webnovel

Bermuka dua

Kinan bersikeras meminta bayu untuk segera pergi karena tidak nyaman. Namun bayu tetap juga tidak pergi.

"Aku bilang aku menunggu ibumu kembali bukan hanya karena mencemaskanmu sendirian disini, tapi untuk berpamitan dengannya, sedari tadi aku berbicara dengan ibumu hampir 5 jam lamanya, kamu tidak akan tahu karena tertidur pulas di ranjang ini, jadi tidak mungkin aku pergi begitu saja tanpa pamit. Setidaknya ibumu pasti sudah meninggalkan kesan tentangku setelah perbincangan kami tadi".

"Apaaa....? 5 jam....? apa yang kalian bicarakan, apa ada hal yang begitu menarik untuk di bicarakan hingga 5 jam, tidak masuk akal".

Kinan kaget mendengar bayu bisa menghabiskan waktu 5 jam untuk berbincang dengan ibunya. Bahkan kinan tidak pernah melakukan obrolan dengan ibunya selama itu.

Kinan menunduk dan hanya diam, adam tidak menjawab pertanyaan kinan tadi, dia hanya diam dan membuka handphone dan sibuk dengan pesan-pesan yang masuk, kinan bisa mendengar Handphone adam yang terus berbunyi tanda pesan masuk.

Saat Bayu tenggelam dengan kesibukan di layar handphonenya, kinan mulai memberanikan diri untuk berbicara.

"Apa yang terjadi di toilet tadi? apa itu yang di bawa di atas tandu oleh tim keamanan, aku melihat itu seperti seseorang".

Bayu segera mematikan layar Handphonenya dan memasukan ke dalam saku celananya, kemudian menyilangkan kedua kaki dengan tangan di lipat di dadanya.

"Apa sekarang kamu mengajakku berbincang? apa tidak akan terjadi sesuatu padamu jika kau berkomunikasi dengan manusia selain ibumu?"

Sambil sedikit tersenyum bayu menyindir kinan, alih-alih menjawab pertanyaannya, bayu lebih memilih untuk membuat kinan kesal agar dia tidak lagi meremehkan bayu.

"Kamu..." sambil jarinya menunjuk ke arah bayu kinan memasang wajah kesal, "baiklah, aku tidak akan berbicara lagi, kau memang pandai membuat orang kesal". kinan menurunkan jarinya dan mencoba menahan emosinya karena disana adalah rumah sakit dan kinan tidak ingin membuang tenaga berdebat dengan bayu saat itu.

Bayu membetulkan posisi kacamatanya sambil berkata " apa kamu benar-benar ingin tahu apa yang terjadi tadi siang di kampus?,,,,, Jika kamu siap untuk berteman denganku, dengan senang hati aku akan ceritakan semuanya, detail tanpa ada yang terlewat".

Bayu mulai melancarkan aksinya untuk mencoba mendekati kinan.

"Ah..... Penampilanmu ini sungguh tidak mencerminkan diri kamu yang sebenarnya, semua orang sudah tertipu dengan penampilan cupumu ini, kau bahkan tidak layak disebut lelaki cupu tak berdosa dan lugu seperti anak bayi yang baru lahir, tapi sebaliknya, kamu benar-benar lelaki licik yang memanfaatkan rasa penasaran orang menjadi senjata untuk menikamnya, sudahlah lupakan pertanyaanku tadi".

"apa kamu terlalu picik untuk menganggap pertemanan menjadi sesuatu yang bisa menikam dalam hidupmu, aku meminta pertemanan, bukan menghunuskan senjata ke dalam tubuhmu. Kamu terlalu berlebihan menganggap hubungan teman serumit itu. Dan ya,,,,, aku memang bukan lelaki cupu seperti yang banyak orang pikirkan tentangku, mereka yang menilaiku seperti itu, bukan aku yang memberikan julukan itu dalam diriku. Tapi aku tidak bisa menyalahkan semua pikiran mereka, itu hak mereka menilaiku dari bagaimana penampilanku di kampus, itu tidak salah, tapi soal bagaimana aku yang sebenarnya itu cukup aku yang tahu".

Sambil bangun dari duduknya, bayu menyadari ibu kinan datang dari depan, bayu bisa melihat dari jauh.

"Tante, aku mau pamit pulang, kondisi kinan sepertinya sudah baikan, dan tante juga sudah disini. Aku rasa lebih baik aku pulang".

Bayu menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan ibu kinan, sopan santunnya membuat ibu kinan senang bahwa lelaki yang mengantar putrinya ke rumah sakit adalah lelaki baik-baik.

"Oh... Iya nak Bayu, terimakasih kamu sudah repot-repot membawa kinan ke rumah sakit dan juga menunggunya sampai pulih, tante benar-benar berhutang budi sama nak bayu".

Ibu mengucapkan terimakasih sambil terus memenggenggam tangan bayu saat bersalaman.

"Oh ya ini, ambil !!!! Ini kartu nama tante dan alamat toko kue tante, ada cafenya juga, jadi jika kamu dan teman-temanmu akan ngobrol-ngbrol sambil ngopi dan makan kue datang saja ke sana,, nanti tante yang traktir, oke".....

Ibu kinan dengan baik hati memberikan kartu namanya dan mengundang bayu untuk datang ke toko kue.

Kinan kaget dengan apa yang terjadi di depannya. Lelaki itu baru saja memarahiku disini, tapi ibunya memperlakukan bayu dengan baik sekali.

"lelaki itu benar-benar berwajah dua, aku harus berhati-hati dengannya".

Bayu yang di beri kartu nama segera mengambilnya dan menyimoannya di dompet, "baik tante nanti aku akan datang, pastikan untuk traktirannya tante, aku pamit". Sambil tersneyum bayu mengakhiri perbincangannya dengan ibu kinan.

Tanpa pamit dengan kinan lagi, bayu langsung membalikkan badannya dan pergi begitu saja. Kinan hanya melihat punggung adam yang jika di lihat-lihat tubuhnya sangat kekar, punggung terlihat kuat, bahunya lebar dan tinggi badannya sudah bukan rahasia lagi, dia benar-benar tumbuh tinggi.

"kenapa ibu harus sebaik itu dengan dia, aku tidak kenal dia bu, dia hanya orang yang satu kampus dengan ku".

ibu tersenyum melihat kinan merengek.

"memang ada orang yang kamu kenal di kampus? bukankah semua orang di kampus itu hanya orang yang satu kampus denganmu, tidak ada satu orangpun dari orang-orang itu yang menjadi temanmu. Dan ibu rasa Bayu bisa dijadikan teman yang baik. Dia sopan dan tidak neko-neko".

Ibu sudah terlanjur memiliki kesan baik pada bayu, sehingga apapun yang kinan bicarakan tidak akan mempengaruhi ibu saat ini.