Seperti kata pepatah, "Sapu baru selalu menyapu dengan bersih." Presiden Direktur yang baru tidak hanya berniat melakukan pekerjaannya dengan baik, namun seluruh pegawainya juga ingin membuktikan kemampuannya di hadapan atasan barunya.
Jam baru saja melewati pukul 9 pagi itu. Lin Qian sudah menerima banyak permintaan dari para kepala departemen untuk mengatur rapat dengan Li Zhicheng. Semua orang mengatakan mereka mempunyai sesuatu yang mendesak untuk dilaporkan kepada atasan mereka.
Lin Qian tidak mengira itu bisa terjadi bahwa akan ada begitu banyak hal yang mendesak dan penting untuk dilaporkan di satu waktu bersamaan. Dia berhati-hati untuk tidak berjanji kepada siapapun. Dia hanya memberitahu mereka bahwa dia akan melakukan yang terbaik dalam membuat pengaturan untuk mereka. Kemudian, dia menyusun jadwal untuk mereka semua dan membawanya kepada Li Zhicheng untuk ditinjau.
Matahari menyinari pagi itu di musim dingin. Duduk di belakang mejanya yang dipelitur gelap, Li Zhicheng sedang membaca informasi utama mengenai perusahaan, seperti produk mereka, pangsa pasar, pemasok, teknik, dan sebagainya. Setelah mendengar laporan dari Lin Qian, dia menengadah dan mengerutkan keningnya.
Lin Qian mengamati ekspresi atasannya dengan cermat dan mencoba memberikan opininya. "Mungkin anda bisa memilih beberapa dari departemen inti dan bertemu dengan para manajernya untuk memulai? Dia kemudian menyerahkan jadwal yang telah disusun kepada atasannya, dimana dia telah memberikan tanda dengan pensil beberapa janji temu yang menurutnya lebih penting daripada yang lain.
Dia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika Li Zhicheng tidak mengetahui bagaimana Aida beroperasi. Lagipula, dia tidak memiliki pengalaman bekerja di bidang bisnis. Jika itu kasusnya maka dia, sebagai ajudannya, akan membantu Li Zhicheng, sang komandan, dengan memberikan saran padanya. Namun yang mengejutkan, sarannya ternyata tidak berguna. Li Zhicheng mengambil jadwal tersebut, memandangnya sekilas, dan hanya meletakkannya di atas meja.
"Batalkan semuanya." Katanya dengan suara tenang dan datar, "Kita akan keluar pagi ini."
Lin Qian terkesan. Menurutnya, hanya pemimpin yang memiliki idenya sendiri yang dapat menjadi pimpinan yang baik, apapun bentuk pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya. Melihatnya berdiri dan meraih mantelnya, dia tidak bertanya apa-apa lagi. Dia secepatnya pergi ke bilik kerjanya untuk mengambil beberapa barang dan kemudian mengikutinya keluar.
Lin Qian pun terkejut, pemberhentian pertama mereka adalah departemen keamanan.
Walaupun penasaran, Lin Qian cukup pintar untuk tahu bahwa dia harus tetap diam dan tidak bertanya apa-apa. Dia mengikuti atasannya dengan tenang, berjalan melewati lorong panjang di departemen keamanan. Dalam perjalanan, beberapa pegawai berpapasan dengan mereka namun tidak seorang pun mengenal Li Zhicheng. Mungkin karena dia berjalan terlalu cepat dan dia juga jarang tampil di depan publik sejak menduduki kepemimpinan.
Berjalan beberapa langkah lagi, dia tiba-tiba berhenti dan membalikkan badannya seraya melihat kearah Lin Qian. Pandangannya tertuju pada kakinya.
Sambil mengangkat tangannya dengan cepat tanda menyerah, Lin Qian berkata, "Aku akan mengenakan sepatu bertumit datar besok."
"Mmm." Dia berbalik lagi dan melanjutkan perjalanannya.
Lin Qian tidak bergerak namun terkekeh pada dirinya sendiri. Ya, kupikir kau mungkin satu-satunya atasan lelaki yang tidak menyukai asisten wanitanya menggunakan sepasang sepatu bertumit tinggi ketika bekerja.
