webnovel

Episode 10

Lucu, aku tak pernah membawa wanita ke apartemenku sebelumnya. Apalagi menidurinya. Astaga, apa yang aku lakukan? Kepalaku terasa pusing. Aku segera bangkit dari tempat tidurku lalu berpindah berbaring di sofa. Aku kembali tertidur dan ketika aku bangun, Jenny telah duduk didepanku menatapku dengan manja

" Pagi sayang. Kok belum mandi?"

" Aku lemes , Jen..."

" Lho Kok? Tuh kan semalam kamu kebanyakan minum...."

Aneh, padahal belakangan aku tak suka minum minuman keras. Kalaupun aku minum , butuh berbotol botol bir agar aku mabuk berat.

" maaf ya sayang udah ngajak kamu ke club semalam. Kalo gini enakan kita nonton midnight aja." Jenny lalu mengusap kepalaku dan kami pun bercumbu sekilas. Kubelai halus rambutnya lalu aku berbisik

" gak papa kok sayang, lain kali aku ya yang nentuin kemana....."

Jenny kembali melumat bibirku . Tak lama aku merasa sesuatu yang aneh , sejak kapan aku dan Jenny sedekat ini? Kulepas ciumanku lalu aku melongo seperti orang bodoh

" Sayang , kamu kenapa? "

" enggak sayang , Cuma kepala aku pusing banget."Jenny tiba tiba memukul kepalaku dan ia pun tertawa.

" Rasain tuh ! Hukuman buat orang mesum"

Ia menepuk pelan pipiku kemudian ia ke dapur membuatkan aku sarapan. Aku kembali tertidur. Anehnya tak ingat apa pun tentang beberapa hari sebelumnya. Terakhir yang kuingat aku.... aku... aku mencumbu seorang gadis bernama Ellis di tembok cina. Namun sejak kapan aku punya uang kesana? Aku lupa apakah itu mimpi atau nyata.....

" Perasaan beberapa bulan yang lalu kan gue bilang gue gak ngejob lagi! Gue gak suka bikini titik! Gue udah males jai model! Jangan telepon telepon lagi!"

Suara teriakan Jenny membuatku terbangun dari tidurku. Kepalaku makin terasa pusing. Melihatku terbangun tiba tiba , Jenny segera berlari menghampiriku. Ia usap usap kepalaku dan berbisik

" aduh sayang maaf ya aku bangunin kami. Tadi itu manager aku nelpon , dia nanya kenapa aku gak ada kabar. Aku bilang aja aku capek jadi model. Kamu kan tahu aku pengen nyoba ikut casting film."

" Iya Jen , gak papa kok. Aku tidur lagi ya, aku masih pusing.."

" makan dulu ya sayang. Aku suapin....."

Saat Jenny menyuapiku, aku merasa sesuatu yang berbeda. Aku merasa seperti , aku pernah disuapi seperti ini sebelumnya. Namun bukan dengan Jenny. Dibenaku tergambar seorang gadis berambut biru yang cantik jelita dan seorang gadis yang wajahnya bersinar sinar layaknya bintang di langit. Aku merasa seperti orang gila.Ada apa ini? Apa yang salah dengan diriku? Siang harinya , aku memutuskan untuk konsultasi pada dokter tanpa sepengetahuan Jenny.

Setelah melalui berbagai pemeriksaan, dokter mengatakan aku mengidap skizofrenia , yang menyebabkan aku sulit membedakan mana yang nyata mana yang hanya pikiranku saja. Dokter menyimpulkan bayangan yang muncul didalam pikiranku adalah halusinasiku saja. Solusi satu satunya adalah terapi. Padahal aku yakin otaku baik saja. Aku menolak apa yang dikatakan dokter karena aku yakin pada naluriku

Aku kembali masuk kerja. Ketiga sahabatku telah dinyatakan meninggal di gua meski jasad mereka tak pernah ditemukan. Lucunya , teman temanku bilang jika sejak kecelakaan mengerikan itu, aku lebih suka menyendiri dan menghabiskan waktu bersama pacar baruku , Jenny. Aku sering menolak ajakan mereka. Anehnya aku tak mengingat satupun hal tentang aku dan Jenny . Semua orang bahkan ibuku menceritakan betapa mesranya kami. Aku bertanya kepada Ibuku bahkan adikku April apakah ia mengenal seorang gadis bernama Ellis, dan ternyata tidak. Lucunya nama itu selalu terngiang di otakku.

Aku mencari petunjuk di internet, aku tidak menemukan apa pun, melainkan mitos dan bualan. Banyak artikel yang menyimpulkan bahwa aku benar benar mengidap gangguan yang menyebabkan aku sulit membedakan mimpi dan dunia nyata. Sulit dipercaya , gambaran itu cukup nyata bagiku. Seperti, seperti sebuah kenangan yang terlupakan. Namun bagaimana jika itu benar benar mimpi? Bagaimana jika semua itu tak pernah terjadi? Apa aku benar benar gila.

Aku menjadi gemar memandangi langit malam. Lucu, aku seperti asing dengan langit yang sesepi ini. Langat malam yang kuingat, sangatlah warna warni , bertabur bintang yang terang , bulan dan planet raksasa yang indah. Namun langit malam yang kulihat , hanya memiliki satu bulan dan beribu awan polusi yang merusak indahnya langit malam.

Jenny menelponku berulang kali namun aku enggan mengangkatnya. Aku melangkah sendiri diantara keramaian . Entah kenapa aku merasa kesepian. Sudah hampir sebulan ini aku menjalani aktivasku kembali namun , aku merasa asing dengan dunia ini. Aku seolah tak mengenalnya. Aku melangkah, terus melangkah, hingga langkahku terhenti disebuah kedai makanan yang dikerumuni puluhan pria. Tua muda , mereka mengantri membeli makanan di kedai itu.

" Aseli!! Mbaknya beneran secantik di IG!"

"sembarangan , cantika aslinya tau!"

" Tatyana ! Raisa! Chelsea Islan mah lewat!!"

Heh... sudah kuduga , mereka bukan mengantri makanan tapi mengantri untuk melihat gadis cantik juru masak di kedai ini . Tak sengaja kedua mata kami bertemu . Kami saling bertatap muka. Ia tinggalkan masakannya , kemudian ia melangkah mendekatiku. Aku pun melangkah mendekatinya. Bak tersambar petir , aku terdiam seribu bahasa. Tas dan dokuken dokumen yang kupegang sampai terjatuh. Wajahnya berseri seri di malam hari, lebih indah dari bintang dilangit. Entah kenapa kami seperti telah mengenal satu sama. Bukan hanya saling kenal, namun rasanya lebih dekat

" Nona , apa aku mengenalmu?"

