webnovel

Mabuk

Malam semakin menjemput, Adam dan kedua temannya sudah terbawa suasana, mereka semua menghabiskan waktu malam dengan minum dan makan-makan di dalam apartemen lisa.

"Apa kalian sudah sangat mabuk? kalian hanya meminum satu kaleng saja dan sudah begini". Lisa menanyai kedua teman laki-lakinya yang sekarang tak berdaya di depannya.

Ray dianggap lisa sebagai teman yang asik, dan enak saat bercanda dengannya. kekonyolannya membuat lisa tertawa saat bersamanya.

Adam, lisa belum jelas tentang perasaannya terhadap adam, meskipun lisa lebih duku mengenal adam, tapi karena adam sedikit tertutup sangat sulit untuk bisa masuk dalam diri adam.

Terkadang lisa merasa dirinya menyukai adam sebagai seorang teman biasa karena sikap adam yang cuek dan tidak peka terhadap sinyal-sinyal yang lisa selalu berikan, baik melalui Pesan singkat ponsel ataupun jika sedang bertemu secara langsung.

Tapi sebagian besar perasaan lisa, ruang di dalam hati lisa seperti membiarkan adam berada disana untuk mengisi kekosongannya.

Lisa terkadang melihat adam sebagai seorang "laki-laki" bukan sebagai sahabat lelakinya. Karena sifat lembut adam dan ketampanannya yang bisa membuat hati wanita tidak bisa melepaskannya.

Meskipun perasaan lisa masih ragu dan berubah-ubah, lisa membutuhkan satu kepastian dalam dirinya, seperti apa sebenarnya perasaan dia terhadap adam.

Saat adam dan ray masih terbaring dalam keadaan setengah sadar, Lisa diam-diam mengambil ponsel adam yang sedari tadi dia genggam, bahkan disaat sudah lemaspun adam terus menggenggam ponselnya

Perlahan lisa meraih ponsel itu dan berusaha melepaskan tangan adam dari ponselnya.

"Apa yang kau lakukan?" adam menepis tangan lisa yang sedang mencoba menyentuh tangannya.

"Ti...Tidak dam, aku hanya ingin agar ponselmu di simpan di meja, atau nanti akan jatuh ke lantai". Tangan adam menggantung di atas sofa karena dia terbaring sembarangan.

Karena terlalu berat kepala adam untuk bangun, dia kembali menurunkan kepalanya dan terbaring lagi.

Segera lisa mengambil ponsel adam dan menjauh dari tempat adam dan ray tertidur.

Ponsel adam tidak menggunakan pengaman password sama sekali karena dia hanya hidup sendiri dan merasa itu tidak perlu di lakukan. Dan memang adam tipikal orang yang sembrono terhadap hal-hal seperti itu.

Lisa dengan mudah mengakses ponsel adam. "aku benar-benar penasaran dengan wanita yang diributkan mereka berdua tadi" lisa bergumam sambil mulai melihat wallpaper yang di pasang adam di layar utamanya.

"Siapa gadis ini? apa ini benar-benar foto yang adam ambil? kenapa dia sampai diam-diam mengambil gambar gadis ini, gadis dalam foto ini seperti tidak tahu kalau ada yang mengambil gambarnya".

Kinan secara ragu-ragu ingin membuka seluruh isi galeri ponsel adam, berharap menemukan foto lain di dalan ponselnya.

Setelah dia memberanikan diri, karena adam juga sepertinya sudah tertidur pulas, maka dia buka galerinya dan disana tidak terdapat foto lain selain foto gadis di dalam bis itu.

Hanya ada satu foto lainnya yang itu adalah sama, gadis di dalam bis, foto pertama adalah foto yang adam gunakan untuk wallpaper dan yang kedua adalah foto gadis yang sama namun dia duduk dikursi penumpang dan membelakangi kamera.

"apa adam benar-benar mengambil foto ini secara diam-diam?" lisa tidak mengerti kenapa adam sampai rela mengambil foto seorang gadis dengan cara seperti itu.

"Benar-benar tidak ada foto lagi dalam ponsel ini? hanya foto ini saja? apa tidak ada lagi yang menarik menurut dia selain gadis di bis ini sehingga hanya foto ini saja yang dia simpan".

Lisa mematikan ponsel adam dan menyimpannya di meja dengan kesal dan penasaran yang tinggi dengan kehidupan adam sebelum mereka bertemu.

"Dam, adam...."

Lisa menguji kesadaran adam, apakah adam bisa diajak berbicara dalam keadaannya sekarang.

Lisa berpikir orang mabuk biasanya jika diajak berbicara selalu jujur dan lebih mudah mengungkapkan isi hatinya.

"Hemmm" adam merespon suara lisa yang terdengar memanggilnya dari dekat.

Lisa berada tepat disamping kepala adam saat ini, adam yang terbaring diatas kursi dan lisa di lantai duduk dekat dengan adam.

"Apa hari-harimu selama disini menyenangkan? apa kenal denganku memberikan suasana baru dalam keseharian kamu selama disini?". Sambil meneguk kaleng minuman, lisa mulai menanyakan semua rasa penasarannya. Dia butuh sedikit mabuk untuk berani melakukan itu.

"hemmm, disini bersih, dan kamu teman yang baik". adam menjawab sambil melambai-lambaikan tangannya dengan suara seadanya dan mata yang tetap tertutup.

"Apa kamu pernah melihatku sekali saja sebagai seorang wanita sesungguhnya". pertanyaan lisa berlanjut.

"Setiap waktu kamu terlihat seperti wanita untukku" seperti tanpa beban adam menjawab lisa dengan santai dan tetap menutup matanya.

"Apa itu benar?" lisa yang kaget mendengar jawaban adam langsung mempercepat nada bicaranya dan meletakan kaleng minuman ditangannya.

"hemmmm, aku selalu melihat semua wanita di dunia ini adalah "wanita" dalam arti sesungguhnya, aku tidak pernah bisa menjalin persahabatan dengan wanita". Adam menjelaskan apa yang dia maksud dengan memandang lisa sebagai wanita sesungguhnya.

"Apa itu artinya aku bisa menjadi seseorang yang lebih dari sekedar sahabat untukmu?" lisa sedikit kecewa mendengar penjelasan adam, tapi dia masih melihat ada kesempatan disana.

"Iya, tentu.... semua wanita memiliki peluang untuk menjadi kekasihku.... bukan hanya kau, ataupun dia".

Lisa terkejut mendengar jawaban adam, dia benar-benar tidak bisa ditebak. Dia membawa diri lisa dalam kebingungan yang tak berujung. Tapi lisa juga tadi mendengar adam menyebut kata "dia" dalam kata-kata terakhirnya.

"dia?, siapa dia yang kamu maksud?" lisa segera menanyakan "dia" yang diamksud oleh adam".

Adam diam saja, kemudian dia berguling-guling dikursi, terus mengganti posisi tidurnya seperti mulai merasa tidak nyaman.

"Kenapa dam? kenapa kamu diam? apa dia begitu berarti bagimu?". Lisa memberanikan diri mengungkit kehidupan adam.