webnovel

Terima kasih sayang.

Dalam perjalanan, Elang menceritakan semua kejadian itu pada nenek dan kakek mereka, mulai dari Ayahnya datang membawa perempuan itu, sampai ayahnya menyuruh ibunya pindah ke kamar belakang, sehingga membuat ibunya ngamuk, akhirnya ayahnya menyeret ibunya keluar rumah, dan mengusirnya. Neneknya menangis... menyesali sikap anaknya, kenapa anaknya bisa sampai seperti itu, padahal dulu dia yakin putranya sangat mencintai Nisa.

Nenek Elang juga merasa amat menyesal, karna dia tak hanya sekali memergoki putranya berjalan dengan wanita lain dalam beberapa tahun terakhir, terlebih sejak Nisa mulai melar, tapi dia sudah memberi tau putranya , Nisa seperti itu karna keadaan, dan jika Nisa tidak lagi terlalu terikat dengan anak mereka, Nisa akan bisa merias diri kembali, dan meminta Andra untuk bersabar dalam waktu itu. Putranya mengiyakan perkataan ibunya.. tapi ternyata sekarang ulah putranya sudah keterlaluan, andaikan hal ini terjadi padanya, mungkin beliau juga tak akan bisa memaafkan suaminya.

...

Sementara di tempat Andra, laki-laki itu amat kesal, kenapa orang tuanya bisa sampai kerumahnya, malah tanpa memberi tau terlebih dahulu. Ibunya dulu juga pernah mengancam, jika dia melakukan selingkuh lagi, Ibunya akan mengambil tindakan tegas, dan akan mendukung Nisa, meski nantinya Nisa tidak tahan dengan perlakuan Andra, dan berkeinginan untuk membebaskan dirinya dari ikatan mereka.

Dia benar-benar tidak ingin melepaskan istrinya itu.

.....

Sesampai di tempat Niasa, Ibu Andra langsung memeluk menantunya, dan meminta maaf atas kesalahan putranya.

Nisa memang sangat menyayangi ibu mertuanya ini, karna beliau benar-benar memperlakukan Nisa seperti putri kandungnya, tidak seperti menantunya, Ibu mertuanya bahkan sering membelanya dari pada membela putranya, hal ini mungkin dikarenakan dari ketiga menantunya hanya Nisa yang memberikan beliau cucu.

Dan sekarang.. Nisa benar-benar begitu cantik, berbeda dengan tiga bulan yang lalu ketika beliau berkunjung, Nisa sangat berantakan.

" Ibu... maafkan aku, aku tak bisa lagi bertahan" Kata Nisa sedih.

Ibu mertuanya tak bisa lagi berkata apa -apa, hanya pandangan sedihnya yang seolah-olah tak rela jika Nisa tak jadi menantu nya lagi, tapi dia juga tidak tega wanita sebaik Nisa selalu menderita.

" Ibu tak bisa memaksamu, tapi ibu berharap kamu tak meninggalkannya. " Jawab Ibu itu.

Nisa sesaat menarik nafas panjang, seolah -olah ingin melepas lelah di hatinya. lalu dia berkata lagi.

" Seorang istri harus patuh dan taat pada suaminya, jika tidak, dia akan berdosa, aku sudah terlalu sakit hati , Ibu.... bagaimana mungkin aku bisa mematuhinya" Jawab Nisa lagi.

Ibu mertuanya paham.. Nisa tak ingin berdosa karna tidak patuh pada suaminya.

" Tapi kamu tak akan membenci kami kan? " Kata Ibu itu sedih.

" Tak akan.. Ibu dan ayah adalah mertua yang sangat baik, aku sangat beruntung pernah menjadi bagian dari keluarga ini. " Jawab Nisa lagi.

"Andaikata.. dia benar-benar berubah.. maukah kau kembali padanya? " Pinta Ibu itu penuh harap. Nisa tak bisa menjawabnya, yang jelas, saat ini hatinya tercabik-cabik mengingat kejadian itu.

