruta, Mono, dan Sako ke sebuah rumah di gang yang cukup sempit. Rumah itu cukup kecil dan tidak terawat.

"Menurut informasi yang kudapat, di dalam rumah itu ada "medan sihir alam' yang terbentuk. Ada beberapa orang yang masuk dan tidak bisa keluar. Tugas kalian adalah 'mengangkat' medan sihir itu dan menyelamatkan orang terjebak yang masih hidup di sana," ujar Kuroto.

"Medan sihir?" tanya Aruta.

"Medan sihir adalah area yang dipenuhi energi LYNK. Medan sihir terbagi menjadi dua yaitu medan sihir alami dan buatan. Medan sihir alami adalah medan sihir yang tercipta dengan sendirinya dan objek sihir sebagai pusatnya. Objek sihir sendiri adalah objek yang tidak bekerja seperti benda pada umumnya," jelas Pak Kuroto.

"Begitu ya. Jadi kita harus menghancurkan objek sihirnya untuk mengangkat medan sihirnya?" tanya Aruta.

"Tidak perlu sampai dihancurkan. Bawa objek itu keluar dari medan sihir saja sudah cukup," jawab Pak Kuroto. "Untuk medan sihir buatan sendiri adalah medan sihir yang sengaja dibuat seseorang dengan teknik bernama 'kanzehiro'. Butuh waktu paling tidak dua puluh empat jam untuk membuat medan sihir buatan. Pusat dari medan sihir buatan sendiri adalah orang yang membuatnya. Untuk menangani medan sihir buatan itu cukup repot karena medan sihir itu masih ada walaupun pembuatnya keluar dari medan sihir," jelas Pak Kuroto.

"Untuk sisanya, Mono yang akan memimpin kalian masuk ke dalam medan sihir di rumah itu. Dia pasti sudah tahu tentang medan sihir," ujar Pak Kuroto.

"Bapak sendiri ngapain?" tanya Mono.

"Bapak mau beli Ayam Bakar Hotwings dulu. Kalian tahu sendiri seberapa ramai tempat itu walau baru buka kan," ujar Pak Kuroto. "Bapak pergi dulu ya. Sudah mau buka ni tempatnya," ujar Pak Kuroto berlari meninggalkan Aruta, Mono, dan Sako.

"Hadeh orang itu," ujar Mono. "Ayo kita masuk," ujar Mono.

***

Aruta, Sako, dan Mono mulai memasuki rumah itu dengan Mono yang ada di depan Aruta dan Sako. Ketika mereka bertiga mulai memasuki pintu rumah itu, terlihat bagian dalam rumah itu jauh lebih besar dari penampilan luar rumahnya. Mereka bertiga memasuki ruang utama yang sangat besar. Mono melihat lihat dan memperkirakan medan sihir ini berbentuk interior rumah dua lantai.

"Sepertinya medan sihir di sini membuat bagian dalam rumah ini lebih besar daripada tampang luarnya," ujar Mono. "Rumah ini cukup besar kalau kita menjelajahinya dengan satu tim. Aruta, kau bersama Sako menelusuri lantai satu. Aku akan menelusuri lantai dua," ujar Mono.

"Kau sendirian?" tanya Aruta.

"Aku lebih senior dari kalian berdua. Aku akan baik baik saja sendirian. Kalian berdua bersamalah agar kalian lebih aman," ujar Mono.

"Aku tidak yakin akan terus bersama dengan gadis ini," gumam Aruta.

"Jika kalian menemukan orang orang yang masih hidup, bawa dia ke ruang utama ini. Dalam dua puluh menit, kita akan berkumpul lagi di sini," ujar Mono.

"Huh~ oke," ucap Sako menghela nafas.

"Baiklah, sampai bertemu nanti," ujar Mono mulai meninggalkan Aruta dan Sako.

"Huh~ hey orang mesum. Cepat selesaikan misi ini dan pulang," ujar Sako.

"Hey jangan panggil aku mesum hanya karena sepatu ini. Dan satu lagi, namaku Aruta," ujar Aruta kesal.

Sako mulai berjalan memasuki salah satu koridor yang terhubung dengan ruang utama itu. Aruta mulai mengikuti di belakang Sako.

"Aku tidak yakin misi ini akan lancar," gumam Aruta.