" entahlah Tuan...Tapi sudikah Tuan , mampir untuk makan malam...." wajahnya makin berseri seri jantungku berdegup degup seperti genderang perang. Wajahnya lalu berseri seri , matanya berbinar binar sehingga air mata pun turun membasahi pipinya. Ingin kucumbu bibir merahnya , namun tentu saja aku akan jadi sasara amuk masa.

" perkenalkan , namaku... "

"Chou Kuanlin ? Namaku Ayu , rasanya senang bertemu tuan"

Sebenarnya namaku kevin tapi, aku sangat suka nama itu. Ia mempersilahkan aku masuk , lalu ia menyajikan makan malam yang begitu lezat untukku. Sungguh masakan terlezat yang disajikan dengan cinta. Kami makan malam berdua, dikedai miliknya , sementara temannya yang berambut pirang , menggantikan pekerjaannya. Pria pria lainnya nampak kecewa melihat kami berdua begitu mesra. Ketika tiba saatnya untuk pulang , rasanya aku tak ingin berpisah dengannya.

" Apa ada Line, twitter atau nomor yang bisa kuhubungi?"

" Datanglah kemari setiap malam , aku sangat senang jika Tuan bersedia datang"

Tentu, aku bersedia datang setiap malam. Ia lambaikan tangannya dan kami pun berpisah. Sungguh malam yang indah. Aku pulang dengan perasaan bahagia. Aku tak sabar menunggu esok malam. Pagi harinya , saat aku sedang berjalan kaki ke kantor , tak sengaja aku mendengar alunan musik yang akrab ditelingaku. Aku melangkah masuk kedalam gedung serba guna , dimana suara itu berasal. Sekerumun orang berbaris rapi , memperagakan gerakan bela diri tradisional Cina. Aku terdiam , memandangi setiap gerakan mereka. Gerakan itu , seperti pernah kulihat sebelumnya. Tidak, aku tahu gerakan itu. Tendangan mereka, pukulan mereka, tangkisan elakan , aku seperti pernah melakukannya. Lucu , karena yang kuingat , aku adalah seorang karateka , bukan ahli wushu.

" Maaf Mas , ada yang bisa saya bantu? "

Tak sadar , kehadiranku membuat mereka berhenti latihan . Salah seorang pria seumuranku , menyapaku dan membuyarkan lamunanku.

" Ah tidak.... Cuma kalo boleh , saya ingin ikut latihan..."

" Oh boleh sekali. Jarang sekali ada orang yang tertarik belajar bela diri kami."

" boleh saya gabung sekarang?"

" boleh boleh , Kebetulan semua suhu sedang kumpul. Biasanya kita gak pernah serame ini "

Ia sangat antusias begitu mendengar aku ingin bergabung. Ia mengatakan kalau boleh mengurus administrasi nanti setelah latihan. Kubuka kemejaku, lalu aku segera bergabung diantara mereka. Latihan pun dimulai. Aku mengerti dan hapal setiap gerakan mereka hanya saja aku merasa gerakan mereka terlalu pelan dan tak bertenaga. Aku bergerak sedikit lebih cepat dan kutambahkan sedikit tenaga. Gerakanku makin cepat sehingga membuat suara pukulan dan hentakan kakiku terdengar menggelegar. Aku terus bergerak secepat mungkin sampai aku sadar mereka telah berhenti latihan dan memandangiku dengan raut wajah terkejut. Hentakan kakiku bahkan membuat lantai menjadi retak, padahal aku tidak memakai alas kaki apapun. Beberapa dari mereka bahkan telah merekamku dengan handphone mereka. Guru guru besar yang melatih mereka ikut tercengang.

" Selama hampir empat generasi , kami mengira bahwa apa yang adik lakukan adalah mustahil . Ternyata kami salah. Rupanya kami dapat menyerang sekuat dan secepat itu"

Mereka bertepuk tangan , mengagumi apa yang kami lihat. Aku bahkan tak menyadari apa yang bau saja aku lakukan. Hari itu aku tidak masuk kerja , dan sebagai gantinya , kami berlatih bersama , di perguruan wushu black liong , yang selama ini hanya beberapa blok dari kantorku. Kami bahkan latihan pernafasan bersama , melatih chi didalam diri kami. Mereka memuji ilmu beladiriku yang menurut mereka sempurna. Ironisnya , saat itu aku sendiri tidak ingat darimana aku mempelajari gerakan gerakan itu.

Jenny sempat menelponku dan bertanya kenapa aku tidak ada di kantor. Aku bilang aku sedang berlatih wushu dan ia terkejut. Sehari hari biasanya aku berlatih sendiri dan yang dia ingat , aku adalah seorang karateka , bukan murid wushu. Ia lalu mengajakku clubbing bersama teman temannya , namun kutolak karena aku tidak suka clubbing. Akhirnya ia meminta izin untuk party bersama temannya saja.

Sayangnya perguruan ini tidak latihan setiap hari. Hari ini , kebetulan mereka sedang latihan bersama antar cabang. Mereka hanya latihan di waktu pagi untuk para orangtua dan di waktu sore untuk para pemuda. Itupun biasanya dua atau tiga orang saja. Namun itu tak menghalangiku untuk latihan disini. Satu dua orang juga tak masalah.

Sepulang dari latihan , aku segera mampir ke kedai Ayu untuk bertemu dengannya. Saat aku tiba , aku melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan kedainya. Ibu Ibu, anak muda , bahkan wartawan berkerumun diluar kedainya. Kemarin , kedai ini memang ramai namun hari ini berbeda. Aku menyelinap di antara kerumunan itu dan rupanya , bintang MMA muda nan tampan , Haris , sedang makan malam di kedai ini. Ia begitu teblar pesona seolah sedang merayu Ayu yang memang cantik , anggun luar biasa. Sekilas mereka sangat cocok sekali. Haris sangat tampan seperti artis holywood dan Ayu sangat cantik. Aku sempat patah sangat dan ingin menyingkir namun , tiba tiba saja Ayu melirik mataku tajam dan ia seketika tersenyum.

" Tuan Kuanlin!" Ia segera bangkit dari meja Haris dan berlari menerobos kerumun hanya untuk menghampiriku. Ia tiba tiba memelukku membuat semua orang kehilangan akal sehatnya.

" aku mohon Tuan jangan salah paham. Mereka hanya tamuku. Aku telah menunggu Tuan sejak Sore." Sapanya dengan lembut. Apa yang ia lakukan membuat orang orang terkejut dan Haris sepertinya sangat sangat tidak senang.

" Ayu kenal Mas ini?" namun Ayu mengacuhkannya dan lantas merangkulku erat erat.

" Tuan , bukankah kita sudah janji untuk makan malam bersama?"

" Ya... kita sudah janji kemaren" kami melangkah pergi meninggalkan kedai makannya. Haris makin kecewa. Orang-orang berbisik seolah tak percaya. Kurasa ia baru saja mencampakkan pria idaman nomor satu di Indonesia edisi semprot. Ayu mempermalukannya didepan kamera. Rasa bangga dan terkejut bercampur. Ia mengajakku mampir ke rumahnya yang ternyata tak jauh dari kedai makannya. Ia tinggal bersama kedua temannya yang kini masih bekerja di kedai. Ia menyajikan makan malam yang begitu lezat untuk. Bak sepasang kekasih , kamu makan malam berdua dengan mesranya. Meski hanya dirumah dan bukan di restoran bintang lima , tapi aku senang. Didekatnya aku merasa tenang. Aku seperti menemukan sebagian diriku yang telah hilang. Rasanya , aku ingin selalu berdua dengannya namun .... tiba tiba Jenny muncul dipiiranku. Tapi aku, aku sangat ingin berdua dengannya.

" Ayu , bagaimana kalau kapan kapan , kita jalan jalan berdua?"

" Tentu Tuan Kuanlin , aku siap kapan pun kau mau."

" Bagaimana kalau esok malam? "

Ia pun mengangguk lalu tersenyum dengan manjanya. Hari makin malam , dan aku tak mau tetangganya berburuk sangka. Aku pamit pulang ke apartemenku. Ia melambaikan tangannya dan kami pun berpisah. Rasanya hariku makin indah saat kami berdua. Aku tak pernah merasakan hal seperti ini jika sedang berdua dengan Jenny. Aku bahkan bingung , kapan dan bagaimana bisa kami berpacaran? Apakah, aku juga seperti ini ketika pertama kali bertemu Jenny?

Keesokan harinya , Apa yang Ayu lakukan kemarin seketika menjadi trending topic di segala tempat. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa Ayu mencampakkan seorang Haris hanya demi pria biasa bernama Kuanlin. Untungnya fotoku tidak sampai beredar di social media, jadi saat itu juga , Jenny yang kebetulan sedang sarapan dirumahku , ikut tertawa terbahak.

" Rasain tuh cowok mesum! Dia kira seluruh cewek suka sama dia apa? Makan tuh ! "

Andai ia tahu siapa Kuanlin sebenarnya. Aku harus tegas! Aku harus memutuskan hubungan kami meski itu artinya aku harus menyakitinya. Itu semua agar aku tidak menyakitinya lebih jauh lagi . Namun saat aku baru saja ingin bicara, tiba tiba aku merasa aku tidak bisa mengatakannya . Menatap matanya aku tak sanggup. Apalagi mengatakannya. Kenapa aku menjadi serakah seperti ini? Ditengah lamunanku , Jenny tiba tiba mencumbu bibirku , membuatku seketika tercengang.

" pagi pagi kok melamun hmm? Mikirin apa hayo? " Alih alih menjawab pertanyaannya , kuraih dagunya lalu kulumat bibirnya. Entah apakah cinta atau nafsu yang menguasai diriku saat itu. Kami pun bercumbu . Lidah kami saling bermain dan melilit-lilit satu sama lain. Kuraih pahanya dengan kedua tanganny lalu kuangkat tubuhnya. Cumbuannya , lumatan bibirnya makin menjadi jadi. Kugulingkan ia diatas sofa , kutindih tubuh rampingya lalu kulumat dan kukecup lehernya. Ia mulai mendesah menikmati lumatan bibirku. Sambil terus mencumbu lehernya , jemariku dengan lihai membuka baju dan pakaian dalamnya. Ia sedikit tertawa sekaligus mendesah menikmati apa yang sedang kulakukan.

Kuturunkan ciumanku ke buah dada lalu kukecup dan kulumat puting susunya. Sementara dibawah sana , kugesekkan tongkat saktiku di kemaluannya. Ia mendekapku erat, mendesah menikmati permainanku. Sambil terus mencumbu buah dadanya, perlahan kubuka celananya dan ia pun dengan nafsunya mulai membuka dan membebaskan burungku dari celanaku.

Kami kembali bercumbu untuk kedua kalinya. Jemarinya dengan gemas meremas lalu mengusap usap kemaluanku dengan kencang. Jemariku segera menyusup dan menghujam kemaluannya yang basah sekencang kencang. Tak tahan dengan permainan jariku , sekejap saja ia remas , ia usap burungku sekuat kuatnya dan tiba tiba cairan cintanya tersemprot deras dari kemaluannya. Tak kusangka sekejap saja ia langsung mencapai puncak kenikmatannya. Ia memelukku erat erat dan memohonku untuk berhenti sejenak.

Sementara beristirahat , ia membiarkanku kembali mengecup lehernya. Jarinya dengan gemas terus meremes dan mengusap tongkat besarku. Ia mengaku agak geli dan takut melihat kemaluanku yang menurutnya luar biasa besar. Namun ia juga gemas dan ingin terus mengusapnya. Sayangnya , Jenny tidak suka oral sex. Padahal, menurutk she's a good kisser. Untuk kesekian kalinya , kulumat bibirnya dengan gemas dan selagi bercumbu diam diam kutusuk dan kebenamkn kemaluanku sedalam dalamnya kedalam lubang kemaluannya.

" ssshh ahhhh nggghhhh " ia mendesis dan sedikit berteriak terkejut begitu tongkat besarku menusuk lubang kemaluannya. Ia sampai menggigit bibir bawahnya , menahan betapa luar biasanya sensai yang ia rasakan. Hangat , besar dan berkedut. Ia berbisik dan mendesah seolah ia tak kuat lagi. Kutarik kemaluanku lalu kugoyangkan maju mundur menghujam kemaluannya. Ia memelukku sekuat kuatnya. Keringatnya sampai bercucuran dan ia tak kuasa menahan teriakannya. Suara hujamanku kemaluanku terdengar begitu keras. Dinding kemaluannya seperti menjepit dan memeras tongkat saktiku dengan kuat. Jemarinya mencakar cakar punggungku dan tak lama , tubuhnya mengejang dan ia kembali mencapai puncak kenikmatannya untuk kedua kalinya.

Jenny seketika lemas. Ia masih mendesah dan mengerang nikmat. Tubuhnya sudah tak kuat lagi namun kemaluanku masih ingin menjelajahi lubang kemaluannya. Wajahnya merah penuh keringat. Ia menjerit jerit kecil menahan rasa ngilu nan nikmat yang sedang ia rasakan. Tak lama , kucabut emaluanku dan kubiarkan tangannya mengusap-usap kemaluanku. Air maniku memuncrat di tangannya dan menyembur di buah dadanya yang mungil. Ia pun lega. Nafasnya masih terengah engah. Kamipun bercumbubdan berpelukan diatas sofa. Ia mengira ini akan seperti morning sex yang singkat. Namun yang terjadi justru jauh dari yang ia bayangkan.

