232 II-Emo et Ampera

Haikal hanya bisa tersenyum memandangi Adri yang menumpukan wajahnya dengan kedua tangan di pembatas jembatan Ampera. Sudah sekian menit lamanya Adri seolah terbuai dengan pemandangan Sungai Musi yang membentang luas di bawah. Diajak mengitari sungai dengan perahu, Adri menolak. Katanya Ia sudah lama tak jalan-jalan di landmark sebuah kota di malam hari. Oh jelas, Ia sangat sibuk setelah kembali ke Indonesia.

"Gimana Dri? Seneng gak jalan sama Saya?!" Haikal sedikit mengeraskan suaranya akibat terpaan angin yang cukup kencang, juga banyak orang berlalu lalang di belakang mereka.

Adri menoleh, "Sure. Thanks to you. Saya benar-benar butuh penyegaran pikiran seperti ini!" jawabnya, tak kalah meninggikan suaranya.

Haikal lantas mendekatkan jarak mereka, agar berbicara lebih jelas, "Anyway, apa Saya masih punya utang penjelasan ke Kamu?" tanyanya.

"Oh, soal Kak Haikal marah atau enggak?"

Haikal mengangguk.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter