webnovel

Chapter 4

Dengan cepat Cahaya membantu mendorong brankar Ayahnya. Sesampainya dirumah tadi dia menemukan sang Ayah yang sudah terjatuh di kamar mandi dengan kepala yang sudah mengeluarkan cukup banyak darah. Entah bagaimana caranya Ayahnya bisa berada dikamar mandi karena saat Cahaya pulang Ia tidak menemukan Ibu dan Kakak tirinya.

"Maaf, Anda harus menunggu diluar," Cegah salah satu perawat saat Cahaya ingin ikut masuk kedalam ruang UGD.

"Saya mohon Selamatkan Ayah Saya Hiks,"

"Dokter akan berusaha sebaik mungkin untuk Pasien," Balas perawat itu sebelum menutup pintu ruang UGD.

Cahaya mendudukan dirinya tepat didepan ruang UGD. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Wanita itu benar-benar takut kehilangan sang Ayah. Sudah cukup ia kehilangan Ibunya, dia tidak ingin lagi kehilangan Ayahnya. Beberapa saat kemudian Ibu tirinya datang bersama Kakak tirinya. Mereka berdua yang tadinya baru pulang dari berbelanja diberitahu oleh tetangga jika Tuan Wijaya dilarikan ke rumah sakit karena jatuh di kamar mandi.

Alih-alih menanyakan kabar suaminya, Nyonya Monika justru langsung melayangkan kekesalannya pada Cahaya. Wanita paruh baya itu merasa kesal karena suaminya terus saja membuat hidupnya kesusahan. Melihat Ibu tirinya terus memarahinya, Cahaya lebih memilih untuk diam tanpa menanggapinya sama sekali.

Butuh waktu setidaknya 30 menit sampai dokter yang menangani Tuan Wijaya keluar dari ruang UGD.

"Dokter, Bagaimana keadaan Ayah Saya ? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Cahaya sambil menangis.

"Benturan di kepala nya cukup keras sehingga membuat pasien kehilangan cukup banyak darah. Saat ini Kami sedang membutuhkan banyak tranfusi darah untuknya tapi stock darah yang sama dengan pasien tidak mencukupi,"

"Ambil darah Saya, Dok. Kebetulan golongan darah Saya sama dengan Ayah Saya,"

"Baiklah Kalau begitu silahkan Ikut Saya untuk diperiksa terlebih dulu,"

,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Sejak tadi Claudia tidak bisa berhenti berjalan mondar-mandir didalam kamarnya. Wanita itu masih kepikiran dengan ucapan Mertuanya yang meminta Arka untuk menikah lagi. Wanita mana sih yang mau dimadu oleh suaminya ? Claudia sama sekali tidak bisa menerima keputusan Mertuanya itu tapi dia juga tidak bisa berbuat apapaun.

"Sialan, Kenapa Wanita tua itu selalu saja membuat darahku naik!! Aku tidak bisa tinggal diam, Aku harus mencari cara agar pernikahan itu tidak terjadi. Ya, Aku harus mencari tahu terlebih dulu siapa yang akan Nenek tua itu jodohkan dengan Arka,"

Dering ponsel yang tiba-tiba berbunyi membuat Claudia langsung menoleh kearah nakas samping tempat tidurnya. Dengan cepat Wanita itu mengambil ponselnya guna melihat siapa yang baru saja menghubunginya.

"Arka? Tumben dia menghubungi ku jam segini. Ada apa?"

Tidak ingin terlalu lama memikirkan hal itu, Claudia langsung menghubungi balik Arka. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Arka mengangkat tlp nya.

Claudia : "Oh Mas Arka ada apa? Tumben Kamu menghubungiku di jam kerja?"

Arka : "Apa yang sudah Kamu lakukan hari ini? Kenapa semua Karyawanku bisa tahu tentang rencana pernikahan keduaku?"

Claudia : "Apa maksudmu ? Aku tidak mengerti,"

Arka : "Jangan berpura-pura!! Aku tahu pasti Kamu kan yang memberitahu semua orang tentang rencana pernikahan keduaku ?!! Asal Kamu tahu, Karena berita itu Aku jadi bertengkar dengan Kirana!!"

Mendengar nama Kirana disebut membuat Claudia menyinggungkan senyum kecutnya. Ternyata alasan Arka menghubungi nya adalah karena Berita pernikahannya yang tersebar dan membuat Kirana marah dengan Pria itu. Oh apa sebegitu khawatirnya Pria itu pada Kirana ? Bahkan Arka sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Claudia saat Mama nya memintanya untuk menikah lagi. 

