webnovel

Chapter 3

"Cahaya, ada apa dengan wajah dan tanganmu? Ibumu memukulmu lagi?" Tanya Tuan Wijaya saat Cahaya mengantarkan sarapan untuknya.

Semalam didalam gudang Nyonya Monika menghukum Cahaya dengan menampar dan memukul tubuh wanita itu menggunakan sapu hingga membuat wajah dan tangannya lebam. Cahaya yang tidak sempat menutupi luka lebam itu bingung harus menjawab pertanyaan Ayahnya. Dia takut Ayahnya khawatir jika tahu yang sebenarnya.

"Aku gapapa, Yah. Kemarin saat kerja Aku tidak sengaja jatuh. Lagi pula gapapa kok Ayah tidak perlu khawatir," Balas Cahaya sambil tersenyum. Wanita itu berusaha untuk terlihat biasa saja agar Ayahnya tidak khawatir.

"Kamu tidak sedang berbohong kan?"

"Tidak, Yah. Ayah Aku berangkat dulu ya. Takut ketinggalan bus,"

Sang Ayah hanya mengangguk. Setelah selesai menyuapi Ayahnya, Cahaya bergegas berangkat ke kantor. Tuan Wijaya hanya bisa diam menatap kepergian putrinya itu dengan tatapan sedihnya. Walaupun Cahaya tidak pernah menceritakan apa saja yang sudah Ibu tirinya lakukan padanya, Tuan Wijaya sudah mengetahui semuanya. Pria itu sempat beberapa kali mendengar suara teriakan Cahaya yang kesakitan saat Ibu tirinya menyiksanya. Tuan Wijaya hanya bisa menangis dalam diam, Dia tidak bisa berbuat apapun karena kondisinya yang lumpuh.

"Maafin Ayah, Cahaya. Kamu harus bekerja keras hanya demi Ayah. Ayah janji akan cepat sembuh agar bisa membantumu,"

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Berita tentang pernikahan kedua yang akan Arka jalani sudah tersebar di kantor. Beberapa karyawan yang mengetahui berita itu saling berbisik dan menduga apakah orang yang akan menjadi Istri kedua bos mereka itu adalah Kirana atau bukan. Banyak yang menduga itu Kirana karena hubungan mereka berdua yang bisa dikatakan sangat dekat.

"Kamu sudah mendengar berita tentang Pak Arka yang akan menikah lagi? Kira-kira sama siapa ya? Feeling ku sih Kirana," Bisik salah satu karyawan pada temannya.

Kirana yang baru saja datang tidak sengaja mendengar obrolan mereka. Dengan langkah cepatnya wanita itu menghampiri Karyawan itu untuk meminta penjelasan tentang apa yang mereka obrolkan tadi. 

"Selamat pagi Bu Kirana,"

Dengan tatapan tajam nya Kirana berdiri tepat didepan mereka. Wanita itu menyilangkan kedua tangannya didepan dada "Coba katakan sekali lagi apa yang tadi kalian bicarakan,"

"B-bicara apa ya bu? Kami tidak membicarakan apapun,"

"Kalian masih mau bekerja disini kan?"

Dengan takut mereka langsung mengangguk dan mulai menceritakan tentang rumor yang pagi ini menghebohkan seisi kantor ARKANA GROUP. Kirana yang awal nya tidak tahu sama sekali tentang hal itupun cukup terkejut. Walaupun mereka mengatakan jika mungkin calon wanita yang akan menjadi istri kedua Arka adalah dirinya itu tidak membuat Kirana cukup senang. Pasalnya Arka sama sekali tidak mengatakan apapun padanya tentang hal ini.

"Lanjutkan pekerjaan kalian. Kalau Aku masih mendengar kalian bergosip, Aku akan memecat kalian," Ancam Kirana sebelum melanjutkan langkahnya menuju ruangan Arka. Wanita itu harus meminta penjelasan Arka tentang rumor ini.

"Cihh, Memang nya dia siapa bisa memecat kita. Mentang-mentang jadi kekasih gelap bos saja belaku," 

"Stttt, Kalau dia mendengar Kamu bisa dipecat,"

• • • • •

Tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, Kirana langsung masuk begitu saja kedalam ruangan Arka. Pria yang tadinya sedang sibuk memeriksa beberapa berkas langsung mendongak begitu mendapati sang kekasih sudah berdiri didepannya. Dengan senyum manisnya Kirana berjalan pelan menghampiri kekasihnya itu lalu mendudukan dirinya tepat diatas pangkuan sang Pria. Jangan lupakan tangan Wanita itu yang sibuk memainkan dasi Arka.

