Song Ran buru-buru berkata pada Gu Jingxing di ujung telepon, "Nanti kita bicarakan saat bertemu, oke? Aku akan menutup teleponnya. Dah…"
Tut...
Gu Jingxing tersentak saat mendengar nada telepon yang diputus, lalu ia mengulurkan tangannya untuk memegang tembok. Gadis ini benar-benar membiarkan Gu Jingxing terus tidak enak makan dan tidak bisa tidur selama dua hari, lalu menyebutkan soal pernikahan. Gu Jingxing pun berpikir, Jadi, apakah dia kencan buta? Jadi, apakah dia cukup puas dengan calon yang lain itu?
Gu Jingxing bukan orang yang khawatir kehilangan. Namun, hatinya saat ini sedang kacau. Ia tiba-tiba menyesal sudah menelepon Song Ran. Akan lebih baik untuk menjaga kehangatan yang diberikan Song Ran malam ini, kemudian menjalani beberapa hari ke depan dengan tenang.
Song Ran meletakkan gagang telepon dengan lembut, kemudian mengendap-endap menaiki tangga untuk melihat Shen Mengfang yang sedang diam-diam berdiri di sudut.
"Apakah Bibi Shen sedang menguping pembicaraan di telepon?" Song Ran berteriak tiba-tiba hingga membuat Shen Mengfang terkejut dan mengeluarkan keringat dingin.
hen Mengfang menenangkan diri dengan cepat. Satu tangannya berkacak di pinggang dan tangan lainnya menunjuk Song Ran, "Apa yang gadis kecil ini bicarakan? Aku haus dan mau turun untuk mengambil air."
Song Ran mengedikkan bahu dan tersenyum, "Bibi Shen, jangan salahkan aku karena curiga. Setelah kau berpikir untuk memasukkanku ke dalam lubang api keluarga Yao, keraguanku juga masuk akal, kan?"
Shen Mengfang sangat marah sampai ia mengulum pipinya sendiri. "Xiaoran, kau benar-benar salah paham soal masalah ini, tapi ini memang salah Bibi Shen yang tidak bertanya. Lain kali, tidak akan terjadi hal seperti itu lagi."
Song Ran meletakkan tangannya di dada, lalu tiba-tiba mendekat ke telinga Shen Mengfang dan berbisik, "Hidupku sangat penting, jadi Bibi Shen tidak perlu mengaturnya. Jika kau berani memisahkan aku dengan Gu Jingxing, aku tidak akan melepaskanmu."
Shen Mengfang hanya ingin bergegas ke kamar tidur kemudian mengadu pada Song Guoqing karena gadis itu mengancamnya. Namun, ketika ia melihat bahwa Song Ran kembali memasang ekspresi tidak berdosa, ia langsung menggeleng dalam hati. Gadis kecil ini benar-benar tidak mudah. Lain kali, tidak bisa menggunakan cara anak kecil untuk berurusan dengannya, batinnya.
Mata Shen Mengfang berkedip dan ia berkata, "Xiaoran, Kau benar-benar salah paham dengan Bibi Shen. Aku rasa Pimpinan Gu lumayan bagus."
Song Ran menggeleng dan langsung berbalik. Ayahnya tidak ada, jadi ia terlalu malas untuk memedulikan wanita ini. Shen Mengfang menggertakkan gigi dan menatap punggung Song Ran sambil diam-diam membatin, Aku harus lebih sabar. Dia hanya gadis yang baru berusia delapan belas tahun. Apa yang perlu ditakutkan? Suatu hari nanti, aku akan mengalahkan gadis arogan ini.
———
Keesokan harinya, Song Ran bangun pagi-pagi sekali dan naik taksi ke Taman Rakyat sendirian. Ia berjalan ke loket dengan sedikit cemas sambil memegang toples prem Yanjin di tangannya. Bibi penjual tiket bahkan baru saja mengenakan pakaian kerjanya dan mulai bekerja. Meskipun bukan hari libur, hari ini masih pagi-pagi sekali dan hanya Song Ran yang sendirian di loket tiket yang kosong. Seorang bibi paruh baya yang berusia sekitar empat puluh tahun dan berambut keriting pendek duduk dan melirik Song Ran dari jendela kecil loket tiket dan bertanya, "Gadis kecil, apakah kau ingin membeli tiket?"
Song Ran menyerahkan selembar uang sepuluh Yuan dengan ragu, "Begini, Bibi, bisakah kau membantuku?"
Bibi yang terlihat cantik itu pun bertanya, "Apa yang bisa aku bantu?"
"Begini. Aku ingin membeli dua tiket, tapi bukan untuk hari ini, melainkan untuk besok. Uangnya aku berikan padamu lebih dulu, lalu besok aku akan datang bersama pacarku. Pacarku akan membeli tiket padamu, tapi tolong berpura-puralah seakan dia memenangkan hadiah. Misalnya, dia adalah turis ke-100.000 tahun ini, jadi katakanlah bahwa tiketnya gratis. Bagaimana menurutmu?"