Claudia : "Kamu marah denganku karena Kamu berfikir jika Aku yang menyebar berita itu ? Kamu marah denganku karena berita itu membuatmu dan Kirana bertengkar ? Kamu marah karena Kirana mengetahui berita itu, Lalu bagaimana denganku?!! Kamu bahkan tidak menanyakan bagaimana perasaanku saat Mama mu memintamu untuk menikah lagi dengan Wanita lain!!"

Tanpa mengucapkan apapun Arka langsung memutuskan sambungan tlp itu. Tepat saat itu juga Claudia menangis. Wanita itu menjatuhkan dirinya diatas ranjang dengan Air mata yang sudah mengalir deras. "Hiks, Kamu bahkan lebih memikirkan perasaan wanita ular itu dibanding perasaan ku, Istri mu sendiri!!"

,,,,,,,,,,,,,,,,

•Flashback on•

Arka : "Ma, Sudah kubilang Aku akan mencari nya sendiri,"

Nyonya Lidya : "Kamu akan memilih wanita ular itu kan untuk pernikahan kedua mu? Pokoknya Mama tidak akan sudi Wanita ular itu menikah denganmu,"

Arka : "Kalau Mama tidak ingin Aku menikah dengan Kirana, Setidaknya biarkan Aku mencari sendiri siapa yang akan Aku nikahi nanti,"

"Apa Maksudmu?"

Seketika Arka langsung menoleh begitu mendengar suara seseorang yang kini berdiri tepat diambang pintu ruangannya. Kirana, Wanita yang tadinya ingin mengantar makan siang untuk kekasihnya itu tidak sengaja mendengar ucapan Arka pada Mama nya di sambungan tlp.

Tanpa mengucapakan apapun Arka langsung mematikan sambungan tlp nya. Dengan pelan Pria itu bangkit dari duduknya kemudian berjalan menghampiri Kirana yang masih berdiri diambang pintu. 

"Sejak kapan Kamu disini?"

Dengan cepat Kirana menghindar saat Arka berniat menyentuh tangannya. "Jelaskan apa maksud ucapanmu barusan. Kamu bilang ingin mencari calon mu sendiri? Jadi bukan Aku yang ingin Kamu nikahi?"

"Kirana, Dengarkan Aku dulu. Aku bisa menjelaskan semuanya padamu,"

Dengan pelan Arka menuntun Kirana untuk duduk disofa sebelum ia menjelaskan semuanya padanya. "Maafkan Aku, Aku tidak bermaksud melukaimu. Beberapa hari yang lalu Mama meminta Claudia untuk memeriksakan kesuburannya karena sudah 2 tahun Aku menikah dengannya tapi dia tidak juga hamil. Hasil tes menyatakan jika Claudia tidak bisa mempunyai anak. Mama yang sangat ingin mempunyai Cucu memintaku untuk menikah lagi agar bisa memberinya Cucu. Aku sudah ingin menikahi mu tapi Mama tidak setuju,"

Sebuah tamparan mendarat dengan begitu keras tepat diatas pipi mulus Arka. Kirana, Wanita yang baru saja menampar Pria tampan didepannya itu kini mulai menatapnya tajam "Dan Kamu mengatakan pada Mama mu akan mencari calon lain? Kamu gila?!! Kenapa Kamu tidak meyakinkan Mamamu jika Aku yang pantas menikah denganmu ?!!"

"Aku sudah membujuknya tapi Mama kekeh tidak mau jika Aku menikahimu. Jangan salahkan Mama kenapa dia tidak mau Aku menikahimu. Itu semua karenamu, Kalau saja Kamu tidak terus meminta uang padaku pasti Mama tidak akan membencimu,"

"Apa? Jadi sekarang Kamu menyalahkanku? Arka, Apa Kamu gila?" Teriak Kirana marah. Wanita itu tidak menyangka jika Arka akan menyalahkannya seperti ini. Bukankah disini yang salah adalah Pria itu, kenapa sekarang semuanya berbalik?

"Sudahlah Aku sangat pusing. Sebaiknya Kamu keluar,"

Dengan raut wajah kesalnya Kirana bangkit berdiri kemudian melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu.

•Flashback off•