Arka yang tadinya ingin protes karena sang kekasih tidak mengetuk pintu sebelum masuk akhirnya mengurungkan niatnya untuk marah hanya karena perlakuan manis sang kekasih. "Ini dikantor, Bagaimana kalau ada yang melihat kita?" Tanya Arka. Tangan Pria itu terangkat memainkan rambut hitam sang kekasih.

"Memangnya kenapa kalau ada yang melihat ? Toh semua karyawan disini juga sudah mengetahui hubungan kita. Ah iya, Kamu harus menjelaskan sesuatu padaku," Ujar Kirana. Ekspresi wajah wanita itu sudah mulai berubah sedikit kesal mengingat rumor yang saat ini sedang beredar.

"Menjelaskan apa?"

"Soal pernikahan keduamu,"

Saat itu juga Arka langsung mendorong pelan tubuh Kirana agar bangkit dari pangkuannya. Kirana yang diperlakukan seperti itupun mulai menatapnya bingung, Kenapa Arka terlihat sangat terkejut? Apa Pria itu terkejut karena rahasia nya terbongkar? Kirana sempat berfikir mungkin Arka sengaja tidak memberitahunya tentang pernikahan kedua Pria itu karena ingin memberikan kejutan padanya.

"Dari mana Kamu tahu berita itu?"

"Aku tahu dari mana itu tidak penting. Yang harus Kamu lakukan sekarang adalah menjelaskan semuanya. Jelaskan, Kenapa Kamu tidak memberitahuku jika Kamu akan menikahiku?"

Arka terdiam, Pria itu terlalu terkejut dan juga bingung harus mengatakan apa. Dia bingung kenapa berita itu bisa sampai ditelinga Kirana padahal dia sama sekali tidak menceritakan soal rencana pernikahannya itu pada siapapun. Dengan wajah kesalnya Arka meminta Kirana untuk keluar dari ruangannya dengan alasan jika Pria itu harus mengerjakan pekerjaannya. 

"Kenapa Kamu aneh gini sih? Kamu malu ya Aku sudah mengetahui kejutan mu itu? Astaga Arka, Kenapa harus malu? Aku justru senang karena Akhirnya setelah beberapa kali Aku memintamu untuk menikahiku sekarang terwujud juga," Ujar Kirana dengan ekspresi wajah bahagianya.

"Kirana, Tolong Kamu keluar sebentar ya. Ada yang harus Aku kerjakan sekarang. Tolong Kamu mengerti,"

Dengan langkah kesalnya Akhirnya Kirana keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Arka yang tengah kebingungan memikirkan bagaimana berita tentang pernikahan keduanya bisa sampai ditelinga Kirana. Pria itu juga bingung bagaimana caranya mengatakan pada Kirana jika yang akan dia nikahi bukanlah Wanita itu.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Suara pecahan kaca terdengar begitu keras saat gelas yang Cahaya bawa terjatuh begitu saja. Entah kenapa perasaan Wanita itu tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak enak. Beberapa teman OB yang bekerja dikantor yang sama dengannya pun langsung menghampirinya.

"Ya ampun Cahaya, Kamu gapapa?" Tanya seorang Pria tua yang merupakan senior OB disana.

Dengan raut wajah khawatirnya Cahaya langsung berjongkok guna membersihkan pecahan gelas itu namun naasnya jari nya terkena pecahan gelas itu hingga berdarah.

"Astaga sudah biar Aku saja. Lihat tanganmu berdarah, Sebaiknya Kamu obati itu sebelum infeksi nantinya,"

"Perasaanku tiba-tiba tidak enak. Aku takut terjadi sesuatu dengan Ayah," Lirih Cahaya. Air mata wanita itu tiba-tiba terjatuh begitu saja. Rasanya sangat tidak nyaman, Wanita itu benar-benar khawatir dengan kondisi Ayahnya dirumah.

Setelah selesai membersihkan pecahan gelas tadi, Pak Tamrin selaku senior OB disana kembali menghampiri Cahaya "Sebaiknya Kamu pulang saja. Nanti biar Bapak yang izinkan pada manager,"

Cahaya mengangguk "Baik pak. Terima kasih Pak Tamrin sudah sangat baik. Kalau begitu Saya pulang dulu,"

"Iya, Semoga Ayahmu baik-baik saja ya,"