5 dave.pov

carlie budiman, si tua pemilik restoran itu, bagaimana bisa orang ini sukses dengan restoran itu tanpa backingan apapun dari siapapun, sama sekali tidak ada catatan tentang orang ini di dunia hitam, benar-benar bersih.

"sumpah ni orang bikin gue stress gimana bisa dia sebersih itu? emang dia malaikat?" gerutu diego kesal. pasalnya setelah mendengar rencanaku kemarin dia begitu antusias karena dia sangat menyukai restoran itu, bukan hanya dia, tapi hampir semua orang yang mampir kesana aku yakin akan suka dengan restoran itu.

walaupun brada di wilayah perkotaan, restoran itu tidak berdiri tepat di pinggir jalan. restoran itu masuk sekitar 50 m dari jalan raya, dengan pepohonan rindang di sekelilingnya, dengan bangunan bergaya modern ada area indoor dan outdoor dengan rooftop yang indah dimalam hari.

"gimana dave, mau pake cara biasa?" tanya diego.

"gak, gue gak setuju, proyek ini terlalu suci buat dinodai, pake cara sehat" kataku, aku kembali memeriksa data-data mengenai carlie budiman untuk ke sekian kalinya.

"yakin mau pake cara sehat? lo mau nyuruh siapa? orang-orang kita gak terlalu ahlipake cara kaya gitu, pada akhirnya juga pake cara kotor, apa lo mau gunain orang perusahaan kita yang gak tau apa-apa itu? gue gak yakin sama kemampuan mereka"kata diego. lalu kulihat sesuatu yang menarik dari data-data tersebut.

"lo tau, gue pikir gak akan sulit kerjasama sama carlie budiman, tapi... gue gak mau itu, kerjasama gak nambah kekuasaan gue, gue mau jadi penguasa seutuhnya, tapi akan susah banget buat mencapai itu tanpa cara kotor" ujarku.

"jadi... lo mau tetep pake cara biasa?" tanya diego. aku menyunggingkan senyum.

"Gak juga, cara ini gak sekotor itu, tapi juga gak bisa dibilang bersih" kataku. diego hanya mengerutkan kening.

"maksud lo?" tanyanya. aku memberikan data itu pada diego dan berjalan pergi.

clara budiman, kamu adalah tiketku.

avataravatar
Next chapter