webnovel

Masa Kebersamaan Kita yang Glamor

Author: Ding Mo
Urban
Completed Β· 1.5M Views
  • 82 Chs
    Content
  • 4.6
    211 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Lin Qian selalu yakin bahwa jodohnya harus tampan dan handal. Pria mapan di dunia bisnis yang memiliki pengaruh besar. Seseorang yang akan dikaguminya, karena tidak ada yang mustahil bagi pria itu. Namun, ketika ia menemukan cintanya, ia menyadari bahwa apa yang membuatnya tertarik pada pria itu adalah ketenangannya, sifatnya yang pendiam, keteguhan hatinya dan kesetiaannya. Ia begitu mencintainya sehingga rela berada di sisinya menghadapi kekejaman dan kelicikan dunia bisnis. Ia hanya ingin menghabiskan waktu terbaik dalam hidupnya bersama pria itu, apapun yang akan menanti mereka di masa depan. Tidak ada yang spesial ketika pertama kali mereka bertemu. Siapa yang tahu pertemuan biasa akan menjadi awal dari waktu kebersamaan mereka yang indah? Jika Anda mencari cerita yang manis dan ringan dengan alur yang menggetarkan hati, maka ini adalah buku yang tepat untuk Anda.

Chapter 1Perjumpaan Pertama

Kereta itu terus berguncang, berjalan dari kedalaman di pegunungan berselimut salju menuju ke garis cakrawala tak berujung.

Pemandangan di luar jendela bagaikan sebuah film, berpindah dari satu kerangka ke kerangka lainnya; Gunung-gunung yang menjulang; gumpalan awan yang melintas; danau-danau yang berkilau, dan kawanan sapi ternak dan domba yang tersembunyi di balik padang rumput yang bergoyang karena angin.

Warna-warna yang menghiasi hamparan alam Tibet tampak suci dan tenteram. Setiap kilasan pemandangan itu terasa seperti menyentuh batin yang terdalam.

Lin Qian duduk di samping jendela.

Seluruh gerbong dipenuhi orang kecuali area di sekelilingnya, yang ditinggalkan. Semua orang tampaknya sangat berhati-hati dan menjaga jarak yang sopan dari wanita muda itu.

Lin Qian tersipu malu tetapi juga merasa sedikit lucu di saat yang sama. Agak canggung ia pun menopang kepalanya dengan satu tangan dan tangan lainnya memegang buku yang dibacanya. Setiap kali dia menengadah, dia melihat kerumunan berwarna hijau tentara. Dia dapat merasakan tatapan para pria itu kepadanya dari waktu ke waktu, membuatnya merona.

Memang, merupakan hal yang aneh bagi seorang wanita muda hanya dengan tas punggungnya berada di dalam sebuah gerbong kereta yang dipenuhi prajurit dan kemudian bepergian selama delapan jam bersama mereka.

Hanya berselang dua hari yang lalu ketika Lin Qian mengalami kecelakaan di pegunungan bersalju.

Karena pekerjaan barunya, ia mengambil kesempatan untuk berlibur sebelum mulai bekerja. Dia telah melakukan pendakian di Tibet, sebuah perjalanan yang diimpikannya sejak lama.

Mendaki seharusnya tidak sulit baginya, mengingat keadaan fisik dan pengalamannya dengan aktivitas di tempat terbuka. Namun dalam perjalanan pulang, truk pick up yang ia sewa mengalami kerusakan di separuh perjalanan turun dari gunung. Perubahan cuaca yang mendadak membuat salju turun semalaman, menambah perasaan cemas pada dirinya.

Beruntung, saat fajar keesokan hari, sekelompok prajurit yang sedang melintas menyelamatkannya. Penjaga perbatasan pun sangat ramah sehingga mereka menawarkan untuk menempatkan dia di kereta khusus yang membawa veteran yang baru saja pensiun. Kereta itu dapat mengantarnya sampai ke Lhasa.

Seorang prajurit yang sedang duduk di sisi lain di lorong itu mengambil inisiatif untuk bertanya, "Nona, kau berasal dari mana?"

Semua prajurit di kereta sepertinya telah mendengar mengenai situasinya, sehingga mereka bersikap sangat baik kepadanya. Lin Qian tersenyum. "Saya berasal dari Kota Lin."

Setelah mendengar hal itu, seorang prajurit di ujung lorong berkata dengan ceria, "Saya juga berasal dari Kota Lin, jadi kita berasal dari daerah yang sama!"

Lin Qian menengadah dan membalasnya dengan senyuman. Dia memiliki wajah yang manis. Walaupun terbungkus dalam balutan jaket dan tidak menggunakan riasan, dia masih terlihat cantik dan anggun. Senyumnya membuat jantung prajurit itu berdetak kencang.

Prajurit itu tertawa dan bertanya lagi, "Jadi kutebak kau adalah seorang mahasiswa?"

"Tidak, aku sebenarnya sudah bekerja selama beberapa tahun," Dia menjawab dengan sopan. Suaranya yang lembut seperti mengandung kesan santai yang natural, yang membuat para prajurit merasa nyaman. Mereka kemudian berkata lagi betapa dia terlihat seperti mahasiswa yang masih muda.

"Kau bekerja di perusahaan apa di Kota Lin?"

Lin Qian menjawab, "Um, Grup Aida."

"Hebat!" Kawan satu daerahnya memberikan acungan jempol. "Itu adalah perusahaan terbaik di kota kami. Perusahaan itu dikatakan memiliki aset berjumlah jutaan.

Lin Qian bersikap natural, namun disela-sela percakapan dia sesekali mencuri pandang kepada pria yang duduk di sebuah sudut di hadapannya.

Pria ini adalah orang yang paling diam namun terlihat mencolok di seluruh gerbong. Sulit bagi Lin Qian untuk tidak menyadari keberadaannya.

Pria itu mengenakan jaket militer yang terbuat dari wol dan, walaupun dia duduk memunggungi Lin Qin, dia terlihat sangat tinggi dan menonjol jika dibandingkan dengan tinggi badan rata-rata para prajurit disekelilingnya. Baret tentaranya yang bertepi lebar ditarik kebawah hingga menutupi sebagian wajahnya, membuat profil wajahnya yang menawan tidak begitu terlihat. Kulitnya terlihat lebih cerah daripada yang lain.

Tidak peduli bagaimana panasnya teriakan, percakapan, dan nyanyian di kereta itu, ia tetap tak bergerak, bagaikan tertidur pulas.

Aneh sekali.

Itu adalah perjalanan yang sangat panjang, dan hari mulai gelap.

Para prajurit pun menjadi lelah, dan kebanyakan dari mereka mendengkur di kursi masing-masing. Gerbong itu menjadi dingin dan sunyi. Lin Qian bersandar di kaca jendela yang dingin dan menutup matanya. Sekarang, dia hanya bisa mendengar guncangan kereta di atas rel.

Ketika mereka tiba kembali di Kota Lin, dia akan kembali sibuk. Liburan selalu berlalu cepat dan dia merasa enggan untuk kembali.

Perlahan, suara itu menghilang dan Lin Qian membuka matanya.

Kaca jendela itu masih dingin. Di luar, keadaan gelap dan sunyi. Bayangan gunung-gunung dan danau pun menjadi samar. Di atas langit, bintang-bintang berpendar lembut.

Kereta itu berhenti.

Mereka berada di tengah antah berantah. Juga tak nampak peron. Rupanya, itu hanya perhentian sesaat. Lebih sigap daripada Lin Qian, para prajurit itu sudah terbangun. Kebanyakan dari mereka menggaruk lehernya dan melihat ke luar dari jendela.

"Tidak apa-apa," prajurit yang duduk di hadapannya menenangkan."Jalanan di sekitar sini memiliki kondisi kurang baik, sehingga mungkin ada masalah sedikit yang dapat ditangani dengan cepat.

"Oke." Lin Qian kembali menatap keluar dan sekilas melihat kursi kosong dihadapannya. Pria yang tadi duduk dan tertidur di situ sudah pergi.

Tak lama kemudian seseorang datang. Ia adalah seorang perwira muda yang berdiri menjulang di pintu gerbong, dengan bersuara keras memberikan perintah.

"Regu 2 dan Regu 4, lapor ke depan segera. Regu 5, tetap bertugas menjaga keamanan di gerbong ini sebelum kereta jalan kembali; sisanya, tetap di tempat kalian bersiaga."

Suaranya tertimbun oleh para prajurit yang berdiri serentak. "Ya!"

Lin Qian mengamati mereka semua dari dekat hingga para prajurit memulai kerjanya. Dia kemudian mengeluarkan topi dari tas punggungnya dan bersiap untuk kembali tidur. Ketika dia baru saja akan meringkuk di kursinya, dia tiba-tiba merasakan tatapan semua prajurit mengarah padanya.

Dia kembali duduk lagi.

Perwira itu berjalan ke sampingnya, tanpa ekspresi di wajahnya, namun hanya tatapan serius dimatanya.

"Nona, silakan mengambil barang bawaan anda dan ikuti saya."

Sementara para prajurit masih menatapnya, Lin Qian memandang tajam ke arah perwira itu. "Maaf, apa yang menjadi masalah disini?"

Perwira itu tidak menjawab. Dia hanya menggerakkan tangannya seraya memberi isyarat kepada seorang prajurit untuk membawa barang perempuan itu di pundaknya. Kemudian mereka berjalan menuju ke pintu gerbong.

Ruang diantara gerbong bercahaya redup dan udara malam itu dingin.

Lin Qian bergegas mengikuti dua prajurit bertubuh tinggi itu, berjalan dari gerbong ke gerbong, yang dipenuhi oleh para prajurit. Lin Qian memancing tatapan penasaran di sepanjang kereta.

Akhirnya mereka sampai di pintu gerbong khusus yang memiliki tempat tidur, jauh dari para prajurit. Perwira itu mengisyaratkan kepada prajurit yang mengikutinya untuk meletakkan barang bawaannya dan meninggalkan mereka, ia kemudian menatap ke arah Lin Qian.

Lin Qian membalas tatapannya. Wajah putihnya bertambah pucat di kegelapan dan matanya memandang tajam penuh ketegangan.

Mungkin karena merasa tidak nyaman dipandang begitu lama, perwira itu mengalihkan pandangannya dengan sedikit kikuk dan menjelaskan dengan nada datar, "Ada tanah longsor di depan. Para prajurit telah dikirim untuk membersihkan lintasan. Malam ini akan ada acara rutin staf di dalam kereta, dan di luar sana juga ada kawanan serigala. Tidak akan nyaman bagi anda, seorang wanita muda, untuk berada di dalam gerbong itu, jadi mayor memerintahkan saya untuk menempatkan anda di gerbong tidur malam ini. Tidak ada seorang pun disini dan susananya pun aman dan tenang. Kami akan menemui anda lagi saat fajar."

Apa?

Lin Qian terus menatap pria itu

jadi, dia hanya bersikap mengancam tetapi sesungguhnya menolongnya?

Lin Qian meledak dalam tawa dan segera memberi hormat kepadanya. "Terima kasih, terima kasih banyak."

Merasa malu, perwira itu menjawab dengan cepat, "tidak masalah," dan meninggalkannya.

Koridor gerbong itu kosong dan hanya ada dua orang prajurit yang berjaga di pintu gerbong. Suasananya memang cukup aman dan tenang di dalam sini.

Lin Qian menundukkan kepalanya, meniupkan udara hangat ke tangannya yang dingin, dan menggapai pintu salah satu bilik tidur di dalam gerbong itu.

Sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, dia mendengar suara "klik" datang dari pintu.

Dia terkejut. Apakah ada orang didalam?

Sebelum dia dapat bereaksi, dia sudah mendengar dentuman dan pintu itu pun terbuka dari dalam.

Lin Qian segera melangkah mundur dan bersandar pada kaca jendela.

Seorang lelaki terlihat di pintu.

Tanpa cahaya di dalam bilik, wajah lelaki itu sulit terlihat. Mengenakan seragam, tubuhnya sangat tinggi, lebih tinggi daripada perwira yang baru saja bertemu dengannya. Tepi baretnya terjuntai kebawah hingga menutupi matanya. Dia hanya bisa melihat pria itu memiliki hidung yang lurus dan mancung serta dagu yang tidak berjanggut.

Apakah itu dia? Lelaki yang tadi tidur di gerbong?

Walaupun dia tidak dapat melihat wajah pria itu dengan jelas, sosok dan kehadirannya mengatakan dia pria yang sama.

Well, kenapa dia ada di sini?

Lin Qian tersenyum kepadanya. "Maaf, saya tidak tahu anda berada di dalam. Perwira yang tadi mengantarkan saya mengatakan tidak ada siapa pun disini."

"Mmm." Dengan suara yang tampak dipaksakan keluar dari tenggorokannya, lelaki itu melangkahkan kaki panjangnya dan berjalan keluar dari bilik itu tanpa membuang waktu, melewati Lin Qian.

Lin Qian tidak beranjak dari tempatnya berdiri namun dia menoleh untuk melihat pria itu. Tiba-tiba, dia menyadari siapa pria itu.

"Apakah anda sang mayor?"

"Mmm." Dia sudah membuka pintu gerbong.

Lin Qian terkejut. Dia selama ini berpikir bahwa mayor yang mengirimkan perwiranya untuk membawa dia kemari pasti seseorang yang berperawakan tangguh dan berkulit gelap khas layaknya seorang prajurit. Dia tidak menyangka sosoknya akan seperti pria ini. Dengan bergegas tanpa berpikir panjang dia mengatakan "Terima kasih ."

Pria itu sudah membanting pintu di belakangnya tanpa memperhatikan Lin Qian. Sosoknya yang jangkung dan tegap bergegas menjauh.

Suasana yang hangat dan terang menyelimuti gerbong baru yang ditempati Lin Qian. Dia duduk disamping jendela, melemparkan pandangan ke sekelilingnya sekali lagi.

Keempat ranjang susun itu terlihat serasi, lengkap dengan selimut yang dilipat sehingga membentuk ujung yang sangat rapi. Pada dinding di dekat salah satu ranjang tingkat atas, sebuah jaket militer tergantung. Dan juga ada sebuah cangkir yang terbuat dari baja terletak di atas meja kecil di hadapannya.

Ini nampaknya gerbong dimana perwira tersebut tinggal. Ini pasti ranjangnya, yang ia pinjamkan kepada Lin Qian.

Pria yang baik. Tapi mengapa pria itu menghindarinya bagaikan wabah? Apakah ada yang menakutkan tentangnya?

Lin Qian tidak dapat menahan senyumnya.

Tertidur hingga tengah malam tiba, Lin Qian membuka matanya dan menyadari kereta belum berjalan. Rasa kantuknya pun sudah hilang. Sambil mengenakan mantelnya, dia berdiri dan memandang keluar.

Dia tertegun ketika membuka pintu.

Koridor gerbong itu sangat sunyi dan kedua penjaga tadi masih berdiri di dekat situ. Namun di bangku yang berjarak beberapa meter darinya, seorang prajurit duduk dengan tenang, menggunakan mantel wol dan sepasang sepatu bot tentara. Bukankah dia sang mayor yang tadi mengabaikannya?

Berbeda dari sosok yang dingin dan tegap sebelumnya, sekujur tubuhnya tersandar di kursi dengan kepalanya tertunduk kebawah, baret yang diturunkan, dan wajahnya terlindung di balik kerah mantelnya. Postur tubuhnya mengingatkan Lin Qian akan bocah yang sedang bersantai. atau kucing yang sedang malas-malasan.

Tidak diragukan lagi suara pintu yang terbuka menyadarkan pria itu. Kepalanya sedikit terangkat namun masih tertutupi oleh kerahnya.

Lin Qian berjalan keluar dan berbicara dengannya pada jarak beberapa langkah: "Saya sudah tidak terlalu letih. Anda bisa kembali tidur di dalam."

Pria itu terdiam beberapa detik.

Lin Qian berpikir dia akan mulai bicara, dirinya menunggu dengan tenang. Namun, dengan perlahan, dia menundukkan kepalanya hingga kembali ke posisi awalnya. Kemudian pria itu kembali terdiam.

"Oke kalau begitu...selamat malam." Satu-satunya yang dapat dilakukan Lin Qian adalah kembali ke bilik tidurnya dan menutup pintunya perlahan.

Di waktu fajar, kereta itu akhirnya tiba di Lhasa.

Lin Qian bangun, membasuh wajahnya, dan membereskan barangnya. Diluar bilik terlihat koridor gerbong yang sempit dan terang dengan para prajurit yang berdiri di ujung lorong. Dimanakah mayor itu?

Dia berpikir sejenak, mengeluarkan pena dan secarik kertas dari tasnya, dan menuliskan nomor telepon genggamnya serta sebuah catatan pendek: Saya rasa kita tidak akan bertemu lagi. Namun jika anda memiliki kesempatan untuk berukunjung ke Kota Lin, tolong kabari saya. Saya akan menjadi pemandu wisata yang baik dan sekaligus seorang teman. Lin Qian.

Lin Qian membeli tiket pesawat untuk pulang dengan jadwal penerbangan pertama. Pada petang hari, dia tiba di Kota Lin dan menggunakan taksi untuk pergi ke tempat tujuannya.

Jauh diujung jalan raya itu, dia dapat melihat zona industri yang sangat luas, dimana berdiri beberapa gedung tinggi dan putih yang teratur dan bergaya modern. Huruf-huruf besar yang disepuh emas bertuliskan Grup Aida sangat khas dan menarik perhatian.

Lin Qian meminta supir taksi untuk berhenti di depan sebuah gedung hunian bertingkat, yang berjarak 30 km dari Grup Aida.

Dia telah menyewa sebuah apartemen di gedung ini sejak sebulan yang lalu. Setelah memasuki kamar, dia meletakkan kopornya dan merebahkan dirinya diatas ranjang.

Setelah berbaring sejenak, dia merasa lebih baik. Dia melihat telepon genggamnya; sesuai perkiraan, tidak ada pesan baru atau panggilan tidak terjawab.

Sejujurnya, ini baru pertama kali dia memberikan nomor teleponnya dengan sukarela kepada seorang pria. Benar-benar seorang pecundang!

Dia berdiri sambil tersenyum dan membuka tirai.

Cahaya keemasan matahari terbenam menyelimuti ruangan, dan gedung Grup Aida, tanaman dan pekarangan hijau dibelakangnya bermandikan cahaya matahari yang tak surut.

Lin Qian mengambil napas dalam dan anehnya ia merasa bahagia.

Dia menyimpulkan bahwa ini merupakan awal yang baik: Perjumpaan yang hangat dengan ribuan orang, kota cantik yang sedang berkembang, serta karir baru yang akan ditempuhnya.

Sementara itu, di gerbang masuk jalan bebas hambatan menuju Kota Lin, sekumpulan truk tentara terparkir dan siap untuk mengangkut para pensiunan kembali ke kampung halamannya.

Setelah berbicara dengan nada yang berbisik, beberapa orang perwira baru saja akan masuk ke dalam jip. Seketika itu, seorang prajurit berlari, terengah-engah. Dia berlari kearah perwira yang berada di tengah, berhenti dan memberi hormat dengan sigap. Kemudian dia berkata "Mayor Li, saya akhirnya menemukan anda. Saya menemukan ini ketika membersihkan bilik anda di kereta tadi." Dia menyerahkan secarik surat yang berisi nomor telepon dan beberapa baris kalimat.

Pria itu, "Mayor Li", mengambil surat itu dan memandangnya; wajahnya tetap tanpa ekspresi.

"Kau tidak perlu memberikan ini kepadaku," dia berkata dengan suara yang dingin dan tenang.

Dia tidak berusaha untuk menutupi surat itu sama sekali. Kedua perwira yang berdiri di samping kanan dan kirinya, meskipun sedang berdiri tegak, tidak dapat menahan rasa penasaran dan mengintip isi surat itu.

Mendengar ini semua, salah satu dari antara mereka tidak dapat menahan untuk berkata, "Lin Qian...bukankah itu wanita muda yang mengalami kecelakaan dan menumpang dengan kita? Aku melihatnya pagi ini. Dia cantik. Bukankah kau tinggal di Kota Lin juga? mengapa kau tidak menyimpan nomor teleponnya?"

Orang-orang disekitar Mayor Li memandangnya menunggu jawaban.

Dia kembali menurunkan tepi baretnya, membetulkan kerahnya, dan melangkah masuk ke dalam jip.

"Tidak perlu," dia berkata dengan santai, "dia dan saya akan segera bertemu lagi".

You May Also Like

Istri Jenius si Miliarder

Dunia Scarlett runtuh ketika dia dicampur obat dan dipaksa menikah dengan janda kaya yang sangat tua, yang memiliki lima anak. Mencoba melarikan diri dari masalah yang nampaknya tidak bisa dihindari, dia menerima tawaran pernikahan kontrak selama satu tahun untuk pria misterius tersebut. Dia berjanji ini akan mengeluarkan dia dari masalah pernikahan yang ditentang dengan paksa. Dia menerima tawaran tersebut. Jika semuanya lancar, dia akan menjadi wanita bebas dan mandiri dalam satu tahun ... Namun, banyak hal yang mengambil giliran yang tak terduga. Pernikahan kontrak membuat kehidupan Scarlett terasa seperti dia sedang menaiki rollercoaster. Campuran kegembiraan dan antusiasme, diteror neraka, dan surganya yang bahagia. Bersiaplah untuk cerita yang menawan yang akan membuat Anda terpikat dari awal hingga akhir, mengurai rahasia enigmatik dari kehidupan Scarlett. ******* Hanya orang gila yang akan menerima tawarannya. Dan sekarang ini, dia tidak termasuk dalam kategori itu. Pikirannya masih waras. "Tolong jangan salah paham. Saya hanya mencoba membantu diri saya sendiri. Dan pada saat yang sama membantu Anda." Scarlett semakin bingung. "Saya tahu masalah saya rumit. Tapi, aku rasa menikah dengan pria yang baru saja kukenal, tanpa cinta, terasa aneh..." katanya. "Ini bukan pernikahan sungguhan, tetapi pernikahan kontrak yang bisa Anda atur untuk keuntungan Anda. Dan juga milikku." Scarlett mendengarkan dengan diam; di dalam hatinya, dia terkejut dan agak bingung. Xander menyilang lengan di atas dada sambil menatap mata Scarlett. Dia melanjutkan, "Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya akan membantu Anda, dan pada saat yang sama, Anda akan membantu saya. Saya tidak perlu menjelaskan apa masalah saya. Tapi, saya menjamin Anda, jika Anda setuju untuk melakukan pernikahan kontrak dengan saya, maka masalah Anda akan terpecahkan. Jadi, apa pendapatmu!?" Scarlett tidak terburu-buru untuk bicara. Dia perlahan mengangkat kepala dan berkata, "Jadi saya bisa memasukkan klausul apa pun yang saya inginkan dalam kontrak?" Pria itu mengangguk, berkata, "Selama itu tidak menyakitiku." Dia menawarkan jabat tangan kepada Xander, "Oke. Kau dapat mengatasi!"