Melihat Nisa yang hanya terdiam.. Ibu itu membelai punggungnya seolah-olah mengatakan agar 'kamu harus kuat, kami mendukungmu'.

Nisa melihat ketiga anaknya, lalu dia tersenyum dan merentangkan tangannya, ketiga putranya berlari memeluknya.

Nisa membawa ke tiga putranya ke kamar yang telah disediakannya, lalu mengemas barang-barang mereka. Nisa berencana akan memindahkan Elang dan Ringgo ke sekolah yang lebih dekat, sementara Angga bisa di taroknya di tempat penitipan anak yang berada di dekat kantornya, jadi.. setelah Elang dan Ringgo pulang sekolah, bisa diantarnya ke tempat penitipan tersebut sampai waktunya Nisa pulang kantor.

Ibu, Ayah.. malam ini tidur saja di kamarku.. aku akan tidur di kamar belakang" Kata Nisa, dia akan tidur di kamar yang paling kecil, karna tak akan membiarkan mertuanya balik hari ini, meskipun tempat mereka tidak terlalu jauh.

.....

Pagi harinya, Nisa telah menyiapkan semuanya, mulai dari menyiapkan makanan, anak-anaknya, dan dirinya sendiri . Tak luoa dia juga akan membawa bekal untuk Aditya, karna laki-laki itu tidak datang tadi karna dia tidak menelfonnya.

Mertuanya pun tak ingin berlama-lama di sana, beliau ingin menjelaskan permasalahan ini dengan anaknya kembali.

Begitu keluar apartemen nya, Adit kaget, karna di saat bersamaan Nisa dan keluarganya juga keluar, karena tak ingin menimbulkan permasalahan bagi Nisa, Adit bersikap cuek padanya. Nisa sedikit heran melihat tingkah Aditya pagi ini.

...

Setelah mengantar ke dua anaknya ke sekolah, dan mendaftarkan putra bungsunya ke tempat penitipan anak yang ada di dekat kantornya, Nisa kembali ke kantor, karna Adit bersikap aneh pagi ini, Nisa agak takut untuk menyapa Aditya, tiba-tiba Adit mendekatinya dan bertanya..

"Apa kau sudah mendapatkan putra - putramu kembali? "

" Ya.. Alhamdulillah.. " Kata Nisa tersenyum. Senyum itu amat manis, membuat Adit terpesona.

" Alhamdulillah ya Allah... " Kata Aditya lega.

" Kenapa pagi tadi kau mendiamkanku? " tanya Nisa lagi.

"Tak mungkin aku akan memperlihatkan ke akrabanku padamu didepan keluargamu, itu akan menjadi masalah untukmu. " Jawab Aditya. Nisa pun paham alasan Aditya, dia juga tak ingin, keluarganya berfikiran dia ingin bercerai karna mempunyai pria lain, padahal dia ingin berpisah karna tak mungkin lagi akan hidup bersama, bukan karna ada Aditya.

Meskipun Aditya tak hadir dalam kehidupannya, dia juga tak akan mungkin untuk bertahan lagi, setelah apa yang dilakukan Andra padanya.

"Oh ya kau belum sarapan bukan? Aku membawakan sarapan untukmu. " Kata Nisa sambil memberikan bekal pada Adit.

"Terima kasih Sayang.. " Kata Adit terharu, tanpa sadar.

Nisa kaget mendengar itu, akhirnya Aditya tersadar akan perkataannya.

"Maafkan aku" Katanya lagi dan kembali ketempatnya sambil membawa bekal yang di berikan Nisa.

.........

Ketika Andra akan ke kantor, dia melihat kedua orang tuanya kembali ke rumahnya. setelah mereka turun dari mobil, Ibunya berkata.

" Kami akan di sini, jadi.. setelah pulang kantor, kau langsung pulang, kami ingin membicarakan sesuatu. " Kata Ibunya.

Keisya terlihat cemas, dia tak dapat membayangkan akan bersama dengan kedua orang tua Andra seharian ini.

Next chapter