webnovel

Bab 2, Chapter 24: Perjalanan Dimulai

Aku mulai mengikuti Sako dari belakangnya. Sako tidak berbicara apapun selama berjalan. Suasananya jadi canggung. Aku mencoba mengalihkan konsentrasiku dengan melihat sekeliling. Aku hanya melihat lorong dengan lantai kayu biasa. Tidak ada yang aneh selama perjalanan. Tapi setelah aku kembali melihat Sako, dia sudah cukup jauh dariku. (Aruta)

"Hey jalanmu cepat sekali," ujar Aruta berusaha berjalan dengan cepat.

"Huh~ Cepatlah selesaikan misi ini. Aku tidak ingin berlama lama di tempat seperti ini," ujar Sako menghela nafas.

"Hey kau kasar sekali. Saat di kantin tadi kau tidak sekasar ini," ujar Aruta.

"Kita tadi adalah lawan. Tapi sekarang kita tim. Satu tim dengan laki laki sudah membuatku jijik," ujar Sako.

"Huh?"

Tidak lama kemudian, Aruta dan Sako mendengar suara aneh di suatu ruangan. Aruta mencoba mengintip dan ada satu junoi di ruangan itu. Junoi itu cukup besar sebesar mobil.

"Serahkan yang satu ini padaku," ujar Aruta.

Aruta masuk ke ruangan itu. Aruta melompat dan mengarahkan pukulan kepada junoi itu. Belum sempat Aruta mendaratkan pukulan, ada bola kecil bewarna kuning yang melewatinya. Bola kecil itu lebih cepat dari Aruta dan mengenai junoi itu. Seketika bola itu meledakkan listrik yang membuat junoi itu terpental menabrak tembok. Aruta yang tidak bisa menghentikan pukulannya pun menghantam lantai hingga hancur. Aruta menoleh kebelakang dan melihat Sako yang membidikkan jari telunjuknya.

"Apa kau yang melakukannya? Junoi itu kan punyaku," ujar Aruta kepada Sako.

"Kau lambat sih," ujar Sako.

"Kurang ajar," gumam Aruta yang kesal kepada Sako.

Tidak lama kemudian, Aruta dan Sako mendengar rintihan anak kecil di ruangan itu. Aruta dan Sako mulai mencari sumber suara itu. Suara itu bersumber dari lemari di pojok ruangan itu. Ketika Aruta membuka lemari itu, Aruta menemukan seorang anak kecil yang merintih memegangi lututnya yang terluka. Sako menghampiri anak kecil itu dan menepuk kepalanya dengan lembut.

"Bagaimana kamu bisa di sini?" tanya Sako dengan lembut.

"A-aku sedang bermain bola. Bolaku tidak sengaja masuk ke rumah ini. Aku masuk ke rumah ini. Tapi karena rumah ini terlalu besar, aku tersesat. Dan aku bisa merasakan ada yang sedang mengejarku. Aku akhirnya masuk ke lemari ini karena ketakutan," ujar Anak kecil itu.

"Jadi dia tidak bisa melihat junoi," gumam Aruta.

"Tidak apa apa," ujar Sako menenangkan Anak kecil itu. "Jangan takut. Sudah ada kakak sekarang. Ayo keluar dari sini."

"Lembut sekali dia kalo sama anak kecil," gumam Aruta.

Aruta menoleh ke arah junoi tadi dan merasa aneh.

"Junoi itu belum hilang?" gumam Aruta.

Tidak lama kemudian, junoi itu mulai menggeliat bangun. Junoi itu tiba tiba mulai menerjang Sako dan Anak kecil itu.

"Awas!!" Aruta menarik Sako dan Anak kecil itu dan melempar mereka menjauh.

Aruta tidak sempat menghindar dan terkena serudukan junoi itu. Aruta masih sempat menyilangkan tangannya berusaha menahan serudukan junoi itu namun junoi itu terlalu kuat membuat Aruta terdorong oleh junoi itu. Aruta terpental menabrak tembok hingga menembus tembok itu menuju ruangan di baliknya. Aruta bangun dan melihat junoi itu masuk dan berada di hadapannya. Di sisi lain, Sako yang dilempar Aruta bangun dan melihat anak kecil tadi masih ada di sebelahnya. Sako melihat lubang di tembok dan berlari ke arah lubang itu.

"Aruta!!" Sako melihat Aruta yang sedang berhadap hadapan dengan junoi tadi.

"Serahkan junoi ini padaku. Bawa keluar anak kecil tadi!" ujar Aruta kepada Sako.

Mendengar itu, Sako langsung berlari memeluk Anak kecil itu dan membawanya pergi. Anak kecil itu mulai menangis ketakutan di pelukan Sako.

"Sudah, tidak apa apa. Semuanya pasti akan baik baik saja," ujar Sako menenangkan Anak kecil itu. "Semoga kau bisa menangani junoi itu, Aruta," gumam Sako.

***

Aruta sedang menatap junoi yang sedang memutarinya. Sembari bersiaga dengan junoi yang dia lawan, Aruta juga melihat jasad jasad tidak bernyawa yang ada di sekitar ruangan itu.

"Jadi kau sudah tinggal cukup lama di sini ya. Kau sudah merenggut nyawa orang orang di sini. Sekarang, aku yang akan mencabut nyawamu," ujar Aruta dengan tangannya di lapisi oleh energi LYNK.

Di sisi lain, Sako sedang berusaha berlari menuju ruang utama. Sako berputar putar cukup lama karena rumah itu yang besar dan membingungkan.

"Medan sihir ini merepotkan sekali. Mana sih ruang tengahnya," gumam Sako.

Langkah Sako terhenti ketika Sako melihat satu junoi yang menghalangi jalan. Junoi itu melihat Sako dan langsung mengejar Sako. Sako langsung berputar dan berlari dari junoi itu.

"Sial, lorong ini sempit sekali," gumam Sako.

Sako berlari mendobrak pintu suatu ruangan. Sako melihat ada lemari di ruangan itu dan langsung menuju lemari itu. Sako menurunkan anak itu di dekat lemari dan berkata, "Bersembunyilah di dalam lemari. Jangan menimbulkan suara ya. Kakak pasti akan melindungimu," ujar Sako kepada Anak kecil itu. Anak kecil itu menangguk dan bersembunyi di balik lemari.

Sako berbalik dan berlari menuju junoi yang mengejarnya tadi. Tidak lama kemudian, Sako bertemu lagi dengan junoi yang mengejarnya tadi. Sako menatap tajam junoi itu dan mulai mengeluarkan listrik di tangannya. Listrik di tangan Sako semakin besar dan meledak membuat dinding di sekitar lorong itu hancur. Junoi itu juga terhempas dengan ledakan Sako. Ledakan Sako membuat debu bertebangan menutupinya. Junoi itu mulai bangun dan ketika debu debu mulai hilang, junoi itu melihat Sako dengan tangannya yang diselimuti listrik yang menyala nyala.

"Aku kurang suka tempat sempit. Kau yang mengejarku bukan. Sekarang, hadapi aku!" ujar Sako menatap tajam junoi itu.