Gao Lang sedang duduk di dalam ruang pengamatan di ujung lorong, bekerja dengan penuh tanggung jawab. Dia tidak terlihat terkejut melihat mereka masuk. Lin Qian menduga bahwa Li Zhicheng pasti sudah membuat janji temu dengannya terlebih dahulu.
Tetap saja, dia terlihat canggung dan berkata dengan suara rendah, "Tn. Li, Asisten Lin, tunggu sebentar." Dia kemudian mengeluarkan tas hitam dari lemari dan menyerahkannya kepada Li Zhicheng. Dia berdiri di samping tanpa mengatakan apapun, kepalanya tertunduk dan wajahnya memerah.
Li Zhicheng mengambil tas itu dan memperhatikan dia. Terdiam sesaat, kemudian dia berkata, "Apa yang kau takutkan?"
Gao Lang menggelengkan kepalanya sekali. "Tidak, tidak, aku tidak takut! aku hanya sedikit tidak nyaman. aku baik-baik saja."
Paham betul bahwa dia seharusnya tidak mengganggu percakapan mereka, Lin Qian berdiri tenang di samping dengan senyuman di wajahnya.
Li Zhicheng melanjutkan berkata perlahan, "Ada alasan mengapa aku tidak memberitahumu siapa aku sebelumnya."
Setenang penampilannya, Lin Qian menajamkan perhatiannya pada apa yang akan dia katakan selanjutnya. Tak disangka, dia mendengar Gao Lang berkata, "Well, komandan, kami semua mengerti. Mereka bilang bahwa bisnis itu bagaikan medan pertempuran kau harus mengetahui kawanmu dan lawanmu. Kau telah melewati ratusan pertempuran tanpa terkalahkan. Sangat tepat bagimu untuk melakukan investigasi rahasia sebagai langkah awal untuk memahami situasi lebih baik."
Sebuah senyum tipis terlihat di wajahnya, Li Zhicheng mengangguk kepadanya dan menggumam, "Mmm."
Percakapan mereka memperlihatkan hubungan yang baik diantara keduanya, dan Lin Qian tenggelam dalam pikirannya ketika mereka berbicara.
Jadi dia telah memperlakukan perusahaan ini seperti sebuah medan peperangan dan sejak awal memutuskan untuk melakukan inspeksi pendahuluan mengenai situasi perusahaan yang dilakukannya sendiri. Pantas saja aku melihat dia berkeluyuran dengan wajah serius dan sikap acuh tak acuh.
Memandang profilnya yang tajam, Lin Qian lanjut berpikir, Bos, kau sungguh pintar dan berdedikasi. Aku beruntung bekerja untukmu. Namun, kau masih juga tidak peka sama sekali.
Li Zhicheng dan Lin Qian meninggalkan departemen Keamanan dan pergi ke pelataran parkir. Ketika mereka tiba, mereka langsung berjalan menuju mobil Hummernya. Melihat atasannya berjalan menuju ke kursi pengemudi, Lin Qian sesaat ragu dan mengatakan, "Tn. Li, apakah anda mau saya yang mengemudi?" Dia berpikir seorang Presiden Direktur tidak seharusnya mengemudi sendiri.
Tanpa memandangnya sedikit pun, Li Zhicheng membuka pintu mobil dan berkata, "Tidak."
"Ok." Lin Qian tidak dapat membantahnya.
Grup Aida memiliki dua kawasan pabrik, yang lama dan baru.
Pabrik lama terletak di kawasan industri luas dibelakang gedung utama. Koper-koper dan tas-tas yang diproduksi disana kebanyakan untuk pasar domestik. Saat ini karena pasar mereka menyusut dengan drastis, produksi telah dihentikan di banyak lokasi.
Lin Qian menduga bahwa Li Zhicheng pasti telah melaksanakan inspeksi menyeluruh di pabrik lama, karena mereka langsung mengemudi ke kawasan pabrik baru yang lokasinya berjarak sekitar 48 km di provinsi Xiangchuan. Dengan biaya sewa yang relatif murah dan sarana transportasi yang baik, provinsi itu telah menarik banyak produsen dari Lin City untuk mendirikan kawasan pabriknya disana.
Namun, Lin Qian tidak menyangka bahwa situasi di kawasan baru Aida akan lebih buruk dibandingkan yang lama.
Dibangun dibawah pengawasan Presiden Direktur sebelumnya, kawasan pabrik ini, tanpa diragukan lagi, baru dan elok. Aida telah berinvestasi ke pangkalan ini khusus untuk memproduksi koper dan tas-tas mewah untuk pasar internasionalnya. Namun saat ini, hanya ada beberapa orang yang bekerja, sama halnya dengan di lokasi ini. Lin Qian menduga setidaknya sembilan puluh persen dari kapasitas pabrik telah berhenti berproduksi berdasarkan pengamatannya. Dia menemukan hanya beberapa mesin yang masih berjalan untuk menunjang penjualan yang rendah di pasar internasional mereka.
Lin Qian sudah memahami bahwa Li Zhicheng selalu tanpa ekspresi, sehingga dia tidak terlalu terkejut melihat Li Zhicheng tetap tanpa emosi sejak mereka menginjakkan kaki di kawasan industri yang suram ini. Dia dapat melihat Li Zhicheng berjalan didepannya, terlihat seperti biasanya. Lin Qian cukup paham untuk tidak khawatir karena ia menyadari bahwa seorang yang normal akan merasa tidak nyaman dengan fakta bahwa apa yang diambil alih oleh Li Zhicheng sangat kacau. Dia memutuskan untuk tetap diam dan berhati-hati agar tidak mengganggu atasannya.
Mereka segera tiba di gerbang.
Setelah mengenakan seragam khusus pabrik berwarna biru tua yang telah disiapkan oleh Gao Lang untuk mereka, dan menempelkan kartu tanda masuk yang disimpan Li Zhicheng di mobilnya, mereka memasuki kawasan pabrik.
Pabrik tersebut masih berjalan dengan deretan panjang mesin yang bersuara gaduh. Para buruh bekerja di bagian pemasangan, terlihat tidak termotivasi dan linglung.
Mereka baru berjalan beberapa langkah ke dalam pabrik ketika seorang pengawas bertubuh sintal menghampiri dan terlihat geram. "Siapa kalian? dan mengapa kalian ada disini?"
Li Zhicheng mengamati tas yang masih setengah jadi di jalur pemasangan tanpa sedikitpun melihat ke arah pria yang sedang berbicara. Merasa bingung, pria itu berdiri disana dan menunggu. Lin Qian berpikir, walaupun Li Zhicheng biasanya tidak bersikap arogan, dia memiliki sosok kehadiran yang penuh kuasa. Dia segera menunjukkan kartu tanda masuk mereka dan kartu pengenal perusahaan miliknya, dan kemudian menyuruhnya pergi.
Setelah berkeliling melewati seluruh kawasan, mereka akhirnya berhenti di sebuah gudang besar yang menyimpan persediaan bahan baku.
Ketika itu menjelang tengah hari. Matahari bersinar cerah diatas lantai beton dari arah luar gudang, membuatnya terlihat hangat. Namun di dalam gudang, udara dingin dan sangat sepi.
Itu adalah pemandangan paling muram yang pernah dilihatnya sejak bergabung dengan Aida. Terdapat gulungan-gulungan besar bahan kulit mentah yang digunakan untuk membuat tas-tas mewah mereka. Gulungan itu tertumpuk menjulang bagaikan gugusan gunung, dari lantai hingga ke langit-langit.
Semua ini adalah uang, uang yang terbuang, menimbulkan tagihan yang tidak dapat dibayangkan jumlahnya! Lin Qian sangat prihatin mengenai hal ini.
Setelah menulis banyak laporan beberapa hari belakangan ini, Lin Qian sangat mengerti rincian kejatuhan Aida. Menyusul rencana yang terlihat sangat mengesankan untuk memasuki pasar luar negri yang telah dikembangkan oleh dirinya, Presiden Direktur terdahulu telah mengimplementasikan strategi untuk mempercepat perluasan skala produksi dan penjualan mereka untuk meningkatkan keuntungan. Karena ini, mereka telah membeli sejumlah besar bahan baku untuk mempersiapkan diri terhadap potensi "Ledakan Pertumbuhan Mendatang."
Akhirnya, sesuatu memang meledak, namun itu hanya krisis. Aida saat ini berada dalam risiko keruntuhan.
Sementara dia sedang mengkritik mantan Presiden Direktur dalam pikirannya, dia mencuri pandang ke arah Li Zhicheng disampingnya, hanya untuk melihat dia menatap gulungan bahan baku dengan tatapan dingin, dan tangan didalam saku celananya.