Hari ini aku terpaksa berangkat dengan mobil karena Jenny ingin menumpang ke kantor agensinya. Ia ingin mengambil honornya yang tertunda lalu ia memutuskan berhenti. Untungnya hari ini ia memutuskan untuk istirahat di rumahnya, jadi aku punya waktu untuk jalan berdua bersama Ayu.

" Sayang, ini bukannya kamu ya? " ditengah kemacetan , ia menunjukkan satu video yang membuatku begitu tercengang. Aksi silatku kemaren ternyata sampai diupload di sosial media dan menjadi trending topik dimana-mana. Setahuku video seperti ini sangat jarang diperhatikan netizen. Namun yang membuat gempar justru karena bintang MMA muda Indonesia, Haris , mengomen videoku dan mengatakan video itu palsu. Banyak juga komen lain yang intinya , menurut mereka gerakanku itu palsu dan dibuat buat. Aku segera memarkirkan mobilku dipinggir jalan untuk menenangkan diriku. Emosiku menjadi tak terkendali. Betapa tidak , hinaan mereka seolah membuatku terlihat seperti orang bodoh.

" aduh , udah ya sayang. Diemin aja . Banyak juga kok yang muji kamu " jenny berusaha menenangkanku. Tidak bisa , jika aku diam saja. Mereka terus menghinaku. Dan Haris ini, sejak dulu aku memang tak suka padanya. Kuakui ilmu bela dirinya luar biasa namun ia dari dulu gemar menyudutkan bela diri lainnya. Ia berlaga seolah ilmu bela dirinya lah yang paling nomor satu dan bahkan ia pernah menghina mantan guru taekwondonya sendiri. Apalagi sejak kejadian kemarin di kedai makan Ayu , aku makin tidak suka padanya. Kunyalakan mobilku kembali lalu kuantar Jenny ke kantor agensinya.

Bahkan dikantor , videoku menjadi bahan pembicaraan. Temanku terkejut karena selama ini merela tak tahu aku menguasai ilmu bela diri. Sementara hujatan makin menjadi jadi. Haris tiba tiba muncul di salah satu acara Infotainment dan dengan sombongnya ia berkata

" kalo menurut gue sih itu kayak editan ya. Liat aja gerakan tangan ama kakinya itu. Logika aja mana ada orang bisa mukul secepet itu. Itu pasti frame ratenya dinaikin jadi pukulannya keliatan ngebut gitu. Kalopun itu asli ya , gua berani tantang itu yang namanya kevin buat tanding ama gue. "

Teman teman di kantor hanya diam. Mereka tak berani komentar. Sementara di sosial media orang orang terus mengejekku palsu. Saat itu juga , aku bangkit dari meja kerjaku dan langsung beranjak ke perguruan wushu. Sebenarnya aku bermaksud menemui teman teman seperguruan dan meminta mereka membuat video balasan kalau aku menerima tantangan Haris. Namun saat aku tiba , ternyata wartawan sudah disana. Perguruan Black Liong sepertinya ditutup menghindari para wartawan. Aku yang sedang terpancing segera menghampiri salah satu wartawan dan kukatakan kalau aku menerima tantangan Haris.

Mereka pun gempar. Mereka tak mengira kalau aku akan mendatangi mereka dan menjawab tantangan Haris. Mereka menghujani dengan puluhan pertanyaan namun aku segera menyingkir. Mereka mengejarku namun untungnya aku berhasil menghilang dengan cepat. Video tantanganku kembali tersebar dengan cepat. Berita tentang Ayu seketika tenggelam. Untungnya mereka tak menyadari kalau aku jugalah yang membuat Haris dicampakkan. Sungguh hari yang buruk bagi Haris, dan aku tahu sekali saat ini mungkin ia sedang marah besar. Saat berita itu heboh di TV , Jenny menelpon berulang kali. Ia membentakku dan berkata kalau aku tidak seharusnya begitu. Aku memintanya untuk tenang dan berjanji kalau ini akan berakhir secepatnya. Lalu kututup telponku dan kuacuhkan seluruh panggilan yang masuk.

Sore hari itu , aku tiba di kedai makan Ayu untuk menenangkan pikiranku. Namun kedai itu ditutup. Ia tidak disana. Aku segera kerumahnya dan ternyata ia telah menungguku disana. Mereka enggan membuka kedai karena mereka tak ingin diusik media. Kuceritakan semua masalah yang menimpaku hari ini dan ia hanya tersenyum. Berbeda dengan Jenny yang berusaha mencegahku, Ayu justru mendukungku. Ia percaya aku lebih tahu mana yang terbaik untukku sendiri. Namun ia memintaku untuk tidak terlalu memikirkan masalah itu. Karena malam ini , kami ada janji kencan berdua.

" minumlah air putih ini dahulu , agar pikiranmu lebih tenang." Kuteguk secangkir air putih yang ia sajikan untukku dan pikiranku benar benar menjadi tenang. Emosiku menurun dan pikiranku tak lagi gusar. Aku menjadi lebih tenang. Ia segera merangkul tanganku dan berbisik

" Tuan Kuanlin , ingin kemana kita malam ini?"

Tadinya aku ingin mengajaknya makan malam di suatu tempat. Namun pada kamu berjalan berdua ditaman yang tak jauh dari rumahnya. Banyak muda mudi yang berkencan disini. Banyak juga yang sekedar duduk duduk sambil bermain wifi. Sementara kami duduk berdua di kursi batu , memandangi langit yang sunyi dan penuh awan kabut. Kupandangi wajah cantiknya , dan aku merasa seperti pernah berdua seperti ini sebelumnya.

" sayang sekali ya , langitnya mendung ... " ucapnya kecewa. Langit malam yang kukenal rasanya tidak seperti ini. Namun semua orang tahu beginilah Jakarta. Aku menjadi bingung kenapa aku mengajaknya ke taman malam ini. Kalian tahu apa yang lebih lucu lagi? Sebenarnya aku dan Ayu baru mengenal beberapa hari. Namun kenapa rasanya aku merasa begitu mencintainya. Kenapa aku tahu ia lebih suka memandangi langit daripada makan malam ? Ini seperti...

" cinta pada pandangan pertama.... "

Kata kata itu terngiang di telingaku. Aku ingat seorang gadis pernah menyebut itu didepanku ketika kami sedang berdua saja disebuah taman. Tapi apakah itu ilusi ? Entahah , namun Ayu cukup nyata bagiku.

" Ayu , maaf . Aku memang baru mengenalmu. Namun entah kenapa aku merasa aku begitu mencintaimu. Tidak, bukan , aku begitu menyayangimu lebih dari apapun. Aku merasa , sepertinya aku jatuh cinta padamu waktu pertama kali kita bertemu." Wajahnya merah merona. Ia rangkul lenganku lalu ia bersandar dengan manjanya di pundak.

" aku senang mendengarnya tuan Kuanlin. Aku juga begitu. Rasanya aku sangat senang malam ini."

" namun kau harus tahu jika aku telah memiliki kekasih.... maafkan aku Ayu.."

" maafkan aku juga tuan Kuanlin. Aku tak peduli lagi apakah aku orang ketiga , atau sekedar tamu didalam hidupmu, namun melihat wajahmu saja aku sudah bahagia. Berdua denganmu bagaikan surga bagiku." Kedua mata kami bertemu. Matanya berkaca kaca. Ingin kukecup bibirnya namun tentu ada banyak orang disekitar kami.

" jika begitu , sudikah Ayu bertemu dengan kedua orang tuaku? " ia segera menatapku dengan wajah terkejut. Wajahnya makin memerah. Nafasnya terisak. Seolah tak percaya , ia pun berbalik bertanya

" Tuan Kuanlin, apakah kau baru saja melamarku?"

" ini memang terdengar gila. Namun , aku merasa , kaulah gadis yang kucari selama ini. Aku hendak meminangmu setelah pertandinganku usai."

Benar benar diluar dugaanku. Biasanya , orang membawa cincin ketika ingin meminang kekasihnya. Namun hanya bermodal cinta dan kata-kata, kulamar ia ditengah keramaian malam. Namun ia tersenyum bahagia dan mengangguk tanda menerima lamaranku. Kami pulang dengan perasaan bahagia. Saat kuperiksa lagi handphoneku, tak sadar aku telah melewatkan beberapa panggilan dari Jenny. Aku tetap mengacuhkannya sampai esok hari pun tiba.

Hatiku begitu berbunga bunga sampai aku lupa , berita tentang aku menerima tatangan Haris telah tersebar kesegala penjuru negeri. Banyak yang menertawakanku namun aku tak peduli. Bahkan orang tua kandungku mencegahku namun aku meyakinkan mereka bahwa semua akan baik baik saja. Tak lupa , aku mengabari mereka kalau setelah pertandingan ini aku ingin memperkenalkan mereka kepada calon istriku.

Siang itu , aku mendatangi Jenny di apartemennya. Ia bertanya mengapa aku tidak menjawab telponku dan mengacuhkannya semalaman. Ia juga memohonku untuk membatalkan pertarunganku karena menurutnya itu tidak penting dan justru akan membahayakanku. Seketika kupegang tangannya lalu aku berbisik

" Jen , aku dateng bukan buat ngomongin itu. Aku dateng buat ngomongin hubungan kita. " jenny pun terdiam. Nada bicaranya seketika melembut.

" hubungan kita ? Ada apa kak? " tangannya pun gemetar. Matanya mulai berkaca kaca Ia seketika gemetar seolah ia tahu apa yang akan kukatakan.

"maafin aku Jen. Tapi , aku ngerasa , mungkin hubungan kita ..... hubungan kita gak mungkin dilanjutin . Mungkin cukup sampe disini aja. Selama beberapa hari ini aku... "

" aku tahu kak ... " seketika Jenny memotong ucapanku. Air matanya lalu turun. Ia terpejam sesaat lalu ia pun menangis

" kenapa sih kakak gak bisa jatuh cinta sama aku?" aku tak mengerti apa yang ia bicarakan. Ia kemudian menutupi wajahnya dengan kedua tangannya lalu ia menangis. Aku tak berani berkata apa apa. Aku kira ia akan marah besar saat tahu aku berkencan dan hendak melamar gadis lain. Namun ia justru menangis tersedu sedu.

" Aku tahu kakak gak mungkin jatuh cinta sama aku. Tapi aku mohon, jika kakak gak bisa, aku pengen kakak ngehargain perasaan aku. Jenny mohon jangan tinggalin Jenny. Karena Jenny udah gak bisa jatuh cinta sama cowok lain. "

Aku heran apa yang begitu istimewa di dalam diriku sampai ia tak ingin berpisah. Namun singkat ceritanya , Jenny sebenarnya tahu jika beberapa hari ini aku menemui Ayu. Namun apapun yang terjadi ia tetap rela asal aku tidak meninggalkannya. Namun aku tidak bisa , aku tak ingin membuatnya terluka. Pada akhirnya aku terpaksa menyakiti hatinya karena itulah yang terbaik untuk kami berdua.

Sejak itu kami tidak pernah bertemu lagi. Terkadang aku berpikir betapa egois dan kejamnya diriku. Sudah pasti Jenny sangat menyayangiku namun aku menyia-nyiakannya. Namun aku acuhkan semua itu karena aku ada urusan dengan pria bernama Haris.

Hinaan dan cacian makin menghujaniku. Para pakar bela diri 'dadakan' bahkan membanjiri akun sosial mediaku dan bersumpah kalau aku takkan bertahan satu menit diatas arena. Namun sekali lagi aku tidak takut. Saat latihan, bahkan suhu suhu diperguruan mengatakan kalau aku seharusnya menghindari pertarungan ini karena pertarungan seperti ini tidak sesuai dengan norma perguruan mereka. Kukatakan kepada mereka jikalau aku bertarung bukan demi uang dan pujian. Aku bertarung mempertahankan harga diriku dari hinaan mereka. Jika aku menghindar , itu sama saja menunjukkan kelemahanku. Aku bersumpah akan kuakhiri semua ini dengan cepat.

Disisi lain, sejak hari itu aku merasa seperti sedang diawasi. Setiap aku keluar dari apartemen atau saat aku dijalan , aku merasa seseorang sedang mengawasiku. Bahkan saat aku berjalan berdua bersama Ayu , aku merasa ada yang memerhatikan kami. Namun mungkin saja itu Cuma perasaanku saja.

Akhirnya hari itu tiba. Pertarungan kami disiarkan secara istimewa di salah satu stasiun TV swasta. Pertarungan diselenggarakan dengan aturan 'freestyle' . Banyak orang menghinaku kerana nyaris lima tahun yang lalu , pertarungan seperti ini pernah diselenggarakan di Cina dan hanya berlangsung tujuh detik. Kemenangan petarung MMA membuat bela diri tradisional dilihat konyol oleh semua orang. Namun aku bersumpah itu akan berubah hari ini.

Haris datang di iringi alunan musik Rock yang menggelegar. Semua orang meneriakkan namanya. Teriakan menggema. Dengan gagahnya ia melangkah ke atas Arena , menatapku dengan tatapan yang merendahkan. Sorakan dan teriakan ini bagaikan 'de javu' bagiku. Telingaku berdenging. Kepalaku sempat terasa sakit namun segera kembali seperti semula. Aku merasa seperti siap menghajarnya. Kukepalkan tanganku, kukerahkan seluruh kekuatan didalam diriku .

"DING!DING!" Bell pun dibunyikan. Ia menyerangku dengan tendangan memutar namun aku segera mengelak dengan santai. Ia makin geram. Ia layangkan tendangan bertubi tubi kearahku namun aku dapat mengelak bahkan menangkisnya dengan santai. Bagiku , tendangannya terlihat lamban dan pelan. Dengan santainya , kuputar badanku lalu kuhantam kepalanya dengan pukulan memutar.

" BUK!" Haris terhuyung-huyung kehilangan keseimbangan dan kemudian terguling. Ia seketika lemas hingga tak sadarkan diri. Bell segera dibunyikan dan petugas medis segera berlarian ke arena karena Haris tak kunjung sadarkan diri. Malam berakhir dengan kemenanganku. Haris segera dilarikan ke rumah sakit. Jika ia mati , mungkin aku bisa saja dipenjara. Namun setelah dokter mengumumkan Haris masih hidup , nyawaku terselamatkan. Jika saja ia nantinya meninggal , maka aku benar benar bisa dipenjara.

Karena pendaraan otak, Haris sempat koma beberapa hari namun dokter berhasil menyelamatkan nyawanya. Untungnya sarung tinjuku meredam sebagian tenaga pukulanku. Meskipun begitu, pukulanku ditaksir beberapa kali lebih kuat dari hantaman palu , menyebabkan pendarahan otak dikepalanya. Ditayangan ulang , aku bahkan belum mengerahkan seluruh tenagaku. Orang hanya berandai andai , apa yang akan terjadi jika aku mengerahkan seluruh tenagaku tanpa sarung tinju.

Pertarungan itu bagaikan akhir dari karir Haris. Bisa bertahan hidup saja ia sudah beruntung. Ia terpaksa mengakhiri karirnya dan berpindah profesi menjadi seorang komentator. Disisi lain , namaku seketika melonjak. Aku mendapat banyak tawaran iklan , acara TV , dan jika saja aku bersedia menjadi berkarir di MMA , banyak sekali yang mendukungku . Namun aku menolak itu semua , dalam hati aku mencaci mereka. Dasar palsu. Dimataku mereka sangat hina dan menjijikkan. Beberapa hari yang lalu mereka menyanjung Haris. Sekarang mereka menyanjungku. Jika suatu hari aku bernasib sama seperti Haris , aku yakin mereka akan membuangku. Aku lupakan itu semua dan memilih menepati janjiku, memperkenalkan Ayu kepada orang tuaku.

Namun tiba tiba, Ayu menolak dengan halus. Ia bilang ia tidak ingin terburu-buru. Ia takut nantinya kedua orang tuaku enggan menerimanya. Bak tersambar petir sebenarnya aku kecewa. Namun aku tak mau memaksa. Terpaksa kuurungkan niatku itu. Aku tipikal orang yang jarang bermain-main jika berkata-kata, jadi tentu saja aku agak kecewa dengannya.

Namun aku menyembunyikannya. Kuteruskan hubungan mesra kami bahkan melebihi suami istri sekalipun. Bayangan yang menghantui benakku perlahan hilang. Aku mulai menerima kehidupan nyataku. Aku tak pernah lagi menjalan terapi karena aku merasa aku tidak memerlukannya lagi. Aku menganggap semua gambaran dipikiranku adalah petunjuk tentang masa depanku. Gadis itu adalah Ayu. Dan surga itu mungkin menggambarkan betapa bahagianya kehidupan kami di masa mendatang. Dua bulan sejak pertarungan itu , akhirnya Ayu siap bertemu orang tuaku. Ia bersedia membawa hubungan kami ke tingkat lebih serius. Kuajak ia ke rumah orang tuaku dan mereka pun langsung akrab. Ayah dan Ibuku sangat menyukai kepribadian Ayu yang sopan , santun dan penyayang. Adikku April juga menyukainya walaupun sebenarnya ia teman baik Jenny. Hari itu adalah hari paling bahagia dalam hidupku. Rasanya aku tak sabar meminangnya. Kukira cerita ini akan berakhir bahagia sesuai kehendakku. Sampai hari itu tiba dan semuanya berubah.

Pagi itu ketika aku sedang jalan pagi di hari minggu , tiba tiba saja aku mendapat panggilan dari Jenny. Karena sudah berbulan-bukan tak terdengar kabar tentangnya , jujur aku terkejut ketika ia menelponku. Namun aku sedikit senang karena memang aku ingin memperbaiki hubungan kami. Setidaknya aku tidak ingin ia terus mendiamiku. Segera saja kuangkat telepon darinya.

" Halo? Kak Kevin , aku ... aku pengen ngomong sama kak kevin boleh gak? Aku... aku tunggu di apartemen.." sayangnya belum sempat aku berkata kata ia segera menutup telponnya. Dari awal aku ragu untuk datang karena aku tak ingin Ayu salah paham. Aku meneleponnya beberapa kali namun ia tak menjawab. Akhirnya aku tak punya pilihan selain mendatangi apartemennya.

Saat aku tiba , pintu apartemennya dalam keadaan terbuka. Tentu saja aku curiga karena Jenny tak pernah membiarkan pintunya terbuka begitu saja. Pelan pelan aku masuk kedalam. Biasanya ia selalu duduk diruang tengah sambil menonton TV atau memainkan handphonenya . Namun ia tidak ada disana. Apartemennya sangat sepi dan mencurigakan. Aku panggil ia berkali-kali namun ia tidak menjawab. Sayup sayup aku mendengar suara langkah kaki di belakangku. Entah kenapa naluri berkata seseorang sedang ingin mencelakakanku. Kutarik nafasku perlahan dan waktu seolah melambat. Kudengar dan kurasakan langkah langkah kaki itu lalu secepat kilat, aku segera berbalik lalu menerbab lengan orang dibelakangku. Kubanting tubuhnya dengan jurus bantingan judo, membuat lehernya seketika patah. Pedangnya pun terjatuh. Ternyata benar ada yang ingin mencelakakanku. Tapi, bagaimana bisa aku merasakannya?

" Oniisan!!" tiba tiba aku mendengar seorang gadis berteriak dari arah kananku. Aku sempat terkejut. Aku segera menoleh ke arah kananku , dan aku melihat seorang gadis cantik tengah bergantung di langit langit apartemen Jenny.

" matilah kau!" ia lemparkan sebuah kunai ke kepalaku namun aku segera mengelak sehingga kunai itu mendarat tepat diwajah temannya yang tadinya ingin membunuhku. Astaga , sudah dua kali aku selamat dari kematian.

Gadis itu bertambah kesal. Ia segera turun dari langit langit , lalu ia cabut kusarigama (arit ninja) dari pinggangnya. Ia putar putar arit itu lalu ia lemparkan ke wajahku. Arit itu melesat secepat anak panah. Jika tak berhati hati wajahku pasti sudah terbelah dua. Namun aku kembali berhasil mengelak. Ia terus menyerangku lagi dan lagi. Tali di aritnya membuat ia dapat menyerangku diluar jangkauanku , jadi aku hanya dapat mengelak saja.

