webnovel

Tak berhubungan

Malam hari telah tiba, kinan sudah sampai di rumah di sambut oleh keysa dan genta, kedua kakaknya khawatir dengan adiknya yang tiba-tiba jatuh pingsan.

"Bagaimana keadaan kinan bu?", keysa langsung menanyai ibu setelah membiarkan kinan pergi ke kamarnya untuk istirahat.

"Adikmu ternyata masih memiliki perasaan yang terpendam dalam dirinya akibat dari kecelakaan yang lalu. Kecelakaan itu memberikan dampak trauma dalam diri kinan, yang baru muncul saat ini karena hal-hal yang berkaitan dengan kecelakaan yang pernah dia alamai dulu".

Ibu mulai menjelaskan apa yang terjadi dengan kinan hari ini. "Lalu apa yang kinan takutkan hingga dia hilang kesadaran hanya karena melihatnya?".

Genta ikut bergabung dalam percakapan kakaknya dan ibu tentang kinan.

"Hari ini di kampus ada kejadian mahasiswi yang menggugurkan kandungannya di toilet fakultas kinan, dan ada yang menangkap basah kejadian itu, semua orang berduyun-duyun pergi untuk melihat mahasiswi itu, dan kinan tidak ikut dalam kerumunan. Pada saat semua orang keluar dari toilet untuk mengangkat mahasiswi yang aborsi itu, ambulance datang dan posisi kinan dia ada di depan pintu fakultas, saat tim kesehatan turun dan semua orang tambah ribut kinan tiba-tiba jatuh pingsan".

"apa itu dipastikan karena dia takut melihat ambulance?" keysa menyela pembicaraan ibu.

"Jika mendengar dari kisah temannya kinan, menurut dokter melihat dari rangkaian dan riwayat kinan selama ini, kemungkinannya yang membuat kinan syok dan tidak sadarkan diri karena ambulance atau tandu yang membawa seseorang di atasnya. Ibu langsung berkonsultasi dengan psikolog di rumah sakit itu karena khawatir dengan keadaannya".

"Tapi sekarang kinan tidak apa-apa kan bu? apa dia akan seperti itu jika melihat ambulance atau tandu? apa itu tidak berlebihan?". Keysa dan genta menanyakan lebih rinci situasinya.

Ibu hanya diam, kemudian dia meminta keysa untuk pulang ke rumahnya karena sudah malam, dan cucunya sudah tidur pulas dikursi karena terlalu lama menunggu neneknya pulang membawa kinan dari rumah sakit.

"sudahlah, semoga tidak seburuk itu. Keysa kamu lebih baik pulang, Tisya sudah sangat lelah dia bahkan bisa tertidur di sofa. Ini sudah malam".

Ibu mengantar keysa keluar dan akhirnya semua orang bisa istirahat malam itu setelah kejadian mendadak yang membuat semua orang khawatir terhadap kinan.

Pukul 5 sore itu waktu australi, Adam sudah bersiap untuk hari kuliah pertamanya besok. Ditemani Ray, adam mendatangi Toserba dekat rumahnya. Ray menyarankan adam membeli sesuatu untuk acara penyambutan Lisa di apartemen barunya.

Adam berada di lantai 9 dan lisa berada di lantai 7, mereka sekarang tinggal di apartemen yang sama.

"Dam, bukankah ini hari pertama lisa menempati apartemen barunya, apa tidak lebih baik jika kita merayakan kedatangannya di rumah baru ini. Belilah sesuatu yang segar dan enak kemudian kita habiskan malam ini dengan makan bersama. Bagaimana?"

Ray memberi saran yang dirasa masuk akal bagi adam, meskipun adam sedikit canggung karena merasa tidak sedekat itu dengan lisa. Ray memang pernah bertemu lisa pada saat lisa melakukan bongkar muat barang di lantai dasar. Mereka sempat berbincang dan akhirnya saling mengenal. sangat kebetulan ternyata adam adam adalah orang yang sama-sama mereka kenal.

Pembawaan ray yang bebas dan cepat akrab dengan orang membuatnya merasa pantas untuk melakukan perayaan atas kepindahan lisa di apartemen barunya.

"Tekan belnya", Ray meminta adam untuk menekan bel pintu lisa, karena dia repot dengan semua bawaannya.

"Ah tidak kau saja, kau yang semangat betul dengan acara ini, sebenarnya apa ini tidak berlebihan?" adam ragu dengan apa yang sedang dia lakukan bersama ray saat itu.

"Kau ini, modal tampang yang tampan tidak menjamin rasa percaya diri seseorang ternyata, menyingkir kau dan pegang ini semua". Ray mengomel karena kesal dengan sikap adam yang malas-malasan dan malu-malu dan menyerahkan semua bawaannya ke tangan adam.

"Ting..... Tong.... Ting.... Tong....." sudah dua kali Ray menekan bel tapi tidak segera sda jawaban dari dalam.

"sudahlah, mungkin lisa tidak ada di dalam saat ini" adam mengintruksikan agar mereka cepat pergi dari sana.

"Bukankah kau punya nomor teleponnya, ayo cepat telepon dia sekarang" ray tak mau menyerah.

"ambil di saku ku, kamu saja yang telepon". Adam meminta Ray untuk meneleponnya sendiri dan mengambil Handphone adam di saku celananya.

Ray dengan cepat meraih handphone adam dan pada saat ray membuka kunci handphone adam, terlihat pada wallpaper di handphone adam, di layar utamanya terpasang foto gadis yang berdiri di sebuah bis berambut panjang, mengenakan seragam SMA, memeluk buku paket di tanganya, dan mengenakan headset di telinganya. Gadis ini tidak melihat ke arah kamera, dia memandang keluar jendela bis dengan tatapan kosong.

"Dam, siapa ini? ini tidak seperti foto wallpaper biasa, apa ini foto yang kamu ambil sendiri?, siapa gadis berseragam ini?"

Adam kaget mendengar pertanyaan ray padanya mengenai gadis di wallpapernya, dan segera menjatuhkan semua barang belanjaan yang sedari tadi dia bawa meskipun sangat berat.

"Kembalikan handphoneku, biar aku yang telepon lisa".

Adam berusaha mengambil handphonenya tapi Ray tahu betul ada sesuatu tentang gadis di foto itu sehingga membuat adam yang tenang menjadi sangat cemas secara mendadak setelah mendengar pertanyaannya mengenai foto itu.

"Apa dia seseorang yang berarti buatmu?, apa kau sebenarnya sudah punya pacar di indonesia, apa dia yang membuatmu tidak melirik gadis manapun disini meskipun mereka semua mengejarmu?".

Adam masih berusaha merebut ponselnya tapi ray tidak segera menyerah untuk terus mencari tahu, sampai-sampai saat lisa berada di belakang mereka, tidak satupun dari keduanya menyadari keberadaan lisa yang dari tadi berdiri disana melihat dua lelaki yang meributkan Wallpaper ponsel.

"Apa yang sedang kalian lakukan?, apa itu sangat menarik sampai kalian tidak tahu ada aku disini?".