webnovel

Chapter 22: Mengobrol

"Duduklah di kursi ini," ujar Kuroto berdiri menawarkan kursinya kepada Aruta.

"Ah terima kasih banyak," ujar Aruta.

"Bapak duduk di kasur saja," ujar Kuroto duduk di kasurnya. "Apa kau sudah mendengar cerita tentang batu aneh yang kau bawa kemarin?" tanya Kuroto kepada Aruta.

"Iya, namanya segel Arabes kan. Mono sudah menceritakannya kepadaku," jawab Aruta. "Mono baru menceritakan tentang Arabes saja. Tapi pada cerita Mono, dia berkata bahwa Arthuria yang menyegel Arabes," ujar Aruta.

"Ahaha, Tuan Arthuria memang hebat. Dia menguasai setengah dari bumi. Bapak sendiri tidak tahu sebesar apa kekuatan yang dia miliki. Arthuria juga penuh dengan misteri. Semenjak dia menghilang, entah kenapa tiba tiba era keemasan sihir LYNK berakhir," ujar Kuroto.

Aruta dan Kuroto terus berbincang bincang. Terkadang mereka berdua juga tertawa terbahak bahak dengan topik yang mereka bahas. Aruta dan Kuroto berbincang cukup lama karena Mono dan si Penyihir baru itu belum datang.

***

Sejam berlalu dan Mono akhirnya datang di markas. Mono memasuki mansion itu dan melihat Bu Haruki yang sedang menonton TV.

"Oh Mono," sapa Bu Haruki.

"Halo Bu. Apa Aruta sudah sampai?" tanya Mono.

"Iya dia sudah sampai dari tadi. Dia sedang di kamar Pak Kuroto bersama Pak Kuroto," ujar Bu Haruki.

"Begitu ya, kalau begitu saya kesana dulu," ujar Mono.

Mono mulai berjalan menuju kamar Pak Kuroto. Masih cukup jauh dari kamar Pak Kuroto, namun Mono sudah mendengar suara tawa yang sangat keras. Ketika Mono hampir sampai di depan kamar Pak Kuroto, Mono melihat pintu Pak Kuroto tidak ditutup. Mono melihat ke dalam dan melihat Pak Kuroto dan Aruta yang sedang bermain kartu di atas kasur.

"Bwahahahaha! untung gak ada taruhan. Kalo ada, kau pasti sudah jadi gelandangan," ujar Kuroto sembari tertawa terbahak bahak.

"Sialan... ulang ulang! kau pasti mencurangiku pada saat mengocok kartu," ujar Aruta

"Ehem," deham Mono.

Kuroto dan Aruta yang mendengar dehaman itu menoleh ke arah Mono.

"Oh Mono. Kau mau ikut juga?" tanya Pak Kuroto.

"Hey kau bilang ada misi," ujar Mono.

"Oh iya aku sampai lupa. Kau lama sekali datangnya," ujar Pak Kuroto.

"Biasalah Kakak," jawab Mono. "Misi kelas apa Pak?" tanya Mono.

"Hanya kelas ringan. Aku akan menjelaskan misinya nanti," jawab Pak Kuroto.

"Kelas?" tanya Aruta.

"Ya kelas. Ada beberapa kelas misi yaitu kelas ringan, sedang, berat, dan khusus. Penyihir juga ada kelasnya yaitu penyihir kelas ringan, sedang, berat, dan elit. Begitu juga dengan junoi. Seberapa bahaya misi itu akan menjadi kelas dari misi itu. Dengan begitu kita bisa menentukan penyihir kelas apa yang harus menanganinya," jelas Kuroto.

"Oh ya? kalau begitu aku kelas berapa?" tanya Aruta.

"Untuk kau, kau masih kelas ringan," jawab Kuroto. Mendengar jawaban Pak Kuroto, Aruta langsung tergeletak lemas di atas kasur.

"Kalau Mono, dia kelas berapa?" tanya Aruta.

"Dia sudah kelas menengah. Jadi dia yang akan memimpin misi kali ini," jawab Pak Kuroto.

"Memimpin?" tanya Mono terkejut. "Kenapa harus aku? Kan bisa Kak Oliver atau Kak Bela aja," ujar Mono.

"Mereka berdua sedang menjalankan misi bersama Pak Gren sekarang. Kau juga perlu pengalaman," ujar Pak Kuroto.

"Huh, yasudahlah," ujar Mono menghela nafas.

Tidak lama kemudian, Bu Haruki menyaut dari luar kamar, "Hey Kuroto. Penyihir barunya sudah datang."

Kuroto langsung beranjak berdiri dari kasurnya sembari berkata, "Sudah datang ya. Baiklah waktunya misi dimulai. Penyihir baru ini akan ikut dalam misi ini. Ayo sambut dia."

Kuroto, Mono, dan Kuroto mulai berjalan menuju ruang tamu. Di ruang tamu ada Bu Haruki yang sedang berbicara kepada seseorang.

"Oh Kuroto dan lainnya sudah datang," ujar Bu Haruki.

"Baiklah Mono, Aruta, perkenalkan rekan baru kalian Yurisako Ayame. Kalian bisa memanggilnya Sako," ujar Kuroto memperkenalkan penyihir juntoshi baru itu.