PurpleLight Β· Urban
Not enough ratings
540 Chs

THE JERK & PERVERT GIRL

21+ BDSM ALERT Boleh dibaca asal tidak menirukan adegan di dalamnya secara sembarangan *** Sebelum menyimak cerita ini yuk dukung Aya Liliput dulu dengan cara: 1. Tap love di akun Webnovel AyaLiliput2 2. Follow Instagram aya_liliput dan ayaliliput2 3. Kepoin novel Aya Liliput yang lain di aplikasi Google Play Book *** Bella memposting foto Vincent yang lagi-lagi bertelanjang dada, di gambar kedua Ia memposting foto wanita seksi yang wajahnya disensor kemudian memberi caption,Β  "I wanna come and cum to you." Ratusan komentar membanjiri postingannya dalam hitungan menit. Bella kembali memposting foto lain di akun yang berbeda. Semua konten tidak senonoh yang berpotensi menjatuhkan nama Vincent. Masih ada ratusan caption yang Bella buat untuk menghancurkan nama Vincent. Hari liburnya benar-benar berfaedah, Ia tersenyum puas. "Hahaha I'm the devil, you see?" Caption di foto Vincent yang Bella edit memegang botol vodka. *********** Tidak mudah bagi Aron untuk mengiyakan keinginan gadis di depannya begitu saja. Ia baru mengenalnya meskipun terhitung sudah dua kali membuktikan bahwa gadis itu benar-benar submissive. "Aku… aku ingin mewujudkan fantasi-fantasi yang ada di pikiranku. Aku ingin mengeksplorasi duniaku ini lebih luas," ujar Bella. Tentu saja kebanyakan orang yang memiliki ketertarikan terhadap dunia ini akan menjawab seperti itu. "Tidak ada pikiran kalau ternyata Kau menginginkan scene untuk memvalidasi bahwa dunia BDSM ini ada?" "Sebenarnya justru lebih ke memvalidasi apakah aku benar-benar into BDSM atau tidak, sih," jawab Bella. Bella sudah membuktikan bahwa lelaki di depannya adalah sang dominan. Aron menahan tawanya. "Lalu Kau ingin membuktikannya denganku? Mengapa Bella?" "Karena aku percaya padamu, Kak." *******

AyaLiliput2 Β· Urban
5.0
345 Chs

Clara (Wanita Simpanan)

PERINGATAN! Novel ini terdapat konten dewasa dan sedikit kekerasan. Harap bijaklah memilih bacaan. Novel ini tidak diperuntukan bagi usia -20 tahun. Terbisa hidup mewah, membuat Clara terbiasa melihat segala sesuatunya dari sisi uang. Baginya, tak ada kecantikan tanpa uang, tak ada kebahagiaan tanpa uang, bahkan tak ada kehidupan tanpa uang. Bahkan dirinya rela menjadi wanita simpanan dari pria kaya raya hanya demi menunjang kehidupan mewahnya. Tugasnya hanya cukup menghangatkan ranjang pria itu ketika pria itu datang menemuinya. Sedangkan dirinya bebas memakai uang pria itu kapanpun dia menginginkannya. Bahkan semua fasilitas mewah pun dia dapatkan dari pria itu. CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON II. Dipertemukan kembali di sebuah pesta setelah bertahun-tahun tak bertemu, membuat Bram dan Clara mengalami masalah yang akhirnya membongkar status hubungan keduanya yang selama bertahun-tahun tak pernah terendus oleh siapapun. Lantas, mungkinkah keduanya dapat bersatu kembali, memulai kisah baru yang tak lagi membuat keduanya tersakiti? CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON III Kehidupan terus berlalu, anak-anak Clara dan Bram pun sudah tumbuh dewasa. Di mana salah satunya sudah ada yang menikah, yaitu Gabriela Anastasya Sasongko (Cerita Briel ada di novel Crazy Wife Vs Cold Husband masih di Webnovel) Tepat beberapa tahun setelah Gabriela menikah. Dua pemuda tampan yang saat ini mengambil alih memimpin perusahaan Abraham Sasongko yang tak lain adalah Antonio Sasongko dan Leonardo Sasongko yang mana mereka adalah putra dari Abraham Sasongko dan Clara Wibisono. Mereka awalnya menjalani kehidupan mereka dengan normal. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya mulai diterpa masalah yang mana melibatkan hati. Pria pun memiliki hati, bukan? Ada saatnya mereka tak hanya memakai logikanya saja. Antonio, harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memilih pergi mengejar impiannya dan meninggalkan Antonio di tengah cinta Antonio yang begitu melekat terhadap wanita itu. Lantas, akankah Antonio kembali menerima wanita itu, setelah wanita itu kembali? Sementara itu, masalah pun tak luput menghampiri Leonardo, di saat masalah menghampiri sang kakak, Antonio. Dirinya pun dihadapkan dengan masalah yang tak kalah rumit. "Are you serious?" pekik Leonardo ketika dirinya melihat sebuah benda pipih di tangannya yang diberikan oleh seorang wanita yang berpenampilan begitu sederhana. Bahkan jauh dari kriteria wanita yang Leonardo sukai selama ini, di mana Leonardo menyukai wanita yang cantik serta berpenampilan seksi. Melihat benda pipih bergaris merah berjumlah dua garis tersebut, membuat Leonardo merasa syok. Bagaimana bisa dirinya begitu ceroboh sehingga membuat seorang wanita mengandung benihnya? Lantas, apa yang akan terjadi setelah itu? Mungkinkah Leonardo akan mempertanggung jawabkan perbuatanya? Bagaimana jadinya, jika Bram dan Clara mengetahui masalah yang menimpa putra bungsunya tersebut? Note: Untuk Clara (Wanita Simpanan) Season III ini. Hanya akan fokus pada Antonio dan Leonardo. Briel nggak akan muncul di season III ini, ya. Dia punya cerita khusus di Novel Crazy Wife Vs Cold Husband. Follow media sosialku; IG: @dania_zulkarnaen FB: Mahdania

Mahdania Β· Urban
5.0
455 Chs

Tuan CEO, Istri Anda adalah BOSS Tersembunyi!

Lima tahun lalu, Qiao Nian dikhianati oleh kakaknya, Qiao Xin. Setelah menghabiskan satu malam dengan seorang pria asing, Qiao Nian hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak tersebut, dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang lahir mati. Di bawah tipu daya ibu dan kakaknya, Qiao Nian kehilangan sahamnya di Grup Qiao dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adiknya, Qiao Xin, akan menikah dengan Putra Muda Kedua dari Keluarga Gu. Dia dikabarkan sangat buruk rupa. Pada hari ia lahir, dokter meramalkan bahwa ia tidak akan hidup lewat usia dua puluh tahun. Ibunya tidak tega melihat Qiao Xin menikah dengan orang seperti itu dan teringat pada Qiao Nian yang masih terkunci di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Qiao Nian dikeluarkan dari rumah sakit untuk menggantikan Qiao Xin dalam pernikahannya dengan Keluarga Gu. Ibunya berkata, "Baguslah jika Qiao Nian, yang tidak berguna ini, bisa menggantikan Xin'er untuk menjadi janda hidup di Keluarga Gu. Jika Xin'er yang menikah ke keluarga itu, aku akan patah hati." Qiao Xin berkata, "Ibu, jangan berkata begitu tentang Kakak. Kalau bukan karena dia, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya khawatir kalau Kakak tidak akan setuju." Ayahnya berkata, "Xin'er, kamu terlalu baik hati. Sudah lupa kah bagaimana Qiao Nian menfitnahmu lima tahun yang lalu? Dia tidak tahu mengendalikan diri. Dia hamil sebelum menikah dan bahkan melahirkan anak yang masih mati. Sudah cukup baik kita membiarkannya menikah dengan seseorang dari Keluarga Gu yang terpandang! Hak apa yang dia miliki untuk memilih?" Qiao Nian mengejek. Saat itu, konspirasi terhadapnya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, membuatnya menderita. Dia akan membalas semuanya! Semua orang berpikir bahwa tindakannya berasal dari kombinasi mentalitas orang kalah dan penyakit jiwa, namun sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi union yang kuat seimpak Mars menabrak Bumi! Dengan mengambil keuntungan dari keterampilannya yang brilian di bidang kedokteran, Qiao Nian membuat berbagai orang sampah dan penjahat menelan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, berbagai identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing terungkap. Ternyata dia kaya raya sampai bisa menyaingi sebuah negara! Kemudian, Tuan Muda Kedua Gu meletakkan sepasang klon mini Qiao Nian di depannya. Dihadapkan dengan dua anak yang menyerupai dirinya dan Gu Zhou, Qiao Nian berkedip dengan terkejut. "Kapan aku melahirkan anak-anakmu?"

JQK Β· Urban
Not enough ratings
575 Chs
Table of Contents
Volume 1
Volume 2

ratings

  • Overall Rate
  • Translation Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest
agussuparyono
agussuparyonoLv4
phei_gabriella89
phei_gabriella89Lv10
RiERiE2912
RiERiE2912Lv3
Lanny_Suyanna
Lanny_SuyannaLv4
lhieya_Riyadi
lhieya_RiyadiLv11
lidya_agita
lidya_agitaLv4
Ddp87
Ddp87Lv10
Ceha_tuty
Ceha_tutyLv15

SUPPORT