webnovel

Chapter 2

Suasana dirumah keluarga Laksamana beberapa hari ini sangat panas. Masalah tentang Claudia yang tidak bisa mempunyai anak terus menerus menjadi perbincangan panas dirumah itu. Dan puncaknya hari ini, Nyonya Lidya meminta Arka untuk menikah lagi dengan Wanita lain yang bisa memberikannya Cucu. 

"Menikah lagi? Apa Mama tidak salah dengan ucapan Mama? Aku tidak mengizinkan Mas Arka menikah lagi!!" Teriak Claudia menolak keinginan Mama mertuanya itu. Lagi pula Wanita mana yang ingin di madu? Tidak ada!.

"Terus menurutmu bagaimana Mama mempunyai Cucu jika Kamu saja tidak bisa memberikannya?"

"Kita bisa mengadopsi anak,"

"Mengadopsi anak? Tidak!! Suatu saat nanti Arka akan membutuhkan seseorang untuk dia wariskan perusahannya dan Mama tidak setuju jika Arka harus mewariskan perusahannya pada anak angkat,"

Sejak tadi Arka hanya diam mendengar perdebatan antara Ibu dan Istrinya itu. Rasanya sangat pusing mendengar hampir setiap hari mereka berdebat. Walaupun sejujurnya Arka tidak terlalu mencintai Claudia, Tapi Pria itu juga tidak bisa dengan mudah menerima keinginan Mamanya itu untuk menikah lagi.

"Mama tidak mau tahu, Pokoknya Arka harus menikah lagi atau lebih baik kalian bercerai saja!!" Teriak Nyonya Lidya final.

"Ma!"

"Cukup!! Aku sangat pusing mendengar kalian berdebat. Baiklah, Jika Mama memintaku untuk menikah lagi maka Aku akan menikah lagi!!" Sahut Arka membuat Mamanya langsung tesenyum senang.

Berbeda dengan Mertuanya yang senang mendengar Arka menerima untuk menikah lagi, Claudia merasa sangat kesal. Wanita itu sudah berusaha menolak tapi keputusan tetap berada di tangan Arka apalagi Arka adalah orang yang bisa dibilang sangat menurut dengan Ibunya. Pria itu akan menuruti perintah Ibunya walaupun dia sendiri tidak menginginkannya.

"Bagus, Kamu memang anak penurut. Mama akan carikan calon istri yang tepat untukmu,"

"Tidak perlu. Aku sudah menemukannya. Aku akan menikah dengan Kirana," Ucapan Arka ini berhasil membuat Istri dan Ibunya langsung terkejut. Mereka berdua sudah sangat tahu bagaimana hubungan Arka dengan Kirana dan mereka tidak akan setuju jika Arka menikah dengan wanita ular itu.

"Kamu akan menikah dengan kekasih gelapmu itu? Mama tidak setuju!! Dia itu wanita ular, Dia hanya akan menguras habis hartamu saja, Arka!!" Protes Nyonya Lidya.

"Aku juga tidak setuju! Walaupun Aku tidak setuju dengan keputusan Mama untuk Kamu menikah lagi tapi Aku akan mencoba menerimanya asal jangan dengan wanita ular itu!" Sahut Lidya.

"Terus Mama mau Aku menikah dengan siapa? Mama mau menjodohkanku lagi? Ma, Aku menikah dengan Claudia juga karena perjodohan Mama. Sekarang lihat, Karena pilihan Mama membuat Mama tidak bisa mempunyai Cucu dan sekarang Mama masih mau menjodohkanku lagi?. Bagaimana jika orang pilihan Mama itu nantinya tidak sesempurna seperti keinginan Mama? Apa Mama akan memintaku Menikah lagi nantinya?" Balas Arka kesal.

Pernikahan Arka dan Claudia atas dasar perjodohan orang tua mereka. Lebih tepatnya karena Alm. Papa Arka. Dulu kondisi perusahaan Papa Arka sempat mengalami masalah besar bahkan hampir bangkrut. Hingga tiba-tiba Keluarga Claudia datang dan membantu menangani masalah itu sampai selesai tapi dengan syarat Arka harus menikah dengan Claudia. Mama Arka yang sebenarnya tidak setuju terpaksa mengikuti keinginan Suaminya itu. 1 tahun setelah Arka dan Claudia menikah, Papa Arka meninggal karena penyakit jantungnya. Selama ini Nyonya Lidya sama sekali tidak memberitahukan alasan dulu kenapa Arka dijodohkan dengan Claudia. yang Arka tahu hanyalah tentang Mamanya yang memaksa Arka untuk menikah dengan Claudia.