Meja dan kursi sudah terbelah dua. Entah berapa kali aku dapat mengelak sebatannya. Ilmu beladirinya juga luar biasa. Tak sengaja, Arit yang ia lempar menempel dan menancap di dinding. Ia hendak menariknya namun arit itu tersangkut. Tak kusiasiakan kesempatan itu. Aku segera melompat lalu kuterjang dadanya hingga ia terpental. Tubuhnya sempat bergetar getar dan tak lama ia pun mati. Aku segera berlari menuju kamar Jenny. Namun baru beberapa kali melangkah ....

" Panah Jiwa "

" Sreet..!" tiba tiba darah mengucur dari perutku. Tubuhku terasa seperti ditembak dari belakang. Sinar biru itu melesat menembus perutku dan menghantam dinding hingga retak. Aku tersungkur. Darah mengucur deras dari perutku. Saat aku menoleh , seorang gadis cantik melangkah mendekatiku. Ia menatapku dengan hina. Ia todongkan tongkat sihirnya ke keningku lalu ia tersenyum dengan kejinya.

" sudah kuduga mereka bukan tandinganku. Sayang sekali kau belum sekuat yang aku duga. Sebelun kau mati aku punya sedikit hadiah untukmu" Ia meracaukan mantra mantra asing ditelingaku. Tongkatnya kembali bersinar. Kepalaku menjadi sangat sakit seperti hampir pecah. Mantranya makin menggema ditelingaku. Semakin menggema , semakin sakit pula kepalaku. Aku menjerat sekuat kuatnya hingga

" Dor ! Dor ! Dor! " suara tembakan pun terdengar. Darah memuncrat dari tubuh gadis itu. Ia memuntahkan dari mulutnya dan tak lama , tubuhnya pun roboh disampingku. Sebuah kapur kuning kecil keluar dari sakunya. Segera kuambil kapur itu lalu kugenggam kuat kuat.

" tiga tiga delapan! Tiga tiga delapan!" dua anggota polisi menerobos masuk ke apartemen Jenny. Ia menyelamatkan nyawaku dari salah satu penyihir ular. Ingatanku pulih kembali. Kurasa ia baru saja mengembalikan ingatanku sebelum aku mati kehabisan darah. Namun beruntung, polisi tiba tiba muncul.

Suara perkelahian kami terdengar oleh tetangga Jenny. Ia sempat menelpon aparat dan aparat pun tiba beberapa menit setelahnya. Meski ingatanku kembali, aku kira akan mati saat itu. Aku segera dibawa kerumah sakit. Dokter mengatakan perutku seperti diterjang peluru penembak jitu. Aku beruntung masih hidup karena tembakannya tidak mengenai bagian vital tubuhku. Namun aku nyaris kehabisan darah. Andai saja di medan pertempuran , aku pasti sudah mati . Penanganan rumah sakit yang cepat dan tanggap telah menyelamatkan nyawaku. Aku sempat koma beberapa hari di rumah sakit . Tapi untungnya luka Jenny tidak terlalu parah. Namun ia sangat trauma , apalagi setelah ia tahu aku hampir mati.

Meski tak sadarkan diri, aku dapat merasakan suara tangisan Yu ji dimimpiku. Aku tersadar beberapa hari setelah kejadian itu dan ia ada dikamarku. Saat melihat aku terbangun , ia segera bangun lalu memelukku begitu erat. Ia menangis haru. Aku pun ingin menangis. Di tengah isak tangisnya ia berkata

" Tuan Kuanlin, kumohon jangan seperti ini lagi. Aku tak kuat... melihat Tuan seperti ini."

" Tenanglah Yu Ji , semua akan baik baik saja. Aku telah ingat semuanya. Tak kusangka mereka mengejar kita sejauh ini. " ia terdiam mendengar ucapanku. Tangannya lalu gemetar. Yu Ji sontak menunduk malu dan enggan menatap mataku

" Kuanlin-sama ..... disaat seperti ini , rupanya namanya lah yang kau sebut. Kau pasti... kau pasti sangat mencintainya. Ia memulangkanmu ke bumi agar Kaisar Yamamoto tidak mengejarmu. Namun aku , aku mengejarmu ke bumi karena aku berharap disini kita dapat hidup bersama. Berhari-hari aku mencari Kasumi, agar aku dapat menemukan cara untuk menyusulmu. Kasumi memberikanku kapur ajaib yang ia curi sewaktu denganmu. Bersama temanmu Qara, akhirnya kami dapat menyusulmu ke Bumi. Aku bahagia ketika aku dapat melihatmu lagi.... "

Apa? Jika ia bukan Yu Ji apa itu artinya , dia ini ..

" Yuki?"

Ia menunduk Malu. Ternyata gadis yang selama ini kupanggil Ayu adalah Yuki. Aku ingat , hari itu ketika emosiku terbakar , ia memberikan secangkir air putih untukku. Aku salah. Tidak mungkin Yu Ji sang pendekar naga hitam meninggalkan rakyatnya dan memilih hidup denganku. Ia masih disana , bertarung demi rakyatnya. Aku bisa saja menyusulnya namun ketika kulihat wajah Ayu , maksudku Yuki , apakah aku akan meninggalkannya begitu saja? Haruskah aku menyakiti seorang wanita lagi? Namun jika aku memilih tinggal di Bumi, bagaimana aku bisa tenang jika orang yang aku cintai diluar sana mempertaruhkan nyawanya. Lagipula aku bukan wanita , aku laki-laki. Tugasku adalah melindungi keluargaku.

Setelah apa yang terjadi padaku , aku tak kanq membiarkan diam begitu saja. Bukan tak mungkin mereka akan menyerangku sekali lagi. Akhirnya aku putuskan aku ingin kembali. Yuki mungkin tidak akan senang. Namun itulah pilihanku. Kugenggam tangan Yuki lalu kukatakan kepadanya kalau aku ingin kembali.

" kuanlin-sama , kurasa aku tak dapat mencegahmu. Namun ingatlah , aku kenal siapa Yamamoto ini. Rupanya memang manusia. Namun aku dapat merasakan jiwa yang sangat jahat didalamya . Jika saja ia berhasil menemukanmu , kurasa ia tidak akan main main lagi. Pendekar naga hitam memulangkanmu karena ia takkan ingin kau celaka. Tapi wajar saja jika kau ingin kembali karena kau aku tahu kau begitu mencintainya. Aku takkan membiarkan kau pergi, sebelum aku melepaskan 'jiwa yan gelap ' didalam dirimu."

" jiwa yang gelap"

Jiwa manusia memiliki dua sisi . Mereka menyebutnya 'Yin dan Yang 'atau sisi gelap dan sisi terang Umumnya , setiap manusia memiliki energi ' Ying dan Yang ' yang seimbang. Namun saat kewarasan Yuki kembali , ia dapat merasakan jiwa yang sangat gelap yang tertidur didalam diriku. Yin atau jiwa yang gelap didalam diriku , nyaris menelan semua Yang yang tersisa didalam diriku. Apa penyebabnya , sayangnya Yuki pun tidak tahu. Ada banyak teori apa yang akan terjadi jika Yang didalam diri manusia benar benar habis. Ada yang bilang aku akan menjadi manusia yang amat jahat, ada juga yang mengatakan kalau segala hukum alam takkan bisa mempengaruhiku. Orang Timur percaya seseorang yang kehilangan energi Yang akan memiliki kekuatan sekuat iblis bahkan lebih menakutkan lagi. Mereka dapat hidup ribuan tahun dan seluruh senjata manusia bahkan dewa sekalipun tidak akan mampu melukainya. Sebagai seorang siluman yang merupakan keturunan langsung dari iblis , Yuki mampu menghapus seluruh Yang didalam diriku. Namun ia yakin , cinta dan kasih sayang sayang didalam diriku , akan mencegahku berubah menjadi iblis.

"lakukan ... " Yuki lalu mengambil secangkir air putih. Ia sayat sedikit nadinya dengan kukunya lalu ia teteskan darahnya ke air putih itu. Ia tiupkan sedikit mantra agar air itu terasa manis seperti teh. Kuminum air yang sangat hitam itu hingga habis. Kukira akan terjadi ledakan , atau tubuhku akan mengeluarkan asap namun sayangnya aku tidak merasakan apa apa. Yuki lalu menunjuk bekas lukaku dan memperlihatkan jika lukaku telah sembuh. Sebenarnya butuh beberapa hari lagi agar kondisiku membaik namun tiba tiba saja aku sudah merasa segar. Sayangnya selain itu, aku tidak merasakan apa apa. Yuki bilang untuk mengetahui seberapa meningkat kekuatanku , aku harus mengujinya sendiri. Namun saat ini , nyaris tidak ada senjata yang dapat melukaiku.

Kami meninggalkan rumah sakit malam itu juga. Mereka tak percaya dengan apa yang terjadi denganku. Tanpa sepatah kata pun , kami pergi tanpa Jenny dan orang tuaku. Ingatan Jenny ternyata juga telah dikembalikan. Namun Yuki tidak dapat mengembalikan ingatan april. Hanya penyihir ularlah yang dapat melakukannya. Dan mereka hanya mengambalikan ingatanku dan Jenny karena mengira rencana mereka akan berhasil.

Aku menghitung berapa bulan berlalu sejak aku tersadar bersama Jenny , hingga aku mendapatkan kembali ingatanku. Sembilan bulan telah berlalu. Apa yang telah terjadi selama sembilan bulan ini? Semoga saja semuanya baik baik saja. Semoga aku masih bisa bertemu dengannya. Aku bisa saja kembali ke planet Xi saat ini juga dengan kapur ajaib yang kucuri. Namun tak semudah itu , aku harus mencari tahu keberadaan Yu Ji. Aku dan Yuki berusaha melacak keberadaannya dengan mantra mimpi. Dahulu , ketika aku terjebak di pemandian nona Yuki , mantra ini berhasil menunjukkan kalau Yu Ji dan Ellis baik baik saja. Ketika Yuki melacak keberadaanku di Bumi , mantra ini juga berhasil. Namun ketika kami mencoba melacak dimana Yu Ji , mantra ini gagal , aku tertidur namun bukan Yu Ji yang muncul di mimpiku, melainkan hanya mimpi biasa. Yuki tak mengerti apa yang telah terjadi jadi. Jika mantra ini tidak berhasil maka bisa saja orang yang kita cari memiliki mantra yang membuat ia tidak dapat dilacak atau yang paling buruk, ia sudah mati. Tentu saja aku tak percaya. Aku yakin Yu Ji masih hidup jadi kurasa aku harus mencarinya sendiri di planet Xi.

Tak lama , aku terpikir bagaimana jika kugunakan mantra ini untuk melacak dimana Ellis? Yuki pun setuju dan kami memulai ritual sekali lagi. Aku berhasil melihatnya di Istana BeiYuan. Ia duduk di kamarnya , menyendiri tanpa seorang pun di sekitarnya. Aku segera terbangun dari tidurku. Mungkin lebih baik jika aku menemui Ellis lebih dahulu. Sebelum pergi , Yuki mengingatkan walaupun tubuhku kebal , walaupun kekuatanku berlipat ganda , bukan berarti aku tidak bisa mati. Yuki hanya menyempurnakan kekuatanku saja. Manusia sesakti kaisar Yamamoto masih bisa membunuhku , walaupun tidak semudah dahulu. Beruntungnya , kekuatanku masih dapat terus berkembang jadi aku bisa saja menjadi sekuat Dewa. Dan yang terakhir , Yuki mengatakan kalau aku harus sebisa mungkin menjaga diriku. Seseorang yang memiliki jiwa yang gelap , memiliki hati dan emosi yang lebih sulit dikendalikan daripada manusia biasa. Aku harus dapat mencegah diriku sendiri. Jika tidak bukan tak mungkin aku justru menjadi seperti Xuan Luong dan Yamamato.

Akhirnya sudah saatnya aku kembali. Yuki terlihat sedih. Aku meyakinkannya kalau aku tak akan melupakan kenangan saat aku bersamanya. Aku akan mengingatnya sebagai Ayu, kekasih cantikku di Bumi. Ia pun gembira. Ia lebih suka nama Ayu. Ia menangis gembira. Kami bercumbu untuk yang terakhir kalinya sebelum berpisah. Ia bilang ia akan tetap menjaga keperawanannya sampai aku kembali ke Bumi. Ia berjanji akan menjaga April dan keluargaku bersama Qara selama aku pergi. Tak lupa , ia memberikan kulangnya yang dulu pernah ia berikan kepadaku. Sebelumnya Ellis menarik kalung itu dari leherku dan mengembalikannya kepada Yuki.

Kubuat lingkaran di kamarku dan seketika lingkaran itu bersinar dan menjadi pintu menuju planet Xi. Aku dapat melihat wajah cantik Ellis dan rambut Birunya. Ia masih menunduk dan tidak menyadari jika aku telah berada tepat diseberangnya. Aku melangkah kesana dan saat tubuhku telah berada di planet Xi, lingkaran itu mulai menu. Aku masih bisa melihat wajah Ayu yang menangis haru saat ia harus melepasku. Lingkaran itu menutup dan petualangku yang tertunda, detik ini dimulai kembali.