"Kali ini Mama tidak akan salah pilih. Kamu serahkan saja pada Mama,"

"Terserah Mama, Aku pusing!" Sahut Arka sebelum kemudian melangkahkan kakinya pergi ke kamarnya.

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Membersihkan rumah, Memasak dan mencuci piring. Itulah rutinitas Cahaya setiap harinya sepulang bekerja. Wanita itu baru benar-benar bisa istirahat setidaknya pukul 9 malam. Itupun kadang dia masih harus mencuci pakaiannya sendiri dan yang lainnya. Lelah ? Tentu saja. Tapi mau bagaimana lagi, Dia harus melakukan semua pekerjaan itu jika tidak dia akan mendapat amukan dari Ibu tirinya dan berakhir penyiksaan.

Setelah semua pekerjaanya selesai, Cahaya membaringkan tubuhnya diatas ranjangnya. Rasanya seluruh tubuhnya hampir saja patah karena terlalu lelah. "Kamu harus kuat Cahaya, Kamu tidak boleh mengeluh," itulah kata-kata yang selalu ia ucapkan setiap hari nya.

Di umurnya yang sekarang, Wanita itu masih menyendiri. Beberapa teman sekolahnya dulu bahkan rata-rata sudah menikah dan mempunyai anak tapi dia masih sibuk dengan bekerja, bekerja dan bekerja. Cahaya tidak mempunyai waktu untuk merasakan yang namanya cinta-cintaan. Selain itu Cahaya juga cukup tahu diri, Wanita itu merasa tidak akan ada Pria yang menyukai wanita sepertinya. Maka dari itu Cahaya lebih memilih fokus pada pekerjaannya dan mengurus Ayahnya. Soal jodoh, Dia akan menyerahkan semuanya pada tuhan.

Suara ketukan pintu yang cukup kencang membuat Cahaya langsung bangkit dari tempat tidurnya. Wanita itu berjalan cepat menuju pintu guna membuka Pintu itu. Tidak lama setelah pintu terbuka, Kakak tirinya tiba-tiba langsung masuk kedalam kamarnya dan merebahkan dirinya di ranjang. Jika dilihat sepertinya Kakak tirinya itu mabuk.

"Kak Rendy kenapa tidur disini? Kak bangun," Ucap Cahaya sambil menarik tangan Kakak tirinya itu untuk bangun.

Bukan nya bangun, Rendy justru menarik tangan Cahaya hingga membuat Wanita itu terjatuh tepat diatas tubuhnya. Beberapa kali Cahaya mencoba untuk bangkit tapi Rendy tiba-tiba memeluknya erat.

"Kak Rendy lepas, Kak!"

"Kamu cantik banget sih, Ya. Kayaknya Aku suka deh sama kamu," Gumam Rendy sambil tersenyum smirk membuat Cahaya ketakutan.

Dengan tidak sopan nya Rendy mencoba untuk mencium adik tirinya itu namun Cahaya terus memberontak. Hingga beberapa saat kemudian Nyonya Monika yang tak lain adalah Ibu tiri Cahaya datang ke kamarnya karena mendengar suara teriakan Cahaya.

"Cahaya!!" Suara teriakan itu membuat Rendy langsung melepas Cahaya. 

Dengan langkah besarnya Nyonya Monika menghampiri mereka berdua, Wanita paruh baya itu menarik tangan Cahaya untuk bangkit lalu menamparnya. "Dasar wanita tidak tahu diri!! Apa yang sudah Kamu lakukan pada Anakku?!"

"Hiks, Aku tidak melainkan apapun, Bu. Kak Rendy tiba-tiba masuk kekamarku lalu menarikku,"

"Bohong, Bu. Dia yang menggodaku, Bahkan sudah mau menciumku," Sahut Rendy.

"Dasar wanita tidak tahu diri!! Ibu akan menghukum mu!!" Dengan kasar Nyonya Monika menarik tangan Cahaya untuk keluar kamar. Wanita paruh baya itu membawa Cahaya ke gudang untuk menghukumnya disana.

Rendy dengan sisa kesadarannya tersenyum puas. Sebenarnya sudah cukup lama Pria itu menyukai Adik tirinya namun dia terlalu takut pada Ibu nya jika sampai ketahuan. "Aya, Aya. Kalau saja Kamu tidak memberontak pasti Kamu tidak akan sampai dihukum